Heni Sagara Bantah Tuduhan Mafia Skincare: “Ini Fitnah dan Pembunuhan Karakter”

Hukum64 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA–– Heni Sagara, pengusaha kosmetik dan skincare ternama, akhirnya angkat bicara mengenai tuduhan “mafia skincare” yang menyeret namanya.

Dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, (17/10/25), Heni bersama tim kuasa hukumnya dari Kantor Johannes O. Berlin Luban Tobing, memberikan klarifikasi terkait berbagai pemberitaan negatif yang telah beredar luas selama tiga minggu terakhir.

“Saya memilih diam bukan karena takut, tetapi karena saya baru melahirkan dan sedang fokus pemulihan. Namun, fitnah ini sudah merambah ke ranah pribadi dan keluarga, bahkan ada kabar palsu bahwa saya sudah meninggal. Ini sangat menyakitkan,” ujar Heni membuka penjelasannya.

Heni membantah tuduhan-tuduhan yang melibatkan perusahaannya, PT Sagara Purnama dan PT Ratansha Purnama Abadi, terkait produk dengan “etiket biru” dan pencabutan izin apoteker. Ia menegaskan bahwa tidak ada satupun produk berbahaya yang diproduksi oleh pabriknya.

“Tuduhan ini tidak berdasar. Tidak ada produk ilegal atau berbahaya yang kami buat. Ini semua adalah bentuk persaingan usaha yang sangat tidak sehat,” tegasnya.

Selain itu, Heni menyoroti dampak besar yang ditimbulkan dari pemberitaan hoaks tersebut, terutama bagi karyawan yang bekerja di perusahaannya.

“Bukan hanya saya yang dirugikan, tapi juga ribuan karyawan yang hidupnya bergantung pada bisnis ini. Saya bisa bertahan, tapi saya memikirkan nasib mereka,” tambah Heni dengan penuh keprihatinan.

Kuasa hukumnya, Johannes O. Berlin, menyatakan bahwa pihaknya akan segera menempuh jalur hukum untuk melawan penyebaran berita bohong ini. “Kami siap untuk mengambil langkah hukum yang tegas terhadap siapa pun yang menyebarkan informasi palsu dan mencemarkan nama baik klien kami,” tegasnya.

Dengan tegas, Heni menyebut seluruh tuduhan tersebut sebagai bagian dari upaya untuk merusak reputasinya serta bisnis yang telah ia bangun selama bertahun-tahun. “Ini tidak hanya merugikan pribadi saya, tetapi juga perusahaan dan semua yang bergantung padanya. Tuduhan ini adalah bentuk pembunuhan karakter,” pungkas Heni.

Heni berharap agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh berita palsu dan hoaks, serta meminta dukungan untuk menghentikan penyebaran informasi yang belum tentu benar.[]

Comment