Hamsia: Krisis Ekonomi Dan Sistem Ekonomi Islam

Opini772 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Perekonomian Indonesia tahun 2019 tidak banyak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan rendah, pemerataan kesejahteraan timpang, kebijakan banyak berpihak kepada asing.

Materi presentasi Bank Dunia ke pemerintah beberapa hari lalu menyebutkan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus menurun akibat produktivitas yang lemah. Kemudian kondisi Current Account Deficit (CAD) juga disebut semakin terpuruk, hal-hal ini dinilai akan mempengaruhi aliran modal asing yang masuk dan keluar dari Indonesia.

Menaggapi hal tersebut, Menteri Keungan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan seluruh dunia saat ini memang sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, dia optimis jika dana asing tak akan keluar dari Indonesia. Hal tersebut karena pemerintah berupaya penuh untuk mengeluarkan kebijakan agar Indonesia tetap menarik di mata internasional.

“kita akan perbaiki kebijakan ini untuk menyampaikan jika kondisi perekonomian Indonesia yang masih tumbuh di atas 5% inflasi terjaga, perbaikan di sektor bangunan, kemiskinan, pertumbuhan kelas menengah, infrastruktur yang mulai terbangun dan ini jadi destinasi yang baik dari investasi,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (6/9/2019).

Sesungguhnya konsep ekonomi neoliberal tentang investasi dan pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan itu hanya bualan belaka. Faktanya, investasi adalah jalan penjajahan /eksploitasi faktor-faktor ekonomi oleh kapitalis. Problem ekonomi hari ini, termasuk ketimpangan, kemiskinan dan lain-lain, justru muncul akibat penerapan sistem ekonomi kapitalis neolib yang tegak di atas asas sekulerisme dan pilar-pilar ekonomi yang batil seperti riba, kebebasan kepemilikan dan perilaku dan lain-lain.

Ekonomi global dunia saat ini masih mengalami krisis yang cukup serius. Krisis global terlihat secara menyeluruh di berbagai negara, termasuk Indonesia. Amerika Serikat sebagai pusat penerapan ekonomi kapitalis sebenarnya sedang menuju kehancuran. Ekonom Amerika, Todd Wood (dalam artikel koran Washington, Time US bulan Mei 2015 mengatakan, “Ekonomi Amerika Serikat berada diambang kehancuran”.

Kondisi ekonomi Amerika saat ini benar-benar menjengkelkan, mulai dari utang luar negeri yang sudah mencapai 20 triliun AS, ditambah lagi dengan kecepatan penambahan hutang yang semakin tinggi.

Dampak krisis juga sangat dirasakan oleh negara-negara produsen minyak dunia seperti Arab Saudi, Venezuela, Iran dan negara-negara teluk lainnya. Pengaruh buruk resisi ekonomi ini terlihat jelas pada penurunan harga bahan bakar industri seperti minyak mentah dunia dan batubara; harga bahan baku industri seperti karet, penurunan harga emas, gangguan serius pada pasar modal, penurunan pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus, PHK dimana-mana, tingkat pendapatan masyarakat menurun, dan harga kebutuhan pokok yang meningkat.

Krisis ekonomi terus berulang kali terjadi adalah konsekuensi logis akibat penerapan sistem ekonomi kapitalis secara menyeluruh di seluruh dunia. Sistem ekonomi kapitalis dibangun atas dasar kebebasan baik kebebasan kepemilikan harta, kebebasan pengelolaan harta maupun kebebasan konsumsi. Asas kebebasan ini, menurut Thabib, tidak layak karena melanggar semua nilai moral dan spritual. Bisnis prostitusi misalnya, dianggap menguntungkan, meski jelas sangat melanggar nilai agama dan merusak institusi keluarga.

Kita sudah melihat dan merasakan dampak buruk sistem ekonomi kapitalisme di belahan bumi manapun. Sudah tidak ada alternatif lagi untuk keluar dari jebakan kapitalisme yang telah merusak tatanan kehidupan masyarakat kecuali kembali ke sistem ekonomi Islam. Mengapa? Sebab sistem ekonomi Islam sudah pernah dipraktikan dan bahkan sudah terbukti dapat mewujudkan kesejahteraan riil bagi masyarakat untuk jangka waktu yang sangat lama.

Negara Islam dengan penerapan sistem ekonomi Islam akan mampu mengatasi krisis ekonomi ini bahkan emberikan jaminan kesejahteraan bagi umat manusia baik muslim maupun nonmuslim, sekaligus mendorong mereka agar dapat memenuhi kebutuhan skunder dan tersier sesuai dengan kadar individu yang bersangkutan yang hidup dalam masyarakat tertentu.

Dengan menerapkan Islam secara kaffah, cita-cita Indonesia menjadi negara yang makmur, sejahtera, maju dan berada dalam keberkahan dari Allah SWT akan diwujudkan secara bersamaan. Wallahu a’lam bi ash-shawab.[]

*Penulis adalah ibu rumah tangga

Comment