Penulis : Ummu Mumtaz | Pegiat Literasi
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Masalah kemiskinan seakan tak ada henti-hentinya di negeri ini, mulai dari masalah stunting, gizi buruk dan masalah kesehatan yang lainnya. Semuanya itu belum menemukan akar permasalahan yang dapat menyelesaikannya.
Gizi buruk bisa diakibatkan karena kekurangan makanan yang sesuai dengan standar makanan sehat yaitu 4 sehat 5 sempurna. Semua itu bisa juga disebabkan karena daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok tidak terjangkau bahkan tidak terbeli sama sekali.
Seperti yang terjadi pada seorang bocah berusia 7 tahun yang bernama Rizki Mubarok, warga Dusun Ciheras, Rt 11 Rw 12, Desa Selacai, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, diduga ia mengalami gizi buruk yang makin kritis dan harus melakukan operasi. Bocah tersebut keadaannya sangat memprihatinkan, ia tinggal bersama neneknya. Ia tidak mampu membayar Rumah Sakit sehingga berobat seadanya ke Puskesmas, Kamis, 2/11/2023.
Dari beberapa kasus yang terungkap ternyata masih banyak saudara kita yang mengalami gizi buruk dan keadaannya kritis pula. Apa upaya pemerintah setempat terkait hal tersebut dan apa penyebabnya sehingga belum ada penanganan secara serius ?
Kapitalisme adalah Biangnya
Sistem kapitalisme menimbulkan kemiskinan yang sistematis, yang kaya makin kaya dan yang miskin tambah menderita. Kenapa kasus buruknya gizi terhadap anak-anak sering kali terjadi? Ini terjadi karena kebanyakan para pencari nafkah tidak bisa memenuhi kebutuhannya sesuai gizi yang disarankan menurut kesehatan, mereka bukan tidak berusaha tetapi tidak adanya pekerjaan yang layak, seperti pekerjaan serabutan dan menunggu suruhan orang, kadang-kadang banyak anak yang ditinggal oleh ayah dan mengandalkan tenaga seorang ibunya seperti fakta yang terjadi di atas.
Kapitalisme menjadikan manusia hidup individualistis tanpa peduli terhadap orang lain, memikirkan diri sendiri bahkan hilang rasa kemanusiaan terhadap sesama di tengah masyarakat.
Sistem yang berlaku saat ini memicu kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Standar manfaat adalah yang mereka agung-agungkan.
Dengan adanya kekurangan bahan pokok kebutuhan mendasar, seperti pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan membuktikan negara telah gagal mengurus rakyatnya.
Padahal kebutuhan tersebut harus dipenuhi negara secara cuma-cuma pada setiap individu dalam masyarakat. Negara hanya berperan sebagai perantara/regulator saja bukan sebagai pengurus rakyat dalam memenuhi seluruh kebutuhannya.
Dalam sistem kapitalisme, pengelolaan sumber daya alam diserahkan kepada perusahaan/korporasi sehingga rakyat tidak bisa menikmati hasil dari sumber daya alam tersebut. Padahal jika pengelolaannya sepenuhnya oleh negara, maka hasilnya akan dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Kini, sistem kapitalisme ini sudah tidak bisa diharapkan lagi karena sistem tersebut tidak berpihak kepada rakyat dan kesejahteraan rakyat. Mereka lebih memilih orang lain/asing yang jelas-jelas hanya mengeruk kekayaan alam dan memuluskan kepentingan demi keuntungan yang besar.
Kini individu, keluarga, masyarakat bahkan negara butuh sistem yang bisa mensejahterakan rakyatnya dan terhindar dari gizi buruk yang memprihatinkan dan menjaga sumber daya alam dari rongrongan asing yang merugikan. Oleh karena itu, negara butuh sistem hakiki yang akan memberantas kemiskinan.
Islam, Solusi Mengentaskan Kemiskinan
Akar permasalahan gizi buruk dan kekurangan makanan disebabkan karena kemiskinan. Hanya Islam yang bisa menyelesaikan problem kemiskinan dan mensejahterakan rakyatnya.
Sistem Islam mempunyai cara untuk menangani dan mengentaskan kemiskinan. Yang menjadi standar bukan banyaknya pendapatan atau pengeluaran tetapi dinilai dari pemenuhan kebutuhan asasiyah (pokok) kepada perorangan secara layak. Sebagaimana Firman Allah SWT.
وعلى المولود له رزقهن و كسوتهن بالمعروف
Artinya : “Kewajiban para ayah memberikan makanan dan pakaian kepada keluarga secara layak”. ( QS. al-Baqarah[2]: 233 ).
Mencari nafkah adalah solusi pertama yang Islam tawarkan bagi seseorang dengan tetap bersabar dan berbaik sangka pada dzat yang Maha Kaya. Cara yang lain adalah Allah memerintahkan kaum muslim untuk saling memperhatikan saudaranya yang kekurangan dan membutuhkan bantuan pertolongan – jika salah seorang di antara mereka butuh pertolongan maka yang lainnya peka dan langsung mengambil tindakan kemanusiaan.
Allah SWT juga memerintahkan kepada penguasa untuk bertanggungjawab kepada seluruh urusan rakyatnya, termasuk menjamin kebutuhan pokok mereka. Seperti pada masa Pemerintahan Rasulullah SAW di Madinah, beliau menyediakan lapangan kerja bagi rakyatnya dan menjamin kehidupan mereka.
Pada masa pemerintahan Umar bin al-Khaththab sebagai kepala negara, ia memberikan insentif kepada setiap bayi yang lahir untuk menjaga dan melindungi anak-anak dan membangun “rumah tepung” bagi para musafir yang kehabisan bekal. Itulah diantara contoh-contoh peran yang dilakukan oleh penguasa sesuai dengan tuntunan syariat Islam untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya.
Kini kita sudah terlampau jauh meninggalkan syariat Islam kaffah yang bisa mensejahterakan rakyat dan seisi alam ini. Oleh karena itu, kini saatnya kita mencampakkan sistem yang telah nyata-nyata menyengsarakan, menimbulkan banyak masalah dan tidak bisa mensejahterakan.
Hanya dengan kembali kepada Islam maka keberkahan hidup akan dirasakan oleh seluruh umat manusia yakni dengan penerapan Islam secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan yang menjadi bukti ketaqwaan yang hakiki kepada Allah SWT. Wallaahu a’lam bish-shawwab.[]
Comment