Penulis: Resti Yuslita S.S. | Pegiat Literasi
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Siapa yang tak kenal dengan game online? Hampir sebagian besar kaum milenial berlatar generasi Z tentu mengenal permainan berbasis digital ini. Untuk cakupan dunia, game online memiliki jumlah peminat yang cukup fantastis.
Semisal permainan bertajuk Free Fire saja konon dimainkan secara aktif oleh 80 juta pengguna harian di seluruh dunia dengan perolehan keuntungan ditaksir lebih dari US$ 1 miliar. Tak terkecuali di tanah air. Gim online sebenarnya mulai muncul di Indonesia sejak tahun 2001.
Dalam perkembangannya game online makin digemari masyarakat secara luas hingga akhirnya menjadi tren di awal tahun 2020. Para remaja begitu piawai memainkan gim online hingga kemudian bermunculan berita-berita yang kurang mengenakkan terkait pengaruh game online ini.
Keresahan merebak di tengah masyarakat akhir-akhir ini dipicu oleh pengaruh bermain game online. Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar Kementerian Kominkasi dan Informatika (Kominfo) melakukan pemblokiran terhadap game online yang terdapat muatan kekerasan dan seksual di dalamnya.
Menurut KPAI seperti ditulis katadata.co.id (12/4/2024), konten yang terkandung dalam game online tersebut telah memberi dampak buruk bagi penggunanya, terutama anak-anak, di antaranya mereka semakin terbiasa mengungapkan ujaran sumpah, mengumpat antipati terhadap sekitarnya.
Bahkan tidak sedikit kasus kriminalitas yang dilatarbelakangi pelaku yang merupakan pecandu game online. Meski tidak setiap pemain game online pasti bermasalah, akan tetapi keberadaan dan pengaruh game tersebut telah menimbulkan keresahan di masyarakat.
Game online merupakan salah satu hasil kemajuan teknologi di era digitalisasi. Teknologi pada hakikatnya adalah produk peradaban manusia. Teknologi bersumber dari adanya keinginan manusia untuk melangsungkan kehidupan yang lebih baik dari masa sebelumnya.
Jika sebelumnya manusia terbiasa melakukan segala sesuatu secara sederhana, manual dan sekadar memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya, maka melalui perkembangan pemikiran lahirlah teknologi.
Melalui keberadaan teknologi akan sangat memungkinkan bagi manusia untuk memangkas waktu, jarak, tenaga dan harta. Pengaturan kehidupan di tengah masyarakat menjadi lebih mudah dan efisien, semua dapat dilakukan hanya dalam hitungan detik.
Meski teknologi sangat menunjang kemajuan hidup manusia, namun ia tidak bebas nilai. Teknologi yang berkembang di masyarakat erat kaitannya dengan cara pandang manusia tentang bagaimana mereka memaknai kehidupan.
Teknologi sangat dipengaruhi oleh ideologi yang diemban oleh si pembuatnya. Dalam sistem kapitalisme kemanfaatan secara materi adalah nilai asasi yang harus diraih dalam setiap aktifitas. Tanpa mempertimbangkan apakah suatu perbuatan terkatagori melanggar aturan Pencipta ataukah tidak. Karena itu tidak heran jika teknologi yang dihasilkan dalam sistem kapitalisme minim dari nilai moralitas apalagi ketakwaan dan keshalihan.
Game online adalah salah satu contoh yang paling jelas dapat kita lihat. Bagaimana game ini mampu memberi dampak merusak bagi generasi dan masyarakat secara umum. Walau banyak yang menggemari namun ancaman kerusakan moral akibat gim online sudah di depan mata. Di sisi lain ada kemanfaatan besar dari keuntungan atas bisnis game online. Tentu kita berbicara tentang keuntungan yang diraih oleh para produsen game online, mereka para pemilik kapital raksasa dengan pengaruh global.
Berbeda halnya jika kita melihat keagungan Islam dalam hal penciptaan teknologi. Islam menggariskan landasan dari setiap aktifitas adalah terikat dengan aturan Pencipta, Allah Swt.
Syariat Islam tidak akan membenarkan segala bentuk perbuatan (amal) yang menyimpang dari ketentuan ini. Oleh karena itu, ketika Islam hadir dalam sebuah sistem kehidupan maka akan lahirlah para ilmuwan serta penemu yang luar biasa.
Hasil temuan ilmuwan muslim tidak sebatas bermanfaat bagi masyarakat setempat namun merupakan milestone bagi peradaban umat manusia hingga kini. Selain itu, kemuliaan yang terpancar dari peradaban Islam adalah ketika ketakwaan kepada Allah Swt. menjadi dorongan terbesar dalam proses terciptanya teknologi.
Kita ambil contoh bagaimana sejarah peradaban Islam melahirkan sosok hebat dalam dunia teknologi semisal Al Jazari. Al Jazari dikenal sebagai pelopor robotika dengan penemuannya seperti mesin pompa air. Terciptanya mesin pompa air bukan sekadar untuk membantu masyarakat memeroleh pasokan air tanah melaikan agar mereka dimudahkan mensucikan diri dalam rangka ibadah kepada Allah Swt.
Akhirnya, siapapun dapat melihat dengan jelas teknologi yang dihasilkan dari ideologi yang berbeda. Di dalam penerapan ideologi yang bathil seperti kapitalisme teknologi rentan untuk disalahfungsikan.
Teknologi tidak hadir sebagai perantara kehidupan manusia yang lebih baik, kapitalisme justru melahirkan malfungsi atas teknologi. Berkebalikan dengan Islam yang sangat menjunjung nilai ketundukan kepada Pencipta. Sehingga setiap hasil yang diciptakan oleh manusia akan mampu mewujudkan peradaban mulia nan agung.
Teknologi mampu berfungsi sebagai sistem pendukung bagi kehidupan yang penuh dengan kemaslahatan dan keberkahan. Wallahu ’alam.[]
Comment