Kapitalisme dan Generasi Muda Inspiratif 

Opini343 Views

 

 

Oleh : Khusnawaroh, Pemerhati Umat

_________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Pemuda punya peran dan kontribusi dalam upaya melepaskan negeri ini dari belenggu kolonialisme di masa lampau. 20 Oktober 1928, para pemuda berikrar dalam janji suci, bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Membangun semangat untuk kawula muda sebagai  kekuatan sebuah bangsa sangat penting. Merekalah generasi muda yang memiliki semangat berapi api dan butuh pengarahan yang tepat untuk dapat berperan menghiasi semangat yang dimilikinya. Namun sebaliknya jika pemikiran pemuda diarahkan kepada hal yang kurang tepat maka dapat menjadi bom waktu bagi negeri ini.

Begitu besar peran pemuda, maka sudah seharusnya kita membina, mendidik, merangkul dan mengarahkannya untuk bisa menjadi pembawa perubahan.

Penghargaan itu boleh sah saja namun tidaklah terbatas hanya diberikan bagi pemuda yang berkontribusi terhadap pembangunan daerah semata. Cakupan itu harus lebih meluas.

Di tengah problem pemuda yang sangat memprihatinkan, jerat narkoba yang terus kian melanda, tawuran, seks bebas, miras, ditambah gaya hidup mereka yang mulai membebek kepada barat. Arus ini kian melesat seiring dengan perkembangan teknologi.

Maka sangat penting bagi suatu daerah atau negara mengarahkan mereka agar fokus pada pencapaian yang mencerminkan kepribadian Islam, berakhlak mulia amanah dan bertanggung jawab terhadap Tuhannya. Bukan mengarahkan mereka kepada satu tujuan pencapaian materi saja. Jika para pemuda dalam suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka sangat disayangkan nasib bangsa itu ke depan.

Namun di era kini, standar pemuda inspiratif dalam tatanan sistem kapitalis sekuler tidak lepas dari orientasi materi. Maka pemuda yang dianggap inspiratit adalah pemuda yang produktif dengan penghasilan sendiri yang mampu membiayai hidup dirinya dan keluarga. Dengan kata lain pemuda menjadi generasi berorientasi materi bukan menjadi agen perubahan bagi peradaban bangsa.

Sehingga sangat terlihat dengan gamblang saat ini banyak para pejabat, penguasa yang tidak amanah dan bertanggung jawab. Tidak ada rasa takut kepada Tuhan.

Bisa jadi bahwa korupsi menggurita dan persoalan narkoba merajalela adalah sebagai akibat dan dampak pola didik kapitalis yang mengarahkan mereka  untuk cinta dunia dan mengumpulkan sebanyak banyaknya materi tanpa mengedepankan keimanan dan ketakwaan. Segala cara pun dilakukan tidak perduli dengan halal haram.

Untuk itu amat diperlukan pendidikan moral, agama, hingga pengembangan wawasan agar suatu negara kelak dapat menghasilkan pemuda-pemuda yang hebat serta taat pada perintah agama agar menjadi tonggak kesuksesan suatu negara.

Sebab harapan dan cita-cita bangsa bertumpu pada semangat generasi muda. Oleh karena itu, pemuda dituntut untuk dapat berperan aktif di garda terdepan pembangunan bangsa baik fisik maupun mental. Para pemuda harus selalu mengingat bahwa bukankah kemerdekaan diraih hanya karena berkat rahmat Allah yang Mahakuasa?

Kapitalisme sekuler bisa dijadikan sebuah alat untuk mempermudah penjajah barat masuk dan mempengaruhi pemikiran para pemuda khususnya dan umat muslim umumnya. Para pemuda menjadi sasaran empuk agar mereka terperosok masuk ke dalam gaya hidup mereka yang pragmatis, hedonis, dan liberal dan jauh dari nilai Islam. Kapitalisme telah membajak pemikiran mereka agar berorientasi materi semata dan dijauhkan dari nilai spiritual. orientasi seperti ini tidak akan mampu memberikan kebangkitan yang hakiki bagi bangsa ini.

Sejarah telah membuktikan bahwa sitem Islam telah mampu mencetak generasi muda dengan sangat inspiratif. Mengapa kita harus mengekor gaya dan aturan hidup Barat yang sangat jauh dengan aturan Islam?

Dalam sejarah Islam, pemuda atau generasi muda digambarkan sebagai pendobrak kejahiliahan. Seperti sosok Ibrahim as yang menjadi pemuda teladan sepanjang zaman, Shalahudin Al Ayubi yang membebaskan Al Quds dari pasukan salib dan Muhammad Al Fatih yang membebaskan konstantinopel dari cengkeraman kekaisaran Romawi.

Selanjutnya ada Ibnu Battuta, yang  dikenal sebagai penjelajah dunia paling andal dari Maroko. Gairahnya berpetualang ke dunia luar begitu membara. Dalam perjalanannya ia menulis buku berjudul ‘Rihlah. Lalu dari tokoh wanitanya ada Fatimah Al-Fihri, perempuan hebat yang semangat menjadi duta kebaikan dari Kairouan Tunisia.

Masih banyak lagi generasi muda lain sebagai pendobrak peradaban. Apakah mereka dididik dengan berorientasi pada materi semata? Tentu tidak. Mereka semua dididik dengan keimanan dan ketakwaan yang menjadikan mereka hebat dan tangguh.

Untuk memperbaiki sistem hidup ya  mempengaruhi pemahaman dan perilaku generasi muda dibutuhkan peran berbagai unsur yaitu: sekolah, keluarga, masyarakat, dan negara. Semua bertanggung jawab membentuk kepribadian yang dibangun di atas iman dan takwa.

Jika tiga komponen ini bersatu padu dalam satu pemikiriran, perasaan dan aturan, maka akan terpancar cahaya wajah- wajah pemuda yang membahagiaakan dan membanggakan. Pemuda yang nantinya akan menjadi pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab, baik dalam keluarga masyarakat dan negara.

Oleh karena itu untuk menjaga remaja, dan menjadikan sebagai generasi muda inspiratif adalah dengan tatanan terbaik dari Sang Pencipta, Allah SWT. Hanya Islam yang mampu mencetak generasi-generasi cemerlang dan gemilang. Wallahua’lam bissawab.[]

Comment