Islam Memberi Solusi Tuntaskan AKI

Opini516 Views

 

Oleh: Hida Muliyana, S.K.M, Pemerhati Kesehatan Masyarakat

__________

RADARIADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Laporan empat badan PBB, angka Kematian Ibu (AKI) kini menjadi perhatian dunia. Pasalnya jumlah perempuan meninggal selama kehamilan atau melahirkan meningkat.

Melansir Voaindonesia(24/02/2023),
sebuah laporan baru oleh empat badan PBB terkemuka dan Bank Dunia memperkirakan satu perempuan meninggal dunia setiap dua menit selama kehamilan atau persalinan. Laporan itu mencatat bahwa pada tahun 2020 sekitar 287.000 perempuan di seluruh dunia meninggal terkait kehamilan dan persalinan. Itu setara dengan 800 kematian sehari atau satu kematian setiap dua menit.

PBB mengingatkan para pemimpin negara untuk bertindak demi mengakhiri kematian ibu dengan memberi sistem perawatan kesehatan dan menutup kesenjangan sosial dan ekonomi yang berdampak pada kematian.

Proses melahirkan adalah momen yang membahagiakan dan mendapatkan pengalaman positif. Apalagi tidak semua perempuan mengalami momen ini. Banyak perempuan yang mendambakan, bahkan ada yang membayar mahal agar bisa hamil.

Namun, sungguh sangat disayangkan proses ini justru dijalani dengan pengalaman berbahaya. Seperti dikutip dari detikJatim (7/03/2023), ada seorang ibu hamil sembilan bulan yang hendak melahirkan ditolak oleh salah satu RS di Jawa Barat, akhirnya ibu tersebut meninggal dunia. RS menolak dengan alasan belum menerima rujukan dari Puskesmas.

Hal tersebut berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Ditambah lagi masalah stunting yang belum selesai dikarenakan keterbatasan pemahaman masyarakat dan masalah ekonomi. Stunting bukan hanya tentang anak yang sudah lahir kurang gizi dan berbadan pendek. Asal mula anak stunting dimulai sejak dalam kandungan. Artinya nutrisi ibu hamil sabgat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak setelah lahir.

Pemenuhan nutrisi pada ibu hamil berkaitan dengan ketersediaan pangan dan kemampuan si ibu untuk membeli bahan makanan bergizi. Masalahnya adalah bahwa kemiskinan di berbagai negara termasuk Indonesia masih menjadi perhatian besar agar bisa ditanggulangi. Faktanya biaya kebutuhan pokok masih tinggi, tidak semua masyarakat mampu membeli.

Ini membuktikan bahwa kapitalisme saat ini belum mampu menyelesaikan persoalan kematian ibu.

Kapitalisme ini juga memberikan solusi yang sangat utopis karena gagal memahami kesehatan dan tidak menjamin kesehatan masyarakat secara total. Masyarakat tetap harus membayar untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, baik berupa iuran atau pembayaran langsung. Bahkan cenderung menjadikan kesehatan sebagai ladang bisnis yang kapan saja bisa dikomersialkan. Pertimbangan dari semua tindakan lebih kepada azas manfaat untung atau rugi.

Berbeda halnya dalam sistem Islam yang memahami bahwa kesehatan adalah kebutuhan rakyat yang harus ditanggung oleh negara secara utuh. Artinya negara wajib memenuhi kebutuhan tersebut untuk masyarakatnya tanpa memungut biaya apalagi mengambil sisi keuntungan.

Islam sangat menjaga dan memuliakan nyawa manusia, apalagi proses hamil dan melahirkan tentu menjadi perhatian besar oleh negara. Ibu hamil mendapatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan secara gratis tanpa iuran bulanan. Islam juga menjamin kebutuhan pokok masyarakat berupa sandang, pangan, papan agar dapat memperolehnya. Membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk para wali atau laki-laki yang sedang menafkahi anggota keluarganya. Islam telah mengatur hal ini secara apik.

Islam tidak menjadikan kesehatan sebagai jasa atau komoditas komersial. Karena kesehatan adalah bagian dari kebutuhan sekaligus hak masyarakat. Islam menjamin kesejahteraan rakyat dengan berbagai mekanisme sehingga tercapai derajat kesehatan yang tinggi dan layanan kesehatan prima. Maka dengan itu AKI bisa diberantas dengan tuntas. Wallahu a’lam bishawwab [SP]

Comment