Kartika Septiani*: Karena Iman Umat Muslim Ditindas

Opini713 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Muhammad Zubair tengah berjalan pulang dari masjid tak jauh dari rumahnya di New Delhi saat ia berpapasan dengan sekelompok massa. Untuk menghindarinya, Zubair memilih berbalik arah. Sayangnya, keputusan itu merupakan sebuah kesalahan. (tirto.id, 28/02/2020)

Detik berikutnya ia sudah merunduk di jalanan. Tangannya melingkar di atas kepala untuk melindungi tengkoraknya dari pukulan bertubi-tubi yang dilakukan sekitar 20 hingga 25 pemuda menggunakan tongkat kayu dan besi.

Dari batok kepalanya sudah mengucur darah segar. Ia tetap bergeming sementara ratusan massa lainnya hanya menonton di belakang para penyerangnya.

Peristiwa penyerangan itu terjadi tak jauh dari New Delhi, India pada Senin siang (24/2/2020) waktu setempat. Momen dramatis itu kemudian diabadikan oleh fotografer Reuters yang kemudian viral di media sosial.

Fakta di atas adalah satu dari sekian banyaknya penindasan dan penyerangan terhadap umat muslim di seluruh dunia. Jauh sebelumnya, sudah sering kita melihat penindasan dan penyerangan terhadap umat muslim,  seperti di Palestine,  Bosnia Herzegovina, Rohingya, Uyghur,  Suriah, dan di negara-negara yang umat muslim adalah minoritas, bahkan di Indonesia sendiri yang penduduknya mayoritas muslim pernah mengalami hal serupa.

Ditindas karena beriman

Sudah jelas bahwa penindasan itu sering terjadi bahkan ada yang hingga hari ini masih terus terjadi. Umat muslim ditindas karena iman yang mereka miliki,  karena aqidah lurus yang mereka pertahankan.

Kebencian orang-orang kafir pada agama Allah dan penganutnya sehingga mereka terus menindas dengan berbagai cara, merebut tempat ibadah,  membakarnya,  memaksa umat muslim masuk agama mereka, menyiksa, menghancurkan harta benda,  sampai membunuh banyak nyawa umat muslim. Tak ubahnya dengan peristiwa awal berkembangnya Islam di zaman Rasul dahulu.

Luka bersama

Sebagai umat muslim tentu peristiwa-peristiwa di atas meninggalkan luka dan pilu.  Sebagaimana hadist Rasulullah SAW yang artinya:

“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Bukhari dan Muslim).

Umat muslim adalah satu tubuh.  Tanpa memandang perbedaan suku, warna kulit, bangsa dan negara. Jika umat muslim terluka maka saudara muslimnya yang lain pun ikut merasakan luka itu.

Sayangnya hingga hari ini umat muslim belum bisa membantu dan menolong saudara-saudara seimannya. Banyak negara yang penduduknya mayoritas muslim seperti Indonesia tidak mau ikut campur dalam membela saudara seiman.

Sekat dari nasionalisme menghalangi dengan alasan bahwa masing-masing bangsa memiliki persoalan tersendiri dan tidak berhak bangsa lain untuk ikut campur di dalamnya.

Ditambah dengan tidak adanya jaminan penjagaan untuk umat muslim, membuat penindasan tersebut semakin meluas.

Kepemimpinan umat dunia

Satu-satunya yang dapat menjamin penjagaan terhadap umat muslim di seluruh dunia adalah dengan adanya khilafah sebagaimana yang telah diwujudkan di zaman keemasan islam dulu. Dengan sistem  Khilafah dapat  menjamin penjagaan lahir dan batin setiap individu umat muslim. Menjamin kesejahteraan dan keamanannya.

Nabi Muhammad SAW, bersabda:

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]

“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]

Makna imam di atas adalah khalifah  (pemimpin). Khalifah hanya ada di dalam khilafah,  karena khalifah menerapkan peraturan hidup dari Allah yaitu al-Qur’an dan sunnah rasul bukan ideologi lain.

Khalifah sebagai pemimpin, bertanggung jawab penuh untuk seluruh umat muslim,  sehingga keamanan dan kesejahteraan umat terjamin juga tidak ada penindasan yang akan terjadi pada umat muslim di seluruh dunia sebagaana yang terjadi saat ini.

Jadi, umat muslim hari ini membutuhkan penjagaan dari khilafah, selain itu umat-umat lain yang tidak seakidah juga tetap akan diberi penjagaan yang sama. Karena tidak mungkin akan ada penjagaan untuk umat muslim. Waallahu a’lam.[]

*Penulis adalah seorang guru

Comment