Indra Saputra*: Ilmu Yang Bermanfaat Meningkatkan Rasa Takut Dan Beribadah Kepada Allah

Opini648 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Tentang ilmu ini, Imam Syafi’i berkata, “Sebagian mati namun kemuliannya tidak mati. Sebagian hidup di antara manusia sebagai mayat.

Seperti itulah gambaran seseorang yang memiliki ilmu akan tetapi tidak mau mengamalkan nya.

Alkisah, sang pakar dengan amat cekatan menunjukkan kepakarannya di depan sang raja, ia menguasai segala pernik tentang berat jenis bahan, titik berat bentuk, arah dan kecepatan angin berikut dengan gaya dorong yang ditidimbulkannya.

Di hadapan sang raja, ia berhasil menyusun seratus jarum bertumpuk ke atas, ujung yang satu bertumpu pada pangkal yang lain. Seratus jarum bersusun menjulang, tepuk tangan bergemuruh memenuhi balairung kerajaan.

Dehem sang raja metampakan kuasa. kegemuruhan itu sontak senyap. Sang raja memerintahkan panglima menghadiahkan 100 keping untuk sang pakar dengan 100 cambukan. 100 kepeng untuk ilmu dan kepakarannya, seratus cambukan untuk ke-tak-bergunaan menumpuk 100 jarum.

Begitulah sang raja memahami betul bahwa keterampilan tersebut tak berguna saat itu.

Betapa banyak dari kita yang mempelajari sesuatu ynag kurang bermanfaat dalam hidup. Menghabiskan waktu, tenaga bahkan biaya untuk mepelajari Sesuatu yang sebenarnya tidak dibenarkan oleh agama tidak relevan dan tidak bermanfaat bagi kehidupan.

Lihatlah di televisi kita saat ini, banyak hal-hal nyeleneh yang justru dibanggakan dan dipertontonkan,lebih parah lagi, hal-hal tersebut malah diberi apresiasi dengan penghargaan-penghargaan bergengsi dengan begitu mudahnya.

Lihatlah pemecahan rekor, baik rekor MURI atau rekor dunia. Untuk apa manusia harus memanjangkan rambut hingga menjadi rambut terpanjang di dunia. Apa manfaat nya?

Untuk apa manusia harus menarik mobil dengan giginya, apa manfaat nya? Untuk apa manusia belajar keterampilan agar kuat mengunyah silet, memecah bata dengan jari, atau beberapa hal lain yang hanya layak jadi tontonan saja ketimbang memiliki manfaat strategis bagi kehidupan?

Jangankan ilmu yang jelas-jelas nyeleneh semcam itu bahkan andai ada seorang ulama yang mempelajari suatu ilmu agama namun dengan tujuan agar tampak hebat di mata manusia, maka ia dihukum berdosa dan ilmunya tiada berkah .
Sebagaimana AL-Hafizd Ibnu Rajab mengatakan, ’Adapun ilmunya tidak bermanfaat, maka tidak ada kesibukan baginya kecuali takabur dengan ilmunya terhadap manusia. Serta merendahkan orang lain untuk meninggikan dirinya sendiri dan ini adalah pencapaian yang paling buruk.

Adapun mengenai ciri seseorang memiliki ilmu bermanfaat, Ibnu Rajab secara oribadi masih merasakan banyak kekurangan sehingga membuat dirinya semakin giat belajar dan mengamalkan nya.

Lantas, adakah indikator lain yang bisa dijadikan panduan bahwa ilmu yang kita pelajari sudah memiliki manfaat atau tidak dalam hidup?

Dalam kitab ‘Bidayaatus Shalihin’,AL-Imam Abdus Shomad AL-Balibbani menerangkan bahwa ada tujuh ciri ilmu yang bermanfaat.

Tujuh ciri itu adalah, apabila ilmu itu di pelajari maka;

1. Semakin membuat kita takut kepada Allah.

2. Membuat kita semakin mampu melihat kesalahan dalam diri sendiri.

3. Menyebabkan kita lebih gemar dan bersemangat dalam beribadah kepada Allah.

4. Membuat kegemaran kita kepada dunia semakin berkurang.

5. Membuat kita lebih gemar dan terobsesi kepada kehidupan akhirat.

5. Ilmu tersebut membuka mata hati kita.

6. Mengantar membuat kita dapat memahami berbagai macam tipu daya setan. Terkadang banyaknya ilmu tak serta-merta menjadikan pemiliknya bijak sana.

7. Bertambah ilmu tidak menjadikan dia semakin dewasa menyikapi hidup, bahkan terkadang tidak mendekatkan nya pada kebenaran.

Pada sebagian orang, ilmu malah menjrumuskannya pada kerusakan.

Di antara tanda bahwa ilmu itu berkah adalah ketika ilmu itu mendatangkan kebaikan yang bertambah (ziyadatul khoir).

Ketika ilmu itu malah mendatangkan kemudaratan bagi diri maupun orang lain, maka patutlah introspeksi diri, apakah selama ini kita udah menuntut ilmu dengan benar?

Patutlah mawas diri, apakah kita selama ini memiliki motif menuntut ilmu yang benar? Karena ilmu yang bermanfaat hanya bisa diperoleh ketika seorang pembelajar memusatkan motif atau niatnya, untuk menggapai keridaan Allah.

Untuk mu wahai kawan yang bersekolah, kuliah, serta segala pendidikan yang di jalani hanya demi mendapat kerja yang layak dan jabatan yang tinggi, hendaklah belajar, bahwa bukan di sana kenikmatan dan kebahagiaan itu bertumpu.

Betapa hebatnya jika kita menjadikan ilmu sebagai bekal hidup, sejak dunia hingga menggapai surga.

Ilmu yang bemanfaat akan abadi sepanjang masa, ia akan menjadi amal dari para pembelajar sejati. Ia abadi,ia terwarisi dari genersi ke generasi. Pahalanya mengalir meski jasad berkalang tanah.

Bukan kan Rasulullah pernah mengatakan ‘Apabila meninggal anak Adam terputuslah amalannya kecuali tiga hal; sedekah jariyah,ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya.’(HR. Muslim).[]

* Mahadiswa STEI STEBI Depok

Footnote:
Way to success and rich,
Penulis/ Dr.Ibrahim Elfiky

Comment