RADARINDONESIANEWS. COM, JAKARTA – Awal tahun 2020 indonesia disambut guyuran hujan yang menyebabkan banyak daerah yang terendam banjir. Bahkan banjir turun sesaat setelah perayaan tahun baru.
Mengerikannya diatas genangan banjir ada beberapa kondom berserakan.
Wakil Ketua DPRD Kota Madiun Armaya mengatakan, banyaknya kondom berceceran di jalan diduga dari pengunjung beberapa tempat hiburan di sekitar lokasi tersebut. Untuk itu, pengawasan lokasi tersebut haruslah dilakukan dengan baik pemerintah setempat. DetikNews.com.
Dilansir dari BBC.com, banjir dan longsor yang melanda Jakarta dan sekitarnya serta Jawa Barat pada tahun baru menyebabkan setidaknya 30 orang meninggal dunia dan lebih dari 62.000 orang mengungsi, berdasarkan data terbaru pada Kamis (02/01).
Kepala Pusat Meteorologi Publik, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, (BMKG), Fachri Radjab, mengatakan puncak hujan “kita perkirakan di pertengahan Januari hingga awal Maret nanti”.
Sementara di Lebak, banjir akibat luapan Sungai Ciberang menggenangi 2.167 rumah warga di enam kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten. Hal itu berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pada Kamis (2/1).
“Dari 2.167 rumah yang terendam banjir itu, di antaranya 306 rumah rusak berat dan 274 rusak ringan,” kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Lebak Madias di Lebak, dilansir CNN.com
*Musibah diatas Musibah*
Banjir dan terjadi karena curah hujan yang meningkat sedangkan daerah resapan tidak memadai karena banyak daerah resapan yang dijadikan pemukiman.
Akibat terjadinya banjir banyak aktivitas yang terhambat. Bahan pokok sulit didapat. Kerugianpun tidak terkira dari mulai kerugian individu sampai kerugian negara.
Belum hilang dari ingatan sepanjang tahun 2019 musibah silih berganti datang. Dari mulai tsunami, kebakaran hutan dan banyak musibah lain yang tak pernah teratasi.
Musibah yang terjadi memang kehendak Allah. Namun bukan serta merta hanya bencana alam, melainkan teguran dari yang menciptakan alam. Kemaksiatan yang kian merajalela membuat Allah murka. Hujan yang seharusnya memberikan berkah justru berubah menjadi musibah.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (ar-Rûm/30:41)
Dalam ayat yang mulia ini, Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyatakan bahwa penyebab utama semua kerusakan yang terjadi di muka bumi dengan berbagai bentuknya adalah perbuatan buruk dan maksiat yang dilakukan manusia. Ini menunjukkan bahwa perbuatan maksiat adalah inti kerusakan yang sebenarnya dan merupakan sumber utama kerusakan-kerusakan yang tampak di muka bumi.
Abul Aliyah mengatakan bahwa barang siapa yang berbuat durhaka kepada Allah di bumi, berarti dia telah berbuat kerusakan di bumi, karena terpeliharanya kelestarian bumi dan langit adalah dengan ketaatan.
Imam Ali Assabuni menjelaskan dalam tafsirnya yang dimaksud “bimaa kasabat aidinnas” ialah “bimaksiatinnas”
Jika kita lihat saat ini kemaksiatan semakin merajalela. LGBT dipelihara, perzinaan merajalela, bahkan dalam genangan banjir banyak berserakan kondom bekas pakai. Naudzu billah.
Kemaksiatan-kemaksiatan terjadi bukan karena orang jahat semakin betambah tapi karena sistem yang salah. Sistem yang mengagungkan materi. Dimana ada manfaat walaupun merugikan rakyat maka akan diutamakan. Seperti daerah yang seharusnya dijadikan waduk malah dibuat perumahan yang akhirnya air tidak tertampung.
Namun perlu kita ketahui, musibah dari segala musibah ialah dicampakkannya hukum Allah dimuka bumi.
*Syariat Islam Membawa Berkah*
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Ketika syariat Islam diterapkan, LGBT, korupsi dan kemaksiatan tidak akan merajalela karena syariat Islam bersifat Jawabir (Penebus Siksa Akhirat) & Jawazir (Pencegah Terjadinya Tindak Kriminal Yang Baru Terulang Kembali)
Sebagai contoh di masa Rasulullah SAW, pernah ada dua orang yang berzina. Mereka adalah Maiz Al-Aslami dan Al-Ghomidiyah. Masing-masing berzina, yang sudah barang tentu tanpa diketahui oleh siapapun.
Tapi karena didorong oleh ketakwaannya, akhirnya mereka menghadap kepada Rasulullah SAW untuk meminta dihukum rajam dan disucikan. Ini karena mereka meyakini dengan ketaqwaanya bahwa dengan hukuman rajam tersebut maka dosa mereka akan terhapuskan.
Sedangkan untuk mengatasi banjir itu sendiri ialah:
1. Memperbanyak daerah resapan terutama di daerah hulu
2. Negara akan membuat teknologi untuk pengelolaan air.
3. Meminimalisir kemaksiatan dengan diterapkan Had dan qishos. WaAllahua’lam.[]
*Pendidik, Aktivis BMI Banten
Comment