Kasus Bunuh Diri Pada Anak Semakin Miris

Opini118 Views

 

Penulis : Rantika Nur Assiva | Mahasiswi, Jurnalis

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Bunuh diri di era modern saat ini tidak lagi dianggap sebagai hal tabu bahkan menjadi solusi akhir terhadap masalah yang tak kunjung selesai. Meskipun pada faktanya, permasalahan yang dialami tersebut tidak terlalu berat dan masih bisa diatasi dengan cara lain.

Kasus bunuh diri di negeri ini begitu meningkat dari waktu ke waktu. Tidak hanya terjadi di kalangan dewasa dan remaja, bahkan terjadi pula di kalangan anak-anak. Hal ini tentu membuat kita semakin miris.

Sebagai contoh kasus seorang bocah di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, sebagaimana ditulis laman detik.com (23/11/2023) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam kamarnya. Aksi nekad bocah SD itu diduga karena dilarang bermain HP oleh ibunya.

Kasus ini harus menjadi perhatian mengingat usia anak yang sangat belia. Apalagi mulai menjadi fenomena di tengah masyarakat. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan di antaranya apa yang menjadi penyebab bunuh diri, sumber anak mengetahui cara bunuh diri, dan juga kondisi mental anak-anak.

Selain itu, dilansir dari rri.co.id, pemerintah mencatat, setidaknya ada 20 kasus bunuh diri anak-anak sejak Januari 2023. Hal itu disampaikan Deputi bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Nahar.

Nahar mengatakan bahwa para korban bunuh diri merupakan anak-anak berusia di bawah 18 tahun. Menurutnya, kebanyakan mereka bunuh diri disebabkan oleh depresi.

“Catatan kami tahun 2023 saja kasus bunuh diri anak sudah sampai di angka 20 kasus. Penyebab, ada depresi, dugaan perundungan, dan banyak penyebabnya,” kata Nahar kepada wartawan di Kantor KemenPPPA Jakarta, Jumat (10/11/2023).

Makin banyaknya kasus bunuh diri, ini menunjukkan ada kesalahan dalam tata kehidupan, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun negara. Kepedulian terhadap kondisi kesehatan mental masih kurang dan terbilang abai.

Mengetahui dan memahami tumbuh kembang anak adalah hal utama yang harus dilakukan oleh orang tua. Karena dengan mengetahui hal tersebut,  jika terjadi permasalahan di kemudian hari –  orang tua sudah mengetahui solusi atau tindakan apa yang harus dilakukan.

Sebagaimana Islam memperhatikan tumbuh kembang dan menjaga kekuatan mental anak melalui pendidkan yang berkualitas. Membuat kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dan usia anak. Juga memperhatikan apa yang dibutuhkan anak.

Islam memiliki sistem pendidikan yang berbasis akidah dan mampu melahirkan generasi hebat dalam berkarya, kuat iman dan kuat mental.

Jika anak memiliki akidah yang kuat maka akan melahirkan kepribadian yang baik dan semangat juang yang tinggi serta tidak mudah berputus asa apalagi sampai memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Wallahu a’llam bissawab.[]

Comment