Kapitalis dan Individualis yang Kian Sadis

Opini131 Views

 

 

Penulis: Fauziah Nabihah | Aktivis Dakwah Kampus

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA–  Bulan September belum usai, tetapi tak sedikit kasus pembunuhan yang terjadi. Lebih miris lagi, beberapa kasus pembunuhan dilakukan oleh suami kepada istrinya. Seperti kasus di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, seorang juru parkir diamankan polisi atas kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menewaskan istri sirinya setelah terjadi pertengkaran masalah uang hasil parkir (Kompas.com, 15/09/2023).

Di Cikarang, kasus pembunuhan dilakukan seorang suami dengan tega menggorok leher istrinya menggunakan pisau dapur di rumah kontrakan mereka, setelah cekcok masalah ekonomi (Republika.co.id, 12/09/2023).

Sungguh tragis, seorang suami yang seharusnya melindungi keluarganya, justru dengan tega menjadi pelaku utama yang menghilangkan nyawa pasangannya. Naluri kasih sayang yang dimiliki setiap manusia hilang ditelan amarah.

Seperti fenomena gunung es, yang tidak terlihat bisa jadi lebih banyak dari yang terlihat. Dua kasus ini hanya sebagian dari kasus yang terungkap di antara sekian banyaknya kasus KDRT berujung pembunuhan yang belum terungkap. Penyebabnya terjadinya bisa bermacam-macam, mulai masalah ekonomi, harta kekayaan, perceraian, hingga adanya orang ketiga, dll. Tetapi, sesungguhnya faktor kejahatan itu bisa terjadi bukanlah karena penyebab-penyebab tersebut, melainkan akibat dari penerapan kapitalisme.

Dengan banyaknya kasus KDRT yang berujung pembunuhan menunjukkan betapa lemahnya seseorang dalam mengelola emosi dan menghadapi beratnya kehidupan. Ini lah salah satu potret buram kehidupan sekuler kapitalistik yang jauh dari keimanan.

Saat memisahkan aturan agama dari kehidupan. Standart perbuatan tidak lagi merujuk pada aqidah Islam. Menjadikan tekanan hidup semakin berat dan sulit.

Permasalahan ekonomi yang seringkali menjadi salah satu penyebab KDRT merupakan akibat dari penerapan sistem ekonomi kapitalis. Harga kebutuhan pokok naik, tidak sejalan dengan gaji masyarakat yang masih rendah.

Belum lagi banyaknya kasus PHK yang menjadikan mereka kesusahan masalah keuangan. Banyaknya tekanan yang didapatkan membuat seorang suami dengan tega melampiaskan amarah terhadap pasangannya.

Hal ini jelas berbeda apabila kehidupan disandarkan pada aqidah Islam yang memberikan kekuatan dan kesabaran seorang hamba dalam menghadapi beratnya kehidupan. Keimanannya akan menjadi perisai untuk terus sabar dan tetap dalam kewarasan ketika bertemu masalah sehingga tidak berbuat sesuatu yang melanggar aturan agama.

Islam memiliki solusi yang sempurna dalam menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Penerapan sistem ekonomi Islam akan membuat kebutuhan pokok rakyatnya terpenuhi.
Terpenuhinya kebutuhan ini didukung oleh penerapan sumber pemasukan negara yang sesuai dengan aturan Islam, yaitu dari fai, kharaj, jizyah, zakat, dan seperlima harta rikaz. Bukan seperti sistem ekonomi kapitalis yang bertumpu pada hutang dan pajak.

Negara pun akan meyediakan lowongan-lowongan pekerjaan, sehingga memudahkan seseorang untuk bekerja dan menciptakan ekosistem bisnis yang baik.

Selain itu, Islam juga mengatur penerapan aturan sosial, yang dapat meminimalisir perceraian, perselingkuhan, dan permasalahan lainnya.

Dalam Islam, negara berperan sebagai pengurus rakyat. Memastikan bahwa kesejahterahan didapatkan oleh setiap individu, bukan hanya segelintir kelompok tertentu saja.

Sehingga rakyat terbantu untuk hidup tenang, aman, dan damai dalam suasana keimanan. Hal ini tidak akan terjadi kecuali melalui penerapan Islam kaffah.[]

Comment