Jalan Rusak dan Keselamatan Manusia Terabaikan

Opini99 Views

 

Penulis: Sumiati | Pendidik Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Indonesia negeri tercinta ini, memiliki beragam cerita. Bukan hanya penduduknya yang kontras keadaan ekonominya, tetapi dalam masalah pembangunan jalan pun nampak berbeda-beda kebijakan di setiap daerah. Ada jalan yang sangat bagus, tetapi di sisi lain, ada jalan yang hancur sepanjang masa, tanpa kepastian kapan dibangunnya.

Dikutip detik. Com, kerusakan jalan terjadi di perbatasan Kabupaten Bandung – Kota Bandung. Jalan tersebut kerap digunakan warga Cileunyi sebagai alternatif untuk menghindari kemacetan di Jalan Raya Cibiru.

Pantauan detikJabar, Rabu (13/09/2023), lubang jalan yang cukup lebar dan jumlahnya cukup banyak itu ada di wilayah Babakan Cimekar, Desa Cibiru Hilir, Kecamatan Cileunyi. Kerusakan yang terjadi di jalan tersebut dikeluhkan para pengendara, salah satunya Imam Nurohim (32). Imam menyebut, kerusakan di jalan itu membahayakan pengendara.

Pemandangan jalan rusak di negeri ini sudah tidak asing lagi. Di berbagai daerah tampak sudah menjadi pemandangan yang biasa. Walau pun pada akhirnya, ada juga sebagian wilayah memperbaikinya sendiri dengan gotong-royong dan setiap warga urunan untuk pembangunan jalan.

Kalau pun turun dana dari penguasa, terkadang tak memenuhi kebutuhan pembangunan. Pada akhirnya jalan kembali hancur dalam waktu dekat.

Terlebih, kurangnya perhatian dari pemerintah atas pembangunan jalan untuk masyarakat umum, terutama di daerah yang tergolong pelosok. Pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya cenderung pesat hanya di wilayah-wilayah tertentu. Terkadang malah pembangunan hanya terjadi di wilayah yang tidak untuk masyarakat pada umumnya, tetapi di tempat-tempat yang strategis untuk para pebisnis saja. Untuk orang-orang yang menyetir negeri ini, sebagai kepentingan yang tidak ada manfaatnya bagi rakyat luas.

Sehingga pembangunan tampak tak berpihak pada rakyat, tetapi hanya pada kelompok tertentu yang mempunyai kepentingan bisnis saja.

Sungguh sangat berbeda dengan Islam dlam pembangunan sebuah jalan. Baik di desa-desa mau pun di kota. Tidak hanya diperuntukkan untuk orang-orang tertentu, tetapi fokus untuk kemaslahatan umat, sebagai tanggung jawab penguasa atas pengurusannya pada rakyat.

Sejarah menggambarkan bagaimana perhatian penguasa atas pembangunan jalan. Sangat mengkhawatirkan jika ada unta yang terperosok jatuh dan terluka. Itu sebagai tanggung jawab pemimpin. Saat ini, manusia pun tak dikhawatirkan terperosok atas jalan yang rusak di berbagai belahan bumi tercinta ini.

Betapa tidak berharganya nyawa manusia dalam sistem kapitalis yang mereka agungkan dan banggakan. Nyatanya tak mampu memanusiakan manusia. Tak mampu menyejahterakan rakyat.

Untuk itu, saatnya kita kini, kembali pada sistem Islam, yang datang dari sang maha pencipta yaitu Allah Swt. yang mampu menjaga keselamatan manusia dari berbagai sisi, dan menjadikan penguasa bertanggung jawab atas pengurusannya terhadap rakyat. Sehingga rakyat sejahtera sepanjang masa. Wallahu ‘alam bisshawab.[]

Comment