Gembira Menyambut Bulan Mulia

Opini686 Views

 

 

Oleh: Dina Dwi. N, S.S, Penulis dan Kontributor Media

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Ramadhan sebentar lagi tiba. Setiap muslim mestinya menyambut dengan gembira. Kegembiraan tersebut adalah karena banyaknya kemuliaan, keutamaan, dan berkah pada bulan Ramadhan yang mulia. Beribadah semakin nikmat dengan limpahan pahala.

Rasulullah SAW telah bersabda;

“Sungguh telah datang bulan Ramadan yang penuh keberkahan. Allah mewajibkan kalian berpuasa di dalamnya. Di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatulqadar). Siapa saja yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung).”(HR Ahmad dan an-Nasa’i)

Sungguh kita patut bergembira tatkala pada bulan yang mulia ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan dibelenggu, amalan diberikan balasan yang berlipat ganda, dan adanya satu malam (lailatul qadar) yang lebih baik dari seribu bulan.

Inilah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Harus sungguh-sungguh dimaksimalkan, karena belum tentu kita berjumpa lagi dengan Ramadhan.

Dalam bulan Ramadhan yang mulia ini, terdapat banyak sekali keutamaannya. Diantara keutamaan Ramadhan adalah;

• Ramadhan bulan yang penuh berkah.

• Ramadhan bulan untuk meningkatkan takwa.

• Diturunkannya Al-Qur’an yang mulia.

• Bulan pengampunan dosa.

• Pintu-pintu surga dibuka,

• Ditutupnya pintu-pintu neraka

• Setan-setan dibelenggu agar tak menganggu manusia.

• Waktu yang mustajab untuk berdoa.

• Amalan yang dibalas dengan pahala berlipat ganda.

• Adanya lailatul qadar yang luar biasa utamanya.

Tak hanya bergembira karena kedatangannya, tetapi juga harus dipersiapkan dengan baik untuk menjalaninya. Berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan amalan-amalan yang mendatangkan pahala. Jangan sampai kita melewatkannya begitu saja. Jangan pula kita sekadar berpuasa, menahan lapar dan dahaga semata, tetapi sia-sia belaka.

“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa, kecuali lapar dan dahaga.” (HR Ahmad)

Maksudnya adalah orang yang berpuasa, tetapi tidak mampu mencegah dirinya dari segala perbuatan yang dibenci Allah ta’ala. Berpuasa, tetapi berkata dusta. Berpuasa, tetapi berkata buruk pada sesama. Berpuasa tetapi maksiat terus berjalan, tiada hentinya. Berpuasa, tetapi melakukan hal-hal yang tiada guna dan justru mendatangkan dosa.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman;

“Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.””

Karena itulah bergembira menyambut bulan puasa harus diiringi dengan persiapan yang baik pula. Yang bisa kita lakukan dalam mempersiapkan diri untuk menjalani ibadah di bulan puasa, diantaranya;

• Kuatkan tekad dan luruskan niat ibadah untuk Allah semata.

• Terus mempelajari ilmu-ilmu seputar Ramadhan dan puasa.

• Persiapkan seluruh anggota keluarga.

• Menyusun agenda selama puasa.

• Tetapkan target yang hendak dicapai agar semangat untuk terus memperbaiki diri lebih dari sebelumnya.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Bulan inilah momen untuk meningkatkan takwa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa” (QS. Al Baqarah: 183).

Melalui Ramadhan, mukmin ditempa ketakwaannya. Bagaimana ia sanggup meninggalkan makan dan minum di siang hari demi memenuhi perintah Sang Kuasa.

Meninggalkan hal-hal yang diperbolehkan olehNya demi mengerjakan kewajiban yang mendatangkan pahala. Kalau ia mau, bisa saja ia melakukannya secara sembunyi dan pura-pura berpuasa. Toh, tak ada yang melihatnya. Namun, karena berpuasa adalah perintah Allah dan Dia Mahamelihat, ia memilih taat untuk menggapai keridaanNya.

Itulah takwa. Ia berlaku kapan saja, dimana pun dan dalam kondisi apa pun juga. Takwalah yang menentukan derajat manusia. Bila manusia bertakwa, maka ia adalah hamba yang mulia. Namun, bila sebaliknya, maka ia termasuk manusia yang hina.

Ramadhan bulan istimewa. Mengisinya dengan hal-hal yang berguna dan berpahala sesuai tuntunan syariatNya adalah pilihan yang bijaksana.

Mengumpulkan amalan kebajikan sebanyak mungkin agar kita menjadi hamba bertakwa yang bergembira bila masa berbuka telah tiba. Bukan hanya bahagia bisa berbuka di dunia, tetapi juga berbahagia berjumpa dengan Allah kelak di sana.Wallahu a’lam bish-showab.[]

Comment