RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Sebagai seorang muslim, maka kemuliaan tertinggi seorang muslim adalah ketika dia menjadikan Al – Qur’ an sebagai nafas dalam setiap aktifitas kehidupannya. Al – Qur’an adalah way of life yang memberikan kebahagiaan dan keselamatan bagi yang menerapkannya.
Al – Qur’an adalah kalam Allah yang mulia, yang memuat berbagai macam aturan bagi kehidupan. Maka esensinya ada kewajiban bagi manusia menerapkan Al – Qur’ an secara kaffah dalam kehidupan.
Al-Quran secara tegas menyeru orang-orang beriman untuk melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh, tanpa membeda-bedakan ajaran yang satu dengan ajaran yang lain. Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allah ta’ala berfirman menyeru para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya serta membenarkan rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan syari’at; melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan seluruh larangan sesuai kemampuan mereka.” (Tafsir Ibn Katsir 1/335).
Makna ayat diatas adalah kita sebagai muslim diwajibkan masuk ke dalam Islam secara keseluruhan dengan melaksanakan ajarannya yang komprehensif dan paripurna.
Kita bisa melihat bagaimana kemuliaan muslim ketika muslim menjadikan Al – Qur ‘an sebagai pedoman hidup.
Sebagaimana ketika Islam diterapkan secara kaffah dalam berbagai aspek kehidupan dan kenegaraan.
Hal ini kita liat kala muslim hidup dibawah naungan kehidupan Islam yakni menjadi qur an sebagai landasan baik pada aspek transendental juga pada aspek publik.
Peradaban Islam telah memberikan tinta emas dalam perjalanan kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Kemajuan ilmu pengetahuan hingga kesejahteraan masyarakat turut menjadi catatan gemilang ketika peradaban Islam tegak di muka bumi ini. Peradaban Islam tersebut adalah masa dimana Islam menjadi pedoman dalam segala lini kehidupan rakyat dengan kesempurnaan aturan yang ada di dalamnya dan tegak dalam satu institusi politik peradaban Islam.
Kegemilangan ini bukan muncul karena kebetulan atau isapan jempol belaka apalagi hanya retorika semata. Namun itu salah satu hikmah dan rahmat yang Allah jaminkan ketika setiap aturan diterapkan secara utuh tanpa memilah-milih. Sebagaimana ada kaidah yang mengatakan bahwa setiap ada syariah, maka pasti akan ada maslahat. Itulah kemudian yang menjadikan peradaban Islam secara imani dan alami akan memberikan keterjaminan berkah dan maslahat bagi kehidupan manusia, dan termasuk di dalamnya kesejahteraan.
Rekaman jejak emas masa peradaban Islam hingga sekarang masih ada dan bahkan bisa ditemukan dalam banyak catatan-catatan sejarah yang ditulis oleh orang non-muslim. Sebagai contoh adalah apa yang dikatakan Will Durant seorang sejarawan barat. Dalam buku yang dia tulis bersama Istrinya Ariel Durant, Story of Civilization, dia mengatakan, “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka”
Mary McAleese, Presiden ke-8 Irlandia yang menjabat dari tahun 1997 sampai 2011. Dia juga seorang anggota Delegasi Gereja Katolik Episkopal untuk Forum Irlandia Baru pada 1984 dan anggota delegasi Gereja Katolik ke North Commission on Contentious Parades pada 1996. Dalam pernyataan persnya terkait musibah kelaparan di Irlandia pada tahun 1847 (The Great Famine), yang membuat 1 juta penduduknya meninggal dunia. Terkait bantuan itu, Mary McAleese berkata:
“Sultan Ottoman Turki mengirimkan tiga buah kapal, yang penuh dengan bahan makanan, melalui pelabuhan-pelabuhan Irlandia di Drogheda. Bangsa Irlandia tidak pernah melupakan inisiatif kemurahan hati ini. Selain itu, kita melihat simbol-simbol Turki pada seragam tim sepak bola kita.
Bahkan Dr. Musthafa As Siba’i dal am kitab Min Rawa’i Hadhratina memuat perkataan sejumlah tokoh dalam mengomentari tentang peradaban Islam maupun barat. Jacques C. Reister mengatakan, “Selama lima ratus Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan dan peradaban yang tinggi “.
Begitu mulia kaum muslim ketika bersama Al – Qur’an tidak hanya kaum muslimin mempelajarinya namun juga menerapkannya dalam kehidupan.
Dan ketika saat ini kaum muslim terpuruk dalam berbagai lini kehidupan terseok dalam berbagai problem kehidupan dan rusaknya tatanan sosial masyarakat maka penyebab utamanya adalah ketika kita tidak menerapkan Al – Qur’ an dalam kehidupan.
Maka kebangkitan umat Islam hanya akan dapat diraih dengan menerapkan Islam secara paripurna maka kita akan dapati kemuliaan kaum muslimin jika senantiasa bersama Al – Qur an mempelajarinya, mengajarkannya, memperjuangkannya dan menerapkannya dalam kehidupan.[]
*Dosen, Peneliti Anggota Asosiasi Dosen Ilmu Keislaman Sosial Nasional, Pemerhati Pendidikan, Konsultan Parenting dan Founder Sekolah Ibu Pembelajar dan Institut Pernikahan Islami
Comment