Kapitalisme dan Suramnya Generasi Muda

Opini813 Views

 

 

Oleh : Mita Nur Annisa, Pemerhati Sosial

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Memilukan, kian hari kita dapati kabar yang membuat hati miris, mulai kasus bullying hingga fenomena Citayam Fashion Week yang dapat merusak karakter dan kepribadian generasi muda. Hal ini menunjukkan gambaran pemuda saat ini tidak baik-baik saja.

Seperti dilansir KOMPAS.TV, di Hari Anak Nasional, Presiden Joko Widodo menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya seorang siswa di Tasikmalaya, yang menjadi korban perundungan.

Menurutnya, kasus perundungan merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Hal ini disampaikan presiden setelah menghadiri puncak Perayaan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.

Butuh kerja sama orang tua, sekolah, tenaga pendidik, hingga masyarakat untuk mencegah terulangnya kasus perundungan. Presiden pun berharap semua elemen dapat menjaga dunia bermain anak dari perundungan.

Begitu juga yang terjadi di Tasikmalaya, bocah kelas enam SD menjadi korban bullying. Bocah malang itu mengalami depresi hingga sakit keras dan akhirnya meninggal dunia usai dipaksa menyetubuhi kucing oleh teman sebayanya.

Psikiater RSIA Limijati kota Bandung, dr Elvie Gunawan mengatakan, aksi bullying sebenarnya bukan kasus baru. Bullying menurutnya memiliki dampak yang sangat luas. Ia mengungkapkan perilaku terduga harus diobservasi lebih jauh.

Pasalnya, hal tersebut terjadi di luar nalar. Biasanya bullying dilakukan secara fisik dan menargetkan antarmanusia sebagai lawan, sedangkan ini dipaksa untuk menyetubuhi seekor kucing. Hal yang tidak wajar dan tidak normal. kasus-kasus bullying selamanya jangan pernah dianggap sebagai perilaku normal.

Kasus Bullying ekstrem dan di luar nalar yang terjadi di Tasikmalaya serta mewabahnya virus Citayam Fashion week, menunjukkan betapa hari ini karakteristik anak telah mengalami perusakan dan pembajakan yang dilakukan secara sistematik.

Indonesia dihuni oleh penduduk mayoritas muslim namun banyak perilaku yang kita temukan bertabrakan dengan ajaran islam.

Lihatlah bagaimana tontonan yang kini disuguhkan serta contoh perilaku yang kurang baik. Sehingga membuat karakter anak rusak, mereka telah teracuni ide-ide sekuler kapitalis yang memberikan rasa senang sesaat tanpa melihat manfaat yang dihasilkan itu baik atau buruk.

Rasa keingintahuan yang tidak terarah dengan baik membuatnya melakukan apa pun dengan sukarela. Hal tersebut merupakan penjajahan yang tentunya sasaran utama ialah kalangan anak muda, mereka tidak ingin jika Islam bangkit kembali dan tumbuh dalam pribadi-pribadi anak muda.

Sama halnya dengan Citayam Fashion Week, di kalangan anak muda fashion merupakan hal yang sangat menonjol untuk penunjang penampilan agar terlihat trendi dan kekinian. Sebagai ciri bahwa mereka tidak ketinggalan zaman. Namun, anak muda merupakan fase di mana mereka sedang mencari jati diri, sehingga akan sangat bahaya jika tidak difilter akan membuat salah arah.

Karenanya sangat mungkin terjadi pada sistem kapitalisme hari ini yang masih menjadi kiblat. Sistem buatan manusia, yang lebih mengedepankan hasrat keinginan tanpa mau terikat pada sebuah aturan. Gaya budaya Barat yang diikuti membuat anak muda terbajak pada budaya liberal (bebas), bebas dalam bertingkah laku, berujung dengan kebebasan yang kebablasan dan tidak terikat pada aturan Allah Swt.

Sungguh bukti bagaimana anak muda menjadi korban dari kebengisan sistem kapitalisme yang menghancurkan masa depan tombak bangsa ini.

Lagi dan lagi, ini semua terjadi karena sekularisme, liberalisme, dan Islam fobia yang terus saja dicekoki, hingga berdampak pada penguburan ajaran Islam.

Pada akhirnya mereka terlalu sibuk dan asyik dengan aktivitas-aktivitas mubah bahkan tidak jarang melakukan yang haram tanpa ada rasa malu meskipun di khalayak umum.

Dampak parahnya mereka melakukan bullying yang semakin merusak generasi kita dan tentunya hal tersebut tidak bisa didiamkan, terlebih disebabkan pula karena jauhnya Islam dari diri mereka serta kehidupan.

Sebagai agent of change (agen perubahan), haruslah menjadi perhatian utama untuk mengubah kondisi anak muda saat ini dengan mengubah pola pikir, pola sikap mereka sesuai dengan Islam, sehingga tercapai bagaimana mencetak generasi-generasi terbaik, yang berkarakter dan berkepribadian sesuai dengan syariah.

Sebab, di pundaknya memikul tanggung jawab sebagai harapan dan keberlanjutan umat. Alhasil hanya dalam sistem Islam hal tersebut akan tercapai yang menjalankan aturan secara Kaffah. Allahu alam bishawwab.[]

Comment