RADARINDONESIANEWS. COM, JAKARTA – Persoalan pendidikan di tanah air semakin kelam dengan banyaknya pelajar yang tersangkut kasus narkoba.
Sebagaimana diungkapkan Polresta Bogor dalam laman detik.com (28/4/2019) yang menangkap 2 pelajar SMK dan 2 mahasiswa terkait kasus narkoba dengan beberapa paket ganja dan 0,70 gram sabu disita.
Berdasarkan pemeriksaan, 2 pelajar berinsial PS dan AN tersebut masih bersekolah di kelas 1. Keduanya ditangkap di lokasi berbeda. Dari tangan keduanya, polisi mengamankan barang bukti berupa 5 paket kecil berisi ganja seberat 53 gram.
Pengguna dan pengedar narkoba akan dijerat dengan UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman paling singkat 6 tahun dan maksimal 20 tahun penjara.
Buah pendidikan kapitalisme
Sudah jelas bahwa saat ini pendidikan di Indonesia menganut sistem kapitalisme sekuler yang berorientasi dan menitikberatkan pada nilai nilai akademis, penguasaan sains dan teknologi semata.
Sistem pendidikan kapitalistik sekuler ini hanya mementingkan nilai manfaat dan nilai guna sehingga peserta didik dituntut untuk selalu pandai dalam bidang apa pun. Ukuran prestasipun hanya pada nilai-nilai akademis saja.
Peserta didik hanya dicetak untuk menjadi “boneka” yang menguntungkan para kapitalis, dan tanpa melakukan perbaikan positif untuk masyarakat luas.
Terlebih lagi, kapitalisme sekuler memisahkan agama dari kehidupan. Peserta didik yang hanya tahu hura-hura, senang-senang, kongkow sana-sini, bahkan sampai pada penyalahgunaan narkotika dan seks bebas akibat kurangnya penanaman iman di sekolah. Pelajaran agama hanya sebatas pengetahuan teori tanpa implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik yang dihasilkan jauh dari nilai nilai moral dan ketaqwaan, berakhlak mulia dan berkarakter islami. Peserta didik tidak kenal halal-haram. Bahkan guru dan orang tua dapat berbuat curang karena prestasi akademis yang menjadi tolak ukur keberhasilan peserta didik.
Islam solusi tuntas
Peserta didik yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan berkarakter islami serta menguasai bidang akademis, sains dan teknologi hanya bisa didapat dengan sistem pendidikan islam.
Sistem pendidikan islam menjadikan akidah islamiyah sebagi pondasi dasar. Peserta didik yang memakai tolak ukur halal-haram dalam hidupnya, bukan hanya tahu sebatas teori tapi juga penerapannya baik untuk diri sendiri maupun masyarakat luas.
Setiap tindakan dan perbuatan nya terarah, dan mengaitkan setiap perbuatan pada ketaqwaan dan keimanan.
Jika kedua hal tersebut disandingkan, maka akan dihasilkan peserta didik yang selain bertaqwa kepada Allah, berakhlak mulia dan berkarakter islam serta cakap dan berkualitas dalam bidang penguasaan sains dan teknologi.
Untuk itu negara bertanggung jawab penuh pada bidang pendidikan. Negara wajib menyediakan layanan pendidikan gratis, gedung-gedung kampus dan sekolah, serta seluruh sarana dan prasarana yang diperlukan.
Peserta didik seperti itu, hanya akan terwujud dengan memakai sistem pendidikan islam bukan sistem pendidikan kapitalisme. Wallahu’alam.[]
*Guru Sekolah Alam Jomin, Karawang, Jawa Barat
Comment