Iga Latif,S.Pd: Generasi BeDilan

Berita585 Views
Iga Latief
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – DILANda demam. Dunia perfilman kembali berhasil mengaduk-aduk perasaan generasi yang disemati label jaman now. Pasalnya sejak diputarnya film bertajuk remaja SMA berjudul Dilan 1990 ini,bioskop yang menayangkan perdana film tersebut pada 25 januari 2018 telah diserbu sebanyak 225 ribu penonton. Hingga jumat 26 januari kemarin sejak pemutaran perdananya,film tersebut sudah diputar di 389 layar. Bahkan dengan pencapaian angka fantastis dalam waktu yang singkat tersebut,pihak bioskop merencanakan akan menambah jam pemutaran film ini.(www.viva.co.id)
Sosok Dilan dalam waktu singkat menyedot perhatian banyak pihak,terutama para penggila film dengan genre romantis. Tak ketinggalan sosial media pun dipenuhi komentar netizen mulai dari alur cerita,karakter khas dari masing-masing tokoh,gelitik gurau sang tokoh utama,hingga sosok Milea yang hingga kini turut menghipnotis penonton.tidak diragukan lagi sang penulis novel Pidi Paiq berhasil membuat sosok Dilan sebagai tokoh utama dalam novelnya menjelma menjadi sosok yang paling dinanti. Tak tanggung-tanggung, bahkan quote-quote romantis yang bertebaran di dalam novelnya pun ikut memenuhi dunia sosial media dan siap membuat baper pembacanya.
Sebenarnya siapa sosok Dilan?.Banyak pihak serentak menanyakan siapa sebenarnya sosok Dilan yang dalam waktu singkat mampu menyedot perhatian banyak pihak.Sosok nyata ataukah hanya fiktif? Dilansir dari hai.grid.id sosok Dilan dan Milea adalah tokoh nyata. Namun mereka hanyalah tokoh biasa sebagaimana manusia biasanya, hal ini juga diamini oleh sang penulis novel ketika diwawancarai pihak jabar.tribunnews.com .Namun sosok dilan yang biasa ini,mendapat sambutan luar biasa oleh penonton,bahkan melebihi ekspektasi. 
Ada apa dengan DILAN?
Terlepas dari demam Dilan yang melanda generasi yang mengaku serba kekinian ini,banyak hal yang kiranya perlu kita cermati lebih dalam. Tak sekedar mengaduk-aduk perasaan. Ataupun tak sekedar mengulang romansa sepasang anak manusia yang tengah di mabuk cinta. Namun pesan yang tertancap kuat di dalamnya. Mengapa sosok dilan begitu digandrungi saat ini? Mengapa semua media serentak mengarah pada sosok dilan?. Dari semua adegan dan jalan cerita film Dilan,semua bermuara pada satu aktivitas yakni “pacaran”. 
Mulai dari bagaimana cara Dilan mengungkapkan ketertarikannya pada Milea,bagaimana gaya sosok Dilan mengungkapkan rasa rindunya pada Milea,semua tak lepas dari aktivitas yang disebut pacaran. Aktivitas yang sudah dianggap biasa saat ini,namun sejatinya menjadi perusak utama generasi penerus bangsa. Aktivitas yang akan menjadi pintu pertama tergiringnya remaja ke dalam aktivitas free sex, yang nantinya akan bermuara ke persoalan-persoalan lain yang lebih kompleks seperti aborsi,narkoba,berbagai tindak kriminal,bahkan kasus bak fenomena gunung es yang tak kunjung selesai seperti HIV/AIDS.
Generasi Jaman Now Sejati
Fenomena Dilan sebenarnya bukan baru kali ini kita temui, telah banyak sosok-sosok sebelumnya yang juga menghiasi dunia perfilman. Dan juga tidak jarang telah berhasil mengaduk-aduk perasaan,terutama kaum hawa. Namun kini sosok yang mampu mengaduk-aduk perasaan kaum hawa ini dikemas dengan romansa tempo dulu yang lebih manis,didukung penerbitan novelnya lebih dulu dengan judul serupa, hingga membuat pembaca penasaran dengan visualisasi tokoh-tokoh dalam cerita tersebut berikut dengan jalan ceritanya.Yang perlu kita cermati saat ini adalah, akankah kita sebagai generasi muda islam yang seharusnya menjauhi segala aktivitas yang mendekati zina,justru terpengaruh dengan adanya serial ini? 
“dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”.(QA: Al israa:32)
Telah jelas Allah memperingatkan kita sebagai umat islam untuk menjauhi aktivitas zina,yang salah satunya adalah pacaran. Namun budaya pacaran telah demikian menjamur di tengah masyarakat. Ditambah dengan adanya sinetron, film atau bahkan iklan yang semakin mengumbar budaya pacaran kapanpun, di manapun dan kepada siapapun. 
Pacaran menjadi racun yang mematikan namun memabukkan. Agaknya kita mencermati salah satu petikan dalam adegan serial dilan 1990, “jangan rindu, itu berat. Kamu tidak akan kuat, biar aku saja”.

Sejatinya bukan rindu yang berat, namun dosa dikarenakan perbuatan maksiat yang dilakukan. Mari terus menerus mengiringi segala aktivitas kita dengan menjauhi segala larangan Allah dan berupaya sekuat tenaga menjalankan perintahNya demi mendapat ridhoNya. Dengan menjauhi pacaran maka kita sudah menjauhi zina,dan menutup rapat celah untuk setan dapat menggoda hati. (IG)

Jangan maksiat..Ini berat…
Kamu tidak akan kuat..
Sudahi saja dan taat pada syariat..
Penulis adalah pengajar airlangga education
centre Bojonegoro dan pemerhati remaja dan sosial.

Comment