Kapitalisme dan Generasi Kriminal Semakin Marak

Opini393 Views

 

Penulis: Afnida Selvia Gultom, S.Si | Pegiat literasi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Potret buram generasi kembali hadir, seorang remaja berinisial J (16 tahun) dengan tega membunuh satu keluarga secara bringas. Sungguh tidak habis fikir, bagaimana bisa seorang anak remaja yang masih duduk di bangku sekolah melakukan tindakan demikian –  yang sejatinya di usia produktif tersebut digunakan untuk belajar dan berkarya dengan hal-hal yang bermanfaat.

Selain itu kita juga dikagetkan dengan motif pembunuhan yang sangat keji tersebut. Kepolisian Resor Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur, sebagaimana ditulis Republika, (08/02/2024) mengungkap bahwa motif pembunuhan yang terjadi di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu karena persoalan asmara dan dendam pelaku terhadap korban. Antara pelaku dengan korban saling bertetangga.

Namun, benar apa kata pepatah “Tak ada asap bila tak ada api”, artinya kejadian ini tentu ada hal yang mendasarinya, sudah sepatutnya kita telusuri dengan bijak. Sebab, jika potret generasi kini sudah sangat mengkhawatirkan, bagaimana nanti ke depannya? Apakah kita sanggup menghadapi masa depan bersama generasi yang semakin krisis moralitas dan berjiwa kriminal?

Jika ditinjau lebih dalam, ada beberapa faktor yang melandasi rusaknya generasi dalam sistem kapitalis ini. Pertama, kapitalisme memiliki sistem sangsi buatan akal manusia yang lemah dan tidak menimbulkan efek jera. Maka wajar saja, bila hukum sangsi yang diterapkan tidak mampu mencegah individu melakukan kejahatan.

Kedua, kapitalisme sekuler menjadikan manfaat sebagai asas dalam setiap kebijaka. Ini yang menjadi salah satu faktor bahwa minuman khamar tidak pernah bisa dihapus, bahkan masih ada legalisasi pendistribusiannya. Padahal, minuman ini dapat membuat generasi hilang akal sehat dan tak jarang bermuara pada tindak kekerasan seksual bahkan pembunuhan.

Ketiga, kapitalisme membangun pendidikan dengan asas sekuler, yaitu pemisahan urusan kehidupan dengan agama, sehingga pendidikan yang diperoleh tidak mampu melahirkan  generasi berkualitas dan berkepribadian Islami. Maka dari itu, benang merah dari rusaknya generasi pada hari ini adalah diadopsinya kapitalisme dalam kehidupan. Hal ini mengundang banyak kerusakan yang membuat rakyat kehilangan hak dan mendapatkan keamanan, terpeliharanya jiwa, akal, harta, dan kehormatan diri.

Sudah saatnya kita implementasikan nilai nilai Islam di mana hukum Allah diterapkan secara kaffah (keseluruhan), sehingga peraturan tidak lagi berlandaskan kepentingan manusia melainkan sesuai dengan perintah dan larangan Allah yang mahatahu apa yang terbaik untuk diterapkan di tengah-tengah kehidupan umat manusia.

Dalam sistem Islam, hukum sanksi dikembalikan fungsinya sebagai penghapus dosa dan pencegah tindakan kriminal lainnya. Hal ini akan berjalan dengan baik, sebab hukum Allah akan diterapkan secara menyeluruh dalam rangka ibadah. Nuansa kehidupan bermasyarakat dipenuhi dengan kesadaran hubungan kepada Allah.

Untuk menciptakan atmosfir kehidupan seperti ini,  Islam membangun pendidikan yang memiliki kurikulum dengan asas aqidah. Sasaran pendidikan diorientasikan untuk membangun kepribadian Islam melalui pola pikir dan pola sikap Islam, sedangkan tujuan pendidikan untuk membekali manusia dengan ilmu yang berhubungan dengan kehidupan. Inilah yang membuat pendidikan dalam Islam mampu melahirkan generasi gemilang.

Selain dari itu, Allah telah menjamin jika hukum Allah yang diterapkan maka Allah akan melimpahkan rahmatnya dari langit dan bumi. Maka bagaimana mungkin kita khawatir tentang hidup kita, jika sang pemilik semesta telah memberikan jaminan sedahsyat itu.

Allah berfirman, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS Al A’raf: 96).

Akhir kata, semoga dari buramnya potret generasi hari ini menyadarkan kita betapa pentingnya bersegera mengimplentasikan nilai nilai islam Wallahu a’lam bishawab.[]

Comment