RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengusulkan agar satu keluarga memelihara ayam untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.
Ia mengatakan pemenuhan gizi anak bisa dilakukan dengan memberi asupan telur dari ayam yang dipelihara tersebut.
Menurut Moeldoko, gizi yang diberikan sejak usia dini dapat menekan angka stunting alias gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis pada seribu hari pertama.
“Perlu setiap rumah ada (memelihara) ayam, sehingga telurnya itu bisa untuk anak-anaknya,” kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Jumat (15/11).
Moeldoko menyebut setiap anak wajib memakan satu butir telur ayam. Anak-anak juga perlu mendapatkan makanan kaya gizi lainnya, seperti ikan, sayur mayur, tahu, maupun tempe yang penuh dengan protein. Moeldoko pun mencontohkan India yang kini sudah menerapkan wajib makan lima telur dalam satu minggu.
Menurutnya, program itu bisa diterapkan agar anak-anak Indonesia tak mengalami stunting. Saat ini terdapat program yang dijalankan Kementerian Kesehatan, yakni isipiringku.
Gizi buruk (stunting) salah satu permasalahan yang melanda negeri ini. Kebutuhan sandang yang merupakan sesuatu yang mendasar bagi manusia. Pemenuhan kebutuhan masyarakat yang harusnya menjadi tanggungjawab negara. Kebutuhan mendasar yang apabila tidak terpenuhi akan mengancam nyawa.
Permasalahan gizi buruk yang berpengaruh terhadap kualitas (kecerdasan) dan kwantitas manusia. Semboyan yang tak asing ditelinga kita “didalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat”.
Untuk mewujudkan generasi yang tangguh, kuat, sehat tentunya perlu asupan gizi yang baik. Solusi-solusi praktis saat ini yang tak menyentuh akar masalah. Pemerintah beralasan karena kekurangan anggaran.
Islam dengan seperangkat pengaturannya mengulas berbagai aspek kehidupan. Islam memandang pangan merupakan kebutuhan pokok yang mendasar bagi manusia.
Negara dalam pandangan Islam, memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan mendasar mereka. Memberikan sarana yang memudahkan masyarakat memenuhi kebutuhan mendasar mereka dengan menyediakan lapangan pekerjaan, menjamin tersedianya makanan pokok dengan harga murah, swasembada pangan dan lainnya. Bukan melepaskan tanggungjawab dengan menyerahkannya pemenuhannya kepada masyarakat semata.
Pembiayaan atau pemasukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dapat dimaksimalkan dengan pengelolaan sumber ekonomi negara yaitu sumber daya alam. Negeri ini yang memiliki beragam sumber daya alam yang tersebar diberbagai daerah.
Mengembalikan pengelolaan sumber daya alam oleh negara, bukan menyerahkan pengelolaannya kepada pihak swasta (privatisasi) yang hanya menguntungkan mereka. Belum lagi ditambah dampak lingkungan yang ditimbulkannya.
Semoga permasalahan gizi buruk di negeri ini dapat teratasi sehingga Indonesia sehat dan dan cerdas bukan hanya sekedar mimpi atau khayalan semata. (*HM)
*Penulis tinggal di Kota Palangka Raya (Kalimantan Tengah)
Comment