Islam, Solusi Problematika Manusia

Opini660 Views

 

Oleh : Emmy Emmalya

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Mulai tanggal 2 september 2021 waktu setempat, pemerintah Cina melarang laki-laki yang dianggap tidak cukup maskulin atau berpenampilan feminim untuk tampil di televisi (TV), karena perilaku seperti itu dianggap tidak sehat, sebagaimana dikutip Republika (6/9/21).

Sebelumnya Pemerintahan Xi Jinping juga telah memberlakukan aturan untuk mengurangi akses anak-anak ke game daring. Kini kendali Partai Komunis mencoba untuk mencegah para selebriti menampilkan apa yang menurut pemerintah tidak sehat.

Berikut kutipan penyataan dari Administrasi Radio dan TV Nasional (NRTA) :

“Lembaga penyiaran harus dengan tegas mengakhiri program yang menghadirkan pria banci dan estetika abnormal lainnya,” Pihaknya menggunakan istilah slang yang menghina untuk pria banci “niang pao,” atau secara harfiah “senjata girlie.”

Pemerintah Cina seperti dikutip ihram.co.id (6/9/2021) mulai menggalakkan dunia pertelevisian untuk lebih mempromosikan budaya revolusioner. Presiden Cina Xi Jinping mengontrol lebih ketat bisnis, pendidikan, budaya, dan agama di seluruh negeri.

Pemerintah komunis yang tidak mempercayai adanya Tuhan saja punya aturan yang sangat ketat dalam hal penyelamatan generasinya, mengapa di negeri yang dihuni oleh mayoritas umat Islam yang notabene memiliki aturan komplit, membiarkan laki-laki yang bergaya feminim, penyuka sesama bahkan fedofilia bebas bergentayangan?

Bahkan anehnya di Indonesia yang mayoritas beragama Islam ada yang membela perilaku abnormal ini atas nama hak asasi manusia.

Jangan lagi ditinjau dari sudut pandang agama, secara kemanusiaan saja perilaku penyimpangan seksual itu tidak sesuai dengan fitrah manusia. Karena Allah hanya menciptakan dua jenis manusia laki-laki dan perempuan tidak ada yang ketiga, sebagaimana juga pilihan jalan hidup manusia ada jalan ketaqwaan dan jalan kesesatan.

Tidak ada pilihan yang ketiga karena jika dia berupa pilihan maka harus memilih satu jalan diantara dua, jika tidak maka dia bagaikan manusia di persimpangan jalan yang tidak memiliki panduan dalam menjalankan kehidupannya.

Kembali lagi pada kebijakan negara yang diterapkan oleh negara komunis tersebut. Mereka melarang perilaku-perilaku menyimpang tersebut bukan karena ketaatannya kepada Allah tapi mereka melihat perilaku seperti itu akan merusak generasi mereka di masa yang akan datang.

Bisa dibayangkan jika perilaku penyuka sesama jenis dibiarkan maka tidak akan terjadi regenerasi di masa depan. Siapa yang akan meneruskan estafet peradaban bangsa jika generasinya bermental seperti itu.

Karena untuk membangun negara yang tangguh dan bisa memimpin dunia dibutuhkan generasi yang tangguh yaitu laki-laki yang berjiwa pemimpin dan berwibawa bukan laki-laki bergaya melambai.

Bagaimana dengan Islam?

Islam merupakan agama yang memiliki peraturan hidup yang lengkap. Semua hal yang bersifat sepele saja di atur dalam Islam apalagi urusan pengaturan sosial yang terkait laki-laki dan perempuan.

Seorang laki-laki diciptakan oleh Allah dengan tabiat sebagai pemimpin bagi kaum perempuan, maka secara fisik antara laki-laki dan perempuan berbeda.

Dalam Islam sudah dinyatakan secara tegas bahwa Allah melaknat seorang laki-laki yang menyerupai perempuan ataupun sebaliknya, sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhori :

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai laki-laki”

Oleh karena itu, dalam sistem Islam perilaku kaum Luth ini dilaknat karena menyalahi tujuan penciptaan manusia. Allah menciptakan laki -laki dan perempuan semata-mata agar mereka bisa memperbanyak keturunan sehingga nanti akan memakmurkan bumi Allah dengan menerapkan hukum-hukum Allah.

Maka sebagai agama sekaligus ideologi, Islam merupakan agama yang bisa memberi solusi terhadap setiap permasalahan kehidupan. Sebagai seorang muslim wajib meyakini bahwa hukum Allah itu benar dengan seperangkat petunjuk yang lengkap berupa Al Qur’an kepada RasulNya sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Az-Zumar 39: Ayat 41 :

اِنَّاۤ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ لِلنَّا سِ بِا لْحَقِّ ۚ فَمَنِ اهْتَدٰى فَلِنَفْسِهٖ ۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِ نَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَمَاۤ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ

“Sungguh, Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dengan membawa kebenaran untuk manusia; barang siapa mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa sesat maka sesungguhnya kesesatan itu untuk dirinya sendiri, dan engkau bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.” Wallahu’alam bishowab.[]

Comment