Heni Andriani*: Merenda Ketaatan di Hari Idul Qurban

Opini676 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Allahu Akbar Allahu Akbar
Wa lillahil hamdu. Gema takbir menggema di seantero raya. Menyejukkan kalbu yang kering kerontang hampa dari nilai-nilai ruhiyah.

Memberi semangat untuk tetap kuat pada jiwa-jiwa yang rapuh dan hampir putus asa akibat pandemi berkepanjangan.

Pandemi ini sejatinya telah memberikan banyak pelajaran betapa lemah dan dhaifnya kita dihadapan Allah Swt.

Namun, bukan berarti di masa sulit sekarang ini kita justru jauh dari Nya tetapi dengan Idul adha atau hari raya kurban semakin taat dan ikhlas atas segala ketentuannya.

Sebenarnya jika mau merenungkan tentang Idul Adha banyak sekali peristiwa yang membuat kita semakin dekat dengan Allah Swt.

Lihatlah bagaimana sebelum pelaksanaan Idul Adha kita akan menyaksikan orang yang berhaji dengan berbeda suku bangsa, warna kulit, beda bahasa semua berkumpul untuk ibadah kepada Allah Swt.

Disatukan oleh akidah Islam. Semua mengagungkan Allah dan taat terhadap semua aturan pelaksanaan ibadah haji dan ajaran Islam lainnya.

Semua bersatu tak ada lagi perselisihan ataupun pertengkaran,semua yang berhaji ingin menjadi haji mabrur dengan ganjarannya adalah kelak masuk surga.

Kondisi ini sangat menyejukkan kalbu sekalipun pelaksanaan ibadah haji tahun ini berbeda karena pandemi tetapi tidak mengurangi kekhusyukan ibadah haji begitu pun dengan pelaksanaan kurban.

Dari ibadah haji dan pelaksana hari Idul Adha, kita bisa belajar dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang tidak menentang terhadap perintah Allah Swt untuk menyembelih anaknya.

Hal ini pun dilakukan semata-mata karena ketaatan mutlak. Sebagaimana tercantum tercantum di dalam Album quranul kariim.

“Ayah, laksanakanlah apa yang telah diperintahkan kepada engkau. Insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar. “(TQS ash-shaffat [37]: 206).

Tentu, spirit pengorbanan paripurna dan ketaatan mutlak itu tidak boleh berhenti selama ibadah haji dan kurban saja tetapi justru spirit itu harus dipupuk dan diwujudkan secara nyata dalam seluruh aspek kehidupan. Apalagi dalam kondisi pandemi sekarang ini.

Sebagaimana kita rasakan, saat ini dunia telah disesaki dengan ragam kezaliman, ketidakadilan, perampasan hak seperti bumi Palestina, dianiaya hingga diusir dari negeri mereka seperti yang terjadi dengan saudara kita muslim uiygur, serta di beberapa negeri Afrika.

Harta kekayaan mereka dirampok oleh para kapitalis serta para penguasanya banyak menghamburkan harta demi kepentingan pribadi, kelompok dan partainya.

Akibat penerapan sistem Kapitalisme kebijakan yang dibuat banyak menyengsarakan rakyatnya sendiri. Krisis demi krisis terus mendera dan berulang seakan tidak mau berhenti.

Pangkal dari semua ini akibat penyimpangan terhadap aturan Allah Swt dalam bentuk kemaksiatan sistemik melalui penerapan sistem dan ideologi sekuler demokrasi kapitalis.

Hal ini sangat kentara saat pandemi melanda. Seharusnya dengan adanya pandemi harus semakin dekat sama Sang Pencipta bukan malah justru banyak melanggar syariatnya.

“Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya bagi dia kehidupan yang sempit, dan kami akan mengumpulkan dirinya pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan buta (Tas.Thaha (20) :124)

Oleh karena itu, jikalau kita menginginkan pandemi segera berakhir dan berbagai kerusakan yang terjadi akibat penerapan demokrasi sekuler di negeri ini khususnya dan dunia maka harus beralih ke sistem Islam. Selain itu seharusnya dengan spirit Idul Adha adalah mencampakkan berbagai aturan buatan manusia (demokrasi sekuler kapitalis) sebagai bentuk ketaatan mutlak kepada Allah Swt.

Bersegera berjuang dengan dakwah menyampaikan ajaran Islam yang mulia ke seantero jagat raya demi menyongsong janji Allah Khilafah Rasyidah ala minhaj Nubuwwah. Wallahu a’lam bishshawab.[]

*Anggota AMK

Comment