Fenomena Di Balik The Sunrise of Java Nan Indah

Opini1011 Views

Oleh:  Lilis Sulistyowati, S.E,  Pemerhati Sosial

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — The Sunrise of Java merupakan julukan buat Kabupaten Banyuwangi karena terletak di ujung paling timur Pulau Jawa. Tak hanya itu, kabupaten ini ternyata menjadi kabupaten terluas di Jawa Timur bahkan terluas di Pulau Jawa dengan luas wilayah 5.782,50 kilometer melebihi luas Pulau Bali 5.636,66 kilometer. (tagar.id)

Banyuangi terkenal dengan keindahan alamnya juga pariwisatanya. Trianggle Of Diamond misalnya merupakan segitiga berlian, menggambarkan 3 keindahan alam yang mempesona yakni Kawah Gunung Ijen, Sukamade, Plengkung (alas Purwo). (Bappeda.banyuwangikab.go.id)

Baru – baru ini kota ini juga telah mendapatkan penghargaan kembali. Dalam East Java Tourism Award 2021 yang digelar di Malang pada 10 Desember 2021 lalu, terdapat tujuh kategori penghargaan. Dalam ajang tersebut Banyuwangi meraih delapan penghargaan dan diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (republika.co.id)

Keindahan alam yang dimiliki Banyuwangi mengundang perhatian dunia terutama para wisatawan. Sebenarnya bukan hanya keindahan alam yang dimiliki oleh Banyuwangi yang tersimpan dibalik keindahan kota ini.

Potensi Alam Banyuwangi

1. Cagar Biosfer

Kawah Ijen, Pantai Sukamade dan Pantai Plengkung, merupakan Triangle of Diomond Banyuwangi. Itu sudah dikenal diseluruh dunia, bahkan Unesco sudah mengakui bahwa Kawah Ijen sebagai Cagar Biosfer Dunia. (timesindonesia.com)

Bappeda pun juga menyebutkan bahwa cagar biosfer dunia alas purwo dan kawah ijen. (bappeda.banyuwangikab.go.id)

Cagar Biosfer adalah suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, ekosistem unik, dan atau ekosistem yang telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan.

Menurut UU No. 5 Tahun 1990, cagar biosfer merupakan suatu kawasan dibagi menjadi beberapa zonasi. Cagar biosfer menjadi sebuah kawasan konservasi yang keberadaannya diakui secara internasional sebagai suatu kawasan yang melestarikan keseimbangan hubungan antara manusia dan lingkungan. (wikkipedia.org)

*2. Penyu dan ikan*

Begitu pula Sulamade yang merupakan salah satu pusat pengembangbiakkan penyu.

Menurut Wilson dkk, penyu itu mempunyai peran penting dalam menjaga ekosistem laut yang sehat. Laut yang sehat akan menjadi habitat yang sehat berjuta – juta ikan sebagai sumber protein bagi manusia.

Penyu memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan laut di seluruh dunia selama lebih dari 100 juta tahun. Peran itu antara lain menjaga fungsi terumbu karang supaya produktif hingga memindahkan nutrisi penting dari perairan ke daratan (di pantai). (www.profauna.net)

*3. Tambang*

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 28 tahun 2003 tentang Pertambangan Bahan Galian di Kabupaten Banyuwangi, bahan galian dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan :

1.     Bahan Galian Strategis ( Bahan Galian Golongan A )

2.     Bahan Galian Vital ( Bahan Galian Golongan B )

Di Kabupaten Banyuwangi :
–         Emas, Perak, Tembaga
–         Belerang

3.     Bahan Galian bukan Strategis dan Vitaal ( Bahan Galian Golongan C )

Di Kabupaten Banyuwangi :
–         Batu Kapur
–         Tanah Lempung
–         Pasir batu ( Sirtu )
–         Andesit ( batu gunung ) / Granodiorit. (banyuwangikab.go.id)

*4. Lumbung Padi*

Banyuwangi terkenal sebagai lumbung padi, karena produktivitas beras Banyuwangi sekitar 6,5 kuintal per hektar hingga 6,7 kuintal per hektar.

Angka tersebut melampaui padi nasional yakni 5,9 kuintal per hektar hingga 6 kuintal per hektar.

dari 24 kecamatan di Banyuwangi lebih dari 30 tempat yang memiliki tempat penggilingan gabah dalam skala raksasa. (tribuntravel.com)

Begitu banyak potensi kekayaan alam yang dimiliki oleh Banyuwangi, tidak hanya keindahan alam namun juga kekayaan alam yang tersimpan di dalamnya.

*Strategi Barat Untuk Indonesia*
Kami Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menganggap pariwisata sebagai sektor penting, dimana pembangunan prioritas yang pro-poor, pro-gowth, pro-enviromental dan pro-jobs menjadi satu. (www.ilo.org)

Karena dianggap penting untuk menyatukan empat komponen tersebut, maka seluruh dunia diarahkan untuk menggenjot pariwisata untuk memperbaiki perekonomian. Indonesia pun juga diarahkan fokus kepada pariwisata untuk memperbaiki perekonomian. Begitu pula pada daerah – daerah termasuk Banyuwangi juga memiliki arahan yang sama untuk menggenjot pariwisata.

Bupati Ipuk Fiestiandani memaparkan sejumlah strategi pemulihan ekonomi di bidang pariwisata seiring dengan mulai melandainya kasus COVID-19.
“Maka, kita siapkan tiga strategi pariwisata, Triple Track Stategy. Yakni, pariwisata yang makin digital, makin kreatif, dan makin sehat. Ini kita sebut ‘tiga makin’,” imbuhnya dalam Focus Groub Discussion Penyusunan Rencana Aksi Arah Baru Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2022-2025 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Kamis (30/9/2021). (news.detik.com)

Yang menjadi pertanyaan jika pariwisata dijadikan satu – satunya jalan untuk perbaikan ekonomi lalu siapakah yang akan mengelola semua kekayaan alamnya?

Disisi lain Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Banyuwangi mencatat angka perceraian sejak Januari hingga November 2021 di Bumi Blambangan ini, ada sebanyak 5.330 perkara. “Kasus perceraian didominasi permasalahan ekonomi, ” kata Panitera PA Banyuwangi, Subandi, Senin (13/12/2021). (suaraindonesia.com)

*Membenahi Cara Pandang antara Ekonomi dan Pariwisata dalam Islam*

*1.Menyibak akar masalah*

Mengapa saat ini Barat mendorong penuh agar perekonomian bisa ditopang dengan pariwisata?

Sebenarnya Barat tentunya memiliki pertimbangan yang berbeda tidak hanya pariwisata, akan tetapi lebih dari hal itu. Pariwisata membawa konsekuensi yang banyak diantaranya adalah masuknya budaya Barat ke dalam ranah pariwisata. Adanya para wisatawan asing membuat penyedia sektor pariwisata pun berpikir agar wisatawan ini merasa nyaman dan dapat sering berkunjung ketempatnya. Maka ketika ada wisatawan masuk disediakanlah fasilitas yang mereka sukai. Misalnya khamr, perempuan penghibur, dan sebagainya. Belum lagi interaksi mereka dengan masyarakat, membuat masyarakat terbiasa dengan budaya bebas mereka. Seperti contoh pada pantai Kuta Bali, di jalan – jalan sudah terbiasa wanita bule jalan tanpa busana hanya memakai bikini.

Dengan adanya akulturasi budaya inilah yang justru membuat bahaya yang lebih besar yakni kerusakan pada generasi. Ketika generasi sudah mengikuti budaya bebas maka lahirlah generasi – generasi penikmat bahkan perusak yang tidak mampu berpikir kemajuan untuk negeri ini.

Pada saat inilah ukuran keberhasilan Barat dalam melakukan penjajahan. Terjadi pemandulan cara berpikir pemimpin bagi generasi. Sehingga Indonesia tidak akan memiliki pemimpin yang memiliki pemikiran cemerlang sehingga Barat dengan leluasa mengeruk semua kekayaan alam yang ada, sedangkan negeri yang dijajah mengalami kerusakan terus – menerus hingga binasa.

Inilah gambaran penjajahan kaum Barat yang memiliki orientasi Kapitalistik yakni untung dan untung tanpa memikirkan kesejahteraan orang lain atau umat. Hal ini akan membuat umat semakin terpuruk dan tidak dapat bangkit dari permasalahan ekonomi serta cabang – cabangnya.

*2. Menghambat Kebangkitan Islam*

Sesungguhnya Islam telah memberikan tuntunan yang sempurna untuk menyelesaikan semua masalah yang ada dalam kehidupan. Sedangkan Barat menambal – nambal solusi yang gagal demi menguatkan hegemoni mereka di negeri – negeri jajahanya.

Barat memiliki strategi yang runtut dan jelas untuk menghambat bangkitnya kaum muslimin dengan menghancurkan generasi yang suatu saat akan menjadi pemimpin, dengan alasan ekonomi seakan – akan penyiapan seorang pemimpin itu tidak lebih penting daripada perbaikan ekonomi.

Begitulah strategi barat, menjarah SDM, menghancurkan generasi dan mengalihkan perhatian untuk perbaikan ekonomi yang sebenarnya kerusakan ekonomi juga ulah mereka sendiri. Makar barat sangat hebat, akan tetapi tidak akan mampu menandingi makar Allah.

” Dan sungguh orang – orang kafir yang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia tahu apa yang diusahakan oleh setiap diri, dan orang – orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik dan buruk) di dunia sana itu. (QS. Al-Ra’ad : 54)

*3. Islam adalah Solusi*

Islam memandang keselamatan generasi penerus itu adalah hal yang utama. Islam tidak pernah mengajarkan hanya karena cuan akhirnya menghancurkan aqidah, pemikiran dan akhlak generasi. Budaya asing merupakan hadlarah yang memang tidak diperbolehkan untuk diambil. Adanya pariwisata ini menjadi kran masuk alami budaya bebas barat tadi masuk.

Islam memandang permasalah ekonomi tidak sebatas mencari pemasukan semata, akan tetapi berbicara sumber pemasukan dan juga distribusi. Sumber pemasukan bisa berasal dari pos pengelolaan milkiyah ammah (kepemilikan umum) seperti tambang, hasil hutan, hasil laut dan semua Sumber Daya Alam yang melimpah akan dikelola negara untuk dan hasilnya dikembalikan kembali untuk melayani urusan umat.

Selain itu ada pos zakat yang akan diberikan kepada delapan asnaf, pos jizyah, pos fai’ dan kharaj, ushr, pos infaq dan pajak jika kondisi negara sedang mengalami kekosongan pemasukan dan sedangkan kondisinya membutuhkan dengan segera.

Tidak hanya berbicara masalah pemasukan, akan tetapi sistem ekonomi Islam juga membicarakan masalah distribusi. Distribusi harus tepat sasaran dan juga dapat tersampaikan dengan cepat, sehingga tidak ada rakyat yang terdzolimi. Begitu pula tidak diperbolehkan untuk menimbun harta agar roda ekonomi terus berputar, agar tidak hanya berputar pada orang kaya saja.

Lalu bagaimana dengan pariwisata dalam pandangan Islam? Dalam Islam wisata merupakan salah satu taddabur alam yakni menikmati keindahan alam agar kita mampu mensyukuri ciptaan Allah sehingga dapat meningkatkan keimanan kita. Ada pun terkait dengan alam yang dijadikan tempat wisata merupakan kepemilikan umum yang tidak boleh dimiliki oleh individu apalagi dijadikan bisnis oleh sekelompok orang saja. Sehingga dalam pengelolaanya dikelola oleh Negara dan hasil pengelolaanya digunakan untuk kepentingan umat. Wallahu’alam bi sowab

Comment