Hawilawati, S.Pd: Silaturahim Full Faedah

Berita524 Views
Hawilawati, S.Pd
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Tak dipungkiri ba’da lebaran dimanfaatkan sebagai momen silaturrahim kepada karib kerabat. Silaturrahim adalah aktivitas yang sangat dianjurkan dalam Islam. Silaturahim  terdiri dari dua kata: shilah (صلة) dan ar rahim (الرحم). 
Shilah artinya menyambung. Sedangkan Ar-rahim adalah rahim wanita, yang merupakan konotasi untuk menyebutkan karib-kerabat.
Adapun silaturahim adalah berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai dengan keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa kebaikan dalam hal harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya” (Syarh Shahih Muslim, 2/201).
Banyak hadits yang menyebutkan tentang silaturrahim. Silaturahim adalah istilah untuk perbuatan baik kepada karib-kerabat yang memiliki hubungan nasab, atau kerabat karena hubungan pernikahan, serta berlemah-lembut, kasih sayang kepada mereka, memperhatikan keadaan mereka. 
Rasulullah menganjurkan agar seorang Muslim tetap berupaya menyambung tali silaturahim dengan karib kerabatnya, walaupun mereka selalu berupaya memutusnya. Menurut Nabi SAW, upaya orang tetap menyambung tali silaturahim akan senantiasa mendapat pertolongan dari Allah SWT.
Bahkan barang siapa yang memutus tali ukhuwah ancamannya tidaklah sepele, sebagaimana hadits Rosulullah SAW 
“Tidak masuk surga orang yang memutus silaturahmi” (HR. Bukhari – Muslim).
Adapun keutamaan silaturahim adalah diluaskan rizkinya.
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi” (HR. Bukhari – Muslim).
Dan ia juga merupakan salah satu sebab masuknya seseorang ke dalam surga. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah silaturahim, shalatlah pada malam hari ketika orang-orang sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu Majah, At Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Agar silaturrahim tetap  terjaga faedahnya dan bernilai ibadah maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan ;
1. Berkumpul karena Allah
Luruskan niat berkumpul  hanya karena Allah untuk menjalin tali ukhuwah (persaudaraan) diantara karib kerabat.
2.Memakai pakaian syar’i
Bagi muslim atau muslimah ketika hendak keluar rumah, bilkhusus silaturrahim wajib memakai pakaian yang menutup aurat. Bagi muslimah wajib memakai pakaian syar’i yang tidak transparan, tidak ketat (membentuk lekuk tubuh), tidak memakai pakaian yang menyerupai laki-laki, tidak tasyabuh (berpakaian ala umat tertentu), tidak berlebihan hingga menyusahkan gerak dan ibadah (perhatikan ketentuan  berpakaian syar’i)
3.Tidak Bertabarruj
Penting bagi muslimah untuk memperhatikan penampilan dan keindahan, selain berpakaian yang syar’i, rapi, bersih dan tidak menimbulkan bau, namun tidak dibenarkan jika muslimah Bertabarruj dihalayak umum (terutama kepada laki-laki yang bukan mahrom atau kerabat jauh), tidak berdandan hingga menimbulkan hasrat lawan jenis bahkan sampai  menyusahkan dirinya saat ibadah.
4.Berbicara ahsan (tidak menyakiti)
Sesama muslim harus menjaga tutur kata, tidak boleh saling menyakiti, harus menjaga perasaan karib kerabat dengan berkata ahsan (sopan dan santun) hingga enak di dengar dan saling mengingatkan dalam kebaikan (perhatikan adab berbicara)
5.Saling membawa kabar gembira
Berkumpul untuk saling membawa kabar gembira dan menghibur satu dengan yang lainnya dengan nasihat bermanfaat.
6. Tidak berkholwat
Tidak diperbolehkan saat ajang silaturahim laki-laki dan perempuan melakukan kholwat (berduaan) tanpa disertakan mahrom, sekalipun ini adalah ajang kumpul karib kerabat, maka antar sepupu atau sesama ipar,  tidak dibiarkan untuk berkholwat.
7.Tidak berikhtilat
tanpa ada urusan penting ikhtilat harus dihindari, berkumpullah dengan komunitas sesama jenis 
8. Menghargai hidangan yang disuguhkan
Jika silaturrahim berkunjung ke rumah kerabat, maka hargailah apa yang disiapkan tanpa harus mencela hidangan yang ada. Jika suka maka makanlah secukupnya hingga habis, jika tidak suka maka tidak perlu mencela makanan yang dihidangkan (perhatikan adab bertamu sesuai Sunnah Rosulullah SAW)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, “Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Jika beliau mau, beliau makan, dan jika tidak suka, beliau meninggalkannya,” (HR al-Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud)
Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah, “Semua makanan yang mubah (dibolehkan untuk dimakan), Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah mencelanya. Adapun yang haram, maka Beliau mencela dan menghinanya serta dilarang dari (memakan)nya.
9.Membawa buah tangan
Silaturahim atau berkunjung adalah amalan yang begitu banyak mendatangkan kebaikan , jangan sia-siakan momen silaturahim untuk merekatkan ukhuwah bahkan dianjurkan untuk membawa buah tangan sebagai bentuk memberi hadiah saling menyayangi sesama saudara.
“Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
Bukan besar kecilnya tetapi perhatiannya itulah yang dapat menumbuhkan kasih sayang terhadap sesama bilkhusus terhadap karib kerabat (perhatikan adab memberi hadiah).
10.Digunakan untuk syiar Islam (mengajak kebaikan dalam setiap waktu dan tempat).
Silaturahim adalah momen tepat untuk saling memberi semangat melakukan kebaikan, menyampaikan yang haq, dan mengingatkan satu dengan yang lain untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berlomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khoirot).
11.Tidak berkumpul di tempat yang membawa keburukan atau tempat penuh maksiat
Jika memilih tempat silaturahim diluar rumah maka pilihlah tempat yang bebas dari kesyirikan dan maksiat. Tempat penuh maksiat akan membawa pengaruh keburukan pikiran seorang muslim.
12.Tidak diwarnai dengan acara unfaedah
Kegiatan yang dilakukan silaturahim juga harus diperhatikan tidak di bumbui dengan  acara bebas unfaedah atau penuh maksiat, misal  acara bebas berenang dengan 1 kolam renang campur baur dengan lawan jenis, atau acara makan-makan dengan standing party (perhatikan adab makan Rosulullah SAW)
13. Tidak meninggalkan kewajiban
Silaturahim adalah Sunnah yang dianjurkan dan ibadah seperti sholat adalah kewajiban muslim atau muslimah yang tidak boleh ditinggalkan. Jangan sampai keasyikan anjang sana dengan karib kerabat sampai melalaikan bahkan meninggalkan sholat dengan berbagai alasan.
Demikianlah adab silaturahim full faedah yang harus kita perhatikan agar momen indah tersebut tetap bernilai ibadah yang mendatangkan pahala. Selamat silaturahim semoga apa yang kita lakukan tercatat sebagai amal sholih. Aamiin.Wallahu’alam bishshowab.[]
*Praktisi pendidikan, STP-SD Khairu Ummah, Ciledug, Tangerang

Comment