Fenomena Ketika LPG Langka, Islam Menjadi Solusi

Opini200 Views

 

Penulis: Dewi Yulianti | Warobatul Bait

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Banyak warga di beberapa daerah, terpaksa mengantre lama dan panjang untuk membeli gas elpiji ukuran 3 kg . Sudah hampir satu pekan, warga kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg ini. Antrian panjang terlihat di pangkalan gas elpiji, tempat warga menunggu pembelian.

Mereka telah mengantre sejak pagi hari meskipun pangkalan gas belum buka. Warung-warung yang biasa menjual gas elpiji kini tidak lagi menjualnya, disebabkan oleh aturan baru dari pemerintah yang membatasi penjualan gas bersubsidi.

Faktor penyebab

Pakar bahan bakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto seperti diberitakan kompas.com, Senin (3/2/25) menjelaskan bahwa kelangkaan elpiji 3 kg terjadi akibat pelarangan pengecer menjual gas bersubsidi.

Alih-Alih agar penyaluran tepat sasaran malah menimbulkan masalah dan merugikan masyarakat –  karena perubahan kebijakan ini berdampak pada kelangkaan gas melon di tingkat pengecer, yang sebelumnya menjadi tempat utama masyarakat membeli elpiji.

Jika ditelisik lebih dalam penyebab sesungguhnya adalah diterapkannya sistem ekonomi kapitalis. Dalam sistem ini kebijakan akan cenderung memihak para pengusaha dan subsidi bagi rakyat dianggap sebagai beban maka sebisa mungkin akan diminimalisir.

Terbukti, jumlah subsidi LPG 3 kg terus dikurangi karena dianggap membebani APBN. Untuk 2025, pemerintah menurunkan anggaran subsidi dari Rp204,5 triliun menjadi Rp203,4 triliun (turun Rp1,1 triliun). Meski sudah mereda tapi persoalan ini berpotensi akan muncul terus selama sistem ekonomi kapitalisme menguasai negeri ini. Lagi-lagi rakyat yang akan di korbankan.

Solusi Islam

Islam memiliki pandangan khusus mengenai LPG. Bahan bakar dapur ini merupakan bagian dari hasil pengelolaan minyak bumi sehingga LPG termasuk kekayaan milik umum.

Dalam Islam, komoditas yang masuk pada kekayaan milik umum haram dimiliki individu atau negara. Negara hanya boleh mengelola, tidak boleh mengambil untung atas pengelolaan itu. Jadi, hasil pengelolaan SDA, termasuk LPG, diberikan gratis kepada rakyat atau negara menjual dengan harga murah sebagai ganti biaya produksi.

Negara pun memastikan produksi dan jalur distribusi sehingga kebutuhan rakyat terpenuhi secara cukup dan tidak ada kesulitan. Negara mengelola tambang migas untuk memenuhi kebutuhan rakyat sehingga tidak dikuasai oleh swasta ataupun asing.

Demikianlah rangkaian kebijakan negara dalam Islam untuk mengurusi keperluan rakyatnya. Semua ini dilakukan semata-mata untuk menjalankan tanggung jawab bukan berorientasi keuntungan (profit oriented). Jadi, LPG murah dan mudah didapat bila Islam menjadi rujukan. Wallahu a’lam.[]

Comment