Ilustrasi: alvi/radarindonesianews.com |
bangun jam 3, salat tahajud, laki-laki salat Subuh ke masjid, membaca
Quran, mengorbankan waktu tenaga dan pikiran untuk kebaikan. Sebaliknya,
neraka dikelilingi hal-hal yang kita sukai. Mulai dari soal menuruti
hawa nafsu untuk mengejar harta, tahta, dan wanita, hidup hanya untuk
bersenang-senang saja. Tapi rasa cinta kita kepada surga mengubah
hal-hal yang tak kita sukai menjadi kita sukai. Dan rasa takut kita
kepada neraka itu mengubah hal-hal yang kita sukai menjadi kita benci.
Hidup
ini laksana bentangan kanvas putih. Tiap tahun tiba, kita telah
goreskan aneka warna. Tapi ingat, suatu saat nanti Allah akan menilai
kualitas lukisan kita. Semoga kita bisa indahkan lukisan di sisa waktu.
Seperti itulah hidup ini. Ia hanya permainan. Yang pandai bermain akan
dapatkan surga. Yang terlena kehidupan dunia akan dapatkan neraka. Ia
hanya kefanaan, yang tak mampu membedakan akan tergoda. Ia hanya
kedustaan, yang tertipu akan tersesat. Betapa hidup ini terasa cepat,
waktu terus berjalan tak terkendali.
Berhati-hatilah, bukankah Allah itu akan menguji di titik terlemah kita?
pesan Imam Syafi’i tentang betapa banyak manusia yang lalai sementara
kain kafannya sedang di tenun. Kita tidak berwenang sedikit pun terhadap
kematian, dalam sehat ataupun sakit. Dalam muda ataupun tua. Dalam
senang ataupun susah. Dalam ibadah atau maksiat. Siap tidak siap, ketika
ajal datang, maka kita tidak akan bisa menundanya, walaupun hanya
sesaat. Oleh karena itu kawanku semuanya yang saya cintai, untuk menjaga
diri kita, ingatlah kematian! Karena melupakan kematian akan membawa
pada ketenangan yang membahayakan.
Mengingat
mati memberikan dua manfaat besar. Pertama, pemahaman mendalam kita
pada kesementaraan kehidupan ini akan mengantarkan kita pada
kebijaksanaan hidup dan keikhlasan pengabdian. Kedua, mengingat mati
adalah penawar cinta dunia yang berlebihan.
Oleh
karena itu, tatkala tergoda dengan dosa dan maksiat, ingatlah mati.
Rasulullah pernah bersabda, “Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada
seseorang hamba itu, Dia akan mempergunakannya.” Sahabat bertanya,
“Bagaimana Allah mempergunakan hamba itu?” Rasulullah menjawab, “Allah
akan menentukan kepadanya sesuatu amalan yang soleh sebelum
kematiannya.”
Kita selalu dihadapkan pada pilihan dunia dan akhirat,
antara kemuliaan yang fana atau kemuliaan yang abadi,
antara mencintai kehidupan atau mencintai kematian,
antara mengejar hidup nyaman atau mengejar mati nyaman,
antara mengisi tabungan dunia, atau mengisi tabungan akhirat.
Kawan,
hari ini saatnya kita bisa beramal, tanpa menghitungnya, kelak di
akhirat kita hanya bisa menghitung amal tanpa bisa beramal lagi. Pada
akhirnya apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi kematian? Hanya
ada dua pilihan untuk kita, kawan. Berjuang di sisa umur kita untuk
mendapatkan surganya atau terlena oleh kehidupan dunia.
Comment