RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA Baru – baru ini publik di gegerkan dengan penangkapan 37 remaja smp di Jambi yang melakukan pesta seks untuk merayakan ulang tahun di sebuah hotel.
Penagkapan dilakukan oleh razia tim gabungan TNI, Polri dan Pemerintah Kecamatan Pasar Kota Jambi.
Usia mereka masih dibawah umur tapi berani melakukan hubungan layaknya suami istri. Bahkan di kamar hotel tersebut ditemukan alat kontrasepsi dan obat kuat berserakan.
Sungguh ironis dan memprihatinkan potret buram generasi muda saat ini yang secara massif dalam kubangan free sex. Tidak mengherankan bila saat ini angka aborsi di Indonesia pun sangat tinggi.
Mengutip data berdasarkan hasil penelitian Guttmacher Institute yang dikutip Solopos.com, Senin (17/2/2020), diperkirakan terjadi dua juta aborsi di Indonesia setiap tahun. Hal ini disebabkan banyaknya wanita yang mengalami kehamilan tidak direncanakan sehingga memilih aborsi.
Hasil penelitian itu disusun berdasarkan sampel yang diambil dari sejumlah fasilitas kesehatan di enam wilayah Indonesia. Penelitian ini mengungkap ada 37 aborsi pada 1.000 wanita usia produktif bereproduksi [15-49 tahun] setiap tahunnya di Indonesia.
Angka prediksi itu cenderung cukup tinggi jika dibandingkan dengan aborsi di negara Asia lainnya. Dari 4,5 juta kelahiran per tahun di Indonesia, sekitar 760.000 atau 17 persennya tidak diinginkan atau direncanakan.
Aborsi paling banyak dilakukan wanita yang sudah menikah berusia 30-39 tahun dengan tingkat pendidikan SMA. Mereka yang melakukan aborsi mayoritas tidak pernah memakai alat kontrasepsi. Ironis bila Generasi muda saat ini terjerumus dalam kubangan free sex.
Persoalan ini adalah PR besar pemerintah juga semua elemen untuk menyelesaikannya. Karena generasi muda saat ini adalah aset yang begitu berharga.
Kemajuan sebuah negara, di tentukan oleh generasi muda saat ini yang nantinya akan menjadi pemimpin di masa depan. Bisa dibayangkan bila generasi muda kita rusak secara moral mengalami degradasi akhlak maka kita bisa melihat 15 tahun mendatang bagaimana wajah buram Indonesia.
Selain itu generasi muda adalah leader dan agent of change, iron stock di tengah masyarakat.
Bila hasil generasi kita saat ini adalah generasi hedonis dan terjerumus dalam kubangan free sex, bisa dipastikan bagaimana wajah masyarakat kita 15 tahun mendatang.
Oleh karena itu butuh solusi sistemik demi menyelesaikan persoalan ini baik dari institusi terkecil yakni keluarga hingga institusi negara sebagai pengayom dan pelindung masyarakat.
Pertama, Institusi keluarga yakni orang tua juga keluarga harus mampu menjadi prototype teladan anak, maka menjadikan pondasi agama sebagai pilar utama pendidikan keluarga akan mampu membentuk karakter anak yang berkepribadian yang mulia.
Islam memberikan solusi pengasuhan yang komprehensif di mana nilai – nilai islam bila diterapkan pada anak akan memberikan impact positif pada pembentukan karakter anak. Maka menjadi PR orang tua dan keluarga untuk mampu menjadi teladan bagi anak juga menanamkan pilar – pilar agama pada diri anak.
Kedua, harus ada upaya strategis dan sinergis bersama masyarakat untuk memutus mata rantai free sex di tengah generasi muda saat ini. Kontrol sosial sangat penting diterapkan di tengah masyarakat.
Maka masyarakat menjadi elemen kedua terpenting untuk menyelesaikan persoalan free sex di tengah kehidupan remaja.
Kontrol sosial berupa aturan yang diterapkan masyarakat serta sanksi sosial yang menjadikan jera terkait kasus free sex generasi muda.
Masyarakat tidak boleh acuh dengan kondisi saat ini karena butuh semua elemen untuk menyelesaikan persoalan massifnya free sex di tengah remaja dan generasi muda.
Terakhir adalah peran negara yang memiliki andil besar dan tanggung jawab penuh demi menyelesaikan problem generasi muda saat ini.
Dengan adanya aturan yang tegas dan juga filter negara dalam melindungi generasi muda dari ancaman free sex dan budaya – budaya hedonis ini, pemerintah diharapkan mampu mengimplementasikan nilai Islam di tengah pergaulan remaja sehingga memutus mata rantai penyebab massifnya free sex di tengah remaja generasi muda.
Maka kita berharap generasi muda yang ada adalah generasi yang unggul dan mampu menghantarkan Indonesia menjadi bangsa yang maju, berbudi pekerti luhur dan menjadi mercusuar dunia.[]
*Dosen, Penulis Buku Anak Muda Keren Akhir Zaman Qibla Gramedia,Peneliti dan Anggota Adpiks , Pemerhati Pendidikan, Konsultan Parenting,Founder Sekolah Ibu Pembelajar, Founder Sunrise Fun Learning Pre School, Founder Madani Fun Learning Quran )
Comment