Fitriani: Merusak Kultur Bangsa Dan Aqidah, Korean Wave Tak Layak Jadi Panutan

Opini941 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM,  JAKARTA — Baru-baru ini Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyatakan dalam keterangannya saat memperingati 100 tahun kedatangan orang Korea di Indonesia, berharap K-Pop dapat mendorong munculnya kreativitas anak muda Indonesia.

Beliau juga berharap anak muda lebih giat mempromosikan budaya bangsa ke dunia internasional. Karena Maraknya budaya K-pop saat ini diharapkan juga dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri.

Maruf Amin menilai, kegandrungan anak muda terhadap musik dan film-film Korea, tak terlepas dari hubungan sosial budaya antara Indonesia dan Korea. Gelombang Korea juga membawa pengaruh budaya Korea di Indonesia, selain melalui musik pop, juga lewat makanan, drama, film, dan mode.

Selain lewat industri hiburan, kata Ma’ruf, hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea juga diperkuat  sektor ekonomi, sosial, dan budaya. Karena itu, Ma’ruf berharap tren tersebut dapat meningkatkan kerja sama antar kedua negara, khususnya di bidang ekonomi.

“Ketertarikan warga Indonesia terhadap Korea, juga telah mendorong meningkatnya wisatawan Indonesia ke Korea. Diharapkan wisatawan Korea juga semakin banyak datang ke Indonesia.”

“Dengan adanya peringatan 100 tahun kedatangan warga Korea di Indonesia, Ma’ruf Amin berharap hubungan baik tersebut dapat terjalin semakin kuat hingga menghasilkan manfaat bagi masyarakat di kedua negara.

“Hubungan baik ini semakin memberi manfaat bagi warga kedua negara. 100 tahun kedatangan warga Korea di Indonesia ini merupakan momen penting untuk semakin meningkatkan hubungan dan kerja sama yang baik antara kedua Negara”Ringkas beliau.

Kapitalisme Dibalik K-Pop

Korea selatan merupakan negara asia yang memiliki budaya dan industri yang saat ini sangat populer diminati oleh masyarakat, khususnya di Indonesia. Industri nya yang sangat mempengaruhi masyarakat dunia dengan industri musik mereka yaitu boy band dan girl band, bukan hanya dari dancenya saja tetapi Korea juga dikenal dengan industri perfilman yang super romantik, belum lagi gaya hidup mereka yang serba, waw.

Industri musik mereka sangat digandrungi oleh kalangan remaja indonesia. Terlebih lagi musik tersebut dibawakan oleh boy band atau girl band yang memiliki paras yang tampan dan cantik serta memiliki ritme musik yang bagus dan energik sehingga sesuai dengan remaja.

Hal ini membuat munculnya para fans indonesia yang sangat menyukai boy band atau girl band tersebut. Boy band yang terkenal saat ini antara lain BTS ( Bangtan Boys ), EXO, Wanna One, BTOB dan lainnya.

Girl Band yang terkenal saat ini adalah Black Pink, Girls Generation, Sistar, Red Velvet dan lainnya. Para fans tentunya akan mengeluarkan uang untuk membeli tiket konser, album, merchendise, produk yang diiklankan idola dan lain sebagainya. Barang-barang tersebut tentunya tidak didapat dengan harga yang murah.

Album musik boy band atau girl band dijual dengan kisaran harga Rp. 200 – 270 ribu ( satu album) jika ingin mempunyai full album kisaran harga mencapai Rp. 600 ribu. Merchendise yang berupa gantungan kunci, boneka, kalender, tas, dan lainnya dijual dengan kisaran harga yang beragam. Merchandise yang paling utama adalah lighstick yang dijual sesuai dengam boy/girl band yang diminati.

Lighstick biasanya digunakan para fans ketika konser sedang berlangsung. Harga lighstick sekitar Rp.500-600 ribu. Harga tiket konser dijual sekitar 1 – 2,7 juta sesuai dengan seatplan. Bahkan jika konser diadakan di luar negeri para fans akan pergi ketempat para idol mereka melangsungkan konser, sehingga dibutuhkan uang lebih untuk menonton konser.

Hal ini dapat dikaitkan adanya kapitalisme di balik Musik K-Pop yang dijadikan sebagai komoditas untuk mencari keuntungan dengan berbagai barang yang bisa dijual seperti tiket konser, merchandise, album dan lainnya maka para kaum kapital memanfaatkan produk tersebut untuk dijual.

Kapitalisasi kaum kapital dengan sarana k-pop cukup berhasil mendominasi pasar ekonomi hal ini dikarenakan maraknya fans yang membeli merchandise dari luar negeri untuk membeli produk yang berkaitan dengan idola. Bahkan sampai pergi keluar negeri untuk menonton konser sang idola.

Hadirnya Korean wave ini hanya dilihat dari segi keuntungan saja tanpa melihat rusaknya budaya dan keimanan di balik Korean wave. Masuknya warga korea pun bisa memicu rusaknya tradisi budaya Indonesia yang terkenal santun, juga merusak sendi-sendi akhlak dan prinsip-prinsip dalam Agama.

Korean Wave juga menghasilkan produk globalisasi dalam bidang Fun atau hiburan yang dapat mengikis akhlak umat Islam. Kehidupan borjuistis ala musik K-Pop, semangat hidonis dan matrealistis dalam alur cerita sinetronnya, serta pakian minim dalam model busananya, menggeser pola pikir para penikmatnya. Hal itu kemudian menjadi gelombang trend besar-besaran seluruh masyarakat.

Lihat saja remaja muslim sekarang, dari penampilan sampai mindset, pelan tapi pasti telah berubah ala Korean. Seolah tersihir dengan performance artis Korea, setiap hal baru yang datang dari mereka dianggap positif dan selalu diup -date. Bahkan Minuman Wine (bir) beras khas Korea yang jelas-jelas haram, dikatakan baik dan menyehatkan meski agak memabukkan.

Jika dikaji dari perspektif hukum Islam, gelombang Korean tidak saja bisa mengikis akhlak umat Islam, tapi juga akan mendekonstruksi keimanan. Hal ini disebabkan karena adanya tasabbuh (meniru-niru) dengan menjadikannya sebagai artis ideola, padahal semua tindak-tanduk, kepribadian dan perilaku sehari-harinya menyebabkan seorang muslim keluar dari akhlak Islam.

Memang Salah Mengidolakan K-Pop ?

Pada dasarnya mengidolakan itu tidak lah salah dan bebas mengidolakan siapa yang menjadi panutan hidup kita tetapi, perlu menjadi catatan ‘siapa yang kita idolakan’? karena Rasulullah pernah berkata:

“لَا يُحِبّ أَحَد قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْم الْقِيَامَة

“Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti.”(Lihat ‘Aunul Ma’bud, 11/164, Asy Syamilah).

Sebuah peringatan keras dalam al-Qur’an bagi mereka yang menjadikan idola selain orang Islam akan dibangsakan sebagai orang munafik. Firman Allah An Nisaa Ayat 138 – 140:

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ العِزَّةَ لِلّهِ جَمِيعاً

“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin.

Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.”

Pertanyaannya adalah, adakah yang nanti di akhirat dan padang mahsar mau dikumpulkan bersama dengan orang-orang pelaku maksiat atau orang-orang kafir[?

Sumber :

https://bimbinganislam.com/hukum-mengidolakan-artis-korea-dalam-islam/
https://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2012/04/05/2325/virus-k-pop-dan-dekonstruksi-aqidah.html
http://pusdimafis.blogspot.com/2018/10/demam-k-pop-sebagai-kapitalisme-dan.html
https://tirto.id/maruf-amin-harap-tren-k-pop-dorong-kreativitas-anak-muda-indonesia-f4Pr

Comment