Kasus Penghinaan Terhadap Nabi Di India, Umat Islam Merindukan Perisai Umat Penjaga Agama

Opini1627 Views

 

Oleh: Nurul Ul Husna Nasution, Mahasiswi UMN Al-Washliyah

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Penghinaan kehormatan Islam dan kaum muslim kembali terjadi. Pekan lalu politisi dari negeri Bollywood menghina Nabi Muhammad SAW sebagaimana dilansir dari republika, Sabtu (11/6/2022).

Bentrokan antara umat Hindu dan Muslim di India Timur memakan korban dua remaja pada Jumat (10/6/2022). Bentrokan ini buntut dari pernyataan menghina yang dilakukan pejabat Bharatiya Janata Party (BJP) terhadap Nabi Muhammad SAW.

Penghinaan terhadap Rasulullah terus berulang dalam sistem sekuler. Hal ini tentu saja memicu kemarahan kaum muslim karena Nabi yang dicintai umatnya melebihi orangtuanya tersebut mendapatkan penghinaan.

Penghinaan ini bukan dilakukan oleh masyarakat biasa melainkan seorang politikus muda India, Nupur Sharma, dalam sebuah acara debat di stasiun televisi.

Betapa banyaknya penghina kehormatan Islam baik dari masyarakat biasa hingga orang yang berpendidikan tinggi terus bermunculan. Sangat disayangkan kericuhan yang terjadi di India berujung jatuhnya korban dari puluhan muslim yang terluka dan dua pemuda syahid.

Berbagai kecaman dilontarkan dari negeri-negeri muslim terutama Indonesia sebagai negeri mayoritas Islam atas peristiwa tersebut. Tidak hanya itu aksi ini diikuti demo hingga anjuran pemboikotan terhadap produk dari India.

Namun, sejatinya semua itu seolah pencitraan yang akan hilang tanpa adanya tindakan yang tegas. Negeri-negeri kaum muslim tidak bisa bertindak untuk bersatu melawan jika terjadi hal serupa karena nasionalisme menjadi pembatas persatuan kaum muslim di seluruh dunia.

Tak heran, negeri muslim yang mayoritas Islam pun masih banyak ditemukan penista agama konon lagi negeri yang notabenenya minoritas Islam seperti di India menjadi sasaran empuk tanpa perlindungan dari pemerintah setempat.

Hal ini diakibatkan Islamophobia kian tersebar di seluruh penjuru negeri yang melahirkan para penista dan menyebarkan hingga tersuntik kepada kaum muslim itu sendiri. Maka, penghinaan terhadap kehormatan Islam seolah tak akan ada habisnya seperti kata pepatah mati satu tumbuh seribu. Penistaan hingga penindasan terhadap kehormatan kaum muslim akan terus berulang dan berulang dengan orang yang berbeda.

Beragam tindakan protes dan boikot tidak mampu hentikan kecuali oleh negara yang berbasis syariat dan memiliki kekuatan untuk menggentarkan rezim Hindu radikal di India. Kehormatan Islam dilecehkan tanpa rasa bersalah, tanpa ada pembelaan oleh negara negara Islam bahkan dunia bungkam membisu. Ini sekaligus menambah rentetan masalah umat Islam, ketika hidup tanpa pelindung dan tanpa perisai (Junnah) dalam satu kesatuan kepemimpinan Islam. Sehingga hukuman pun lemah tanpa adanya tindakan yang tegas dan menjerakan.

Inilah akibat penerapan sistem sekuler-kapitalis yang diterapkan di seluruh negeri tak terkecuali negeri muslim. Di mana sistem sekuler –kapitalis ini telah memisahkan agama dari kehidupan baik pada diri individu, keluarga, masyarakat hingga negara menjadikan rapuhnya kesatuan dan persatuan umat muslim.

Dengan meninggikan berbagai kebebasan seperti kebebasan berkeyakinan, berkepemilikan, berekspresi hingga berpendapat membentuk para penista yang keblabasan berujung penghinaan terhadap Islam dan membangun Islamophobia.

Maka, terbukti umat Islam yang hidup dalam bedeng bedeng negara bangsa dengan sekat nasionalisme tak mampu menghadirkan perlindungan pada setiap tetes darah dan kehormatan umat Islam.

Namun, akan berbeda jika yang dijadikan panduan dalam menetapkan hukum adalah Islam. Dalam Islam, fenomena penista agama tidak akan berulang baik dalam Negara Islam itu sendiri maupun di luar Negara Islam.

Dilihat dari sejarah pada masa Kekhilafahan Utsmani yang dipimpin oleh Abdul Hamid II yang mengetahui adanya teater di Paris tentang pertunjukan yang niatnya menghina Nabi Muhammad SAW.  Pertunjukan drama itu diberhentikan segera setelah menerima surat ultimatum atas penghinaan Baginda Rasul yang akan memicu kemarahan umat Islam. Sungguh sangat luarbiasa kepemimpinan dalam Islam yang bertindak dengan tegas.

Bagaimana mungkin umat Islam bisa diam saja ketika yang dihina adalah sosok yang agung nan dicintai sedangkan belum sempurna keimanan seseorang bila masih ada kecintaan yang melebihi kecintaan kepada Baginda Rasul. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW yang artinya, “Belum sempurna iman salah seorang di antara kalian sampai ia menjadikan aku lebih dicintai daripada orangtuanya, anaknya dan segenap manusia.” (HR al-Bukhari).

Sehingga terkait hukuman bagi penghina Rasul dalam negara Islam akan membuat jera dan jika ada yang berniat melakukannya maka dia akan berpikir seribu kali karena konsekuensi yang diterima bagi para penista adalah hukuman mati.

Syaikhul Islam menukil keterangan ulama lainnya. Al-Khithabi mengatakan, “Saya tidak mengetahui adanya beda pendapat di kalangan kaum muslimin tentang wajibnya membunuh penghina Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Sementara Muhammad bin Syahnun juga mengatakan, “Para ulama sepakat bahwa orang yang mencela Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menghina beliau statusnya kafir dan dia layak untuk mendapatkan ancaman berupa adzab Allah. Sebagaimana dalam firman Allah SWT., yang artinya “Orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih.” (QS at-Taubah: 61).

Hukumnya menurut para ulama adalah bunuh. Siapa yang masih meragukan kekufurannya dan siksaan bagi penghina Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berarti dia kufur.” (as-Sharim al-Maslul).

Maka, jelas hukuman bagi penghina Rasul dari kalangan para ulama sepakat (ijma’) bahwa orang yang menghina Nabi SAW, layak mendapat hukuman mati. Allah SWT juga berfirman:

“Sungguh orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah melaknati mereka di dunia dan di akhirat serta menyediakan bagi mereka siksaan yang menghinakan.” (QS al-Ahzab: 57).

Seharusnya dari kejadian ini dapat menguatkan dorongan kepada kaum muslim untuk bersatu membangun kekuatan politik Islam dalam satu kepemimpinan yang diwariskan Rasulullah yang akan melindungi kehormatan umat Islam. Wallahu’alam Bishawab.[]

Comment