Febri Ayu Irawati: Memutus Laku Generasi Tik Tok

Berita417 Views
Febri Ayu Irawati, Penulis
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Walau sering disebut netizen sebagai aplikasi kurang pintar, nyatanya makin hari pengguna aplikasi Tik Tok meningkat dengan drastis. Seiring dengan itu, tiba-tiba muncul nama Bowo Apenliebe yang tiap hari jadi bahan perbincangan. Bagaimana tidak, Bowo ternyata diikuti lebih dari 700 ribu orang di Tik Tok. Pun di Instagram, fans Bowo mencapai angka fantastis, lebih dari 200 ribu (Bombastis.com).

Tidak kalah menghebohkan. Berawal dari aplikasi Tik Tok, nama Bowo Apenliebe jadi fenomena. Bahkan hingga disinggung wali kota Bandung, Ridwan Kamil. Meet and greet dengan Bowo, artis Tik Tok yang katanya berbayar, juga heboh dibahas. Meet and greet Bowo ramai dibahas sejak video acaranya di kota tua beredar luas. Ada juga unggahan Instagram story soal meet and greet yang katanya berbayar Rp. 80.000 hingga keluhan tentang sosok Bowo yang tidak sama dengan sosok di aplikasi Tik Tok (Detik.com, 02/07/2018).

Bahkan yang lebih mengagetkan lagi. Aplikasi Tik Tok kembali menjadi sorotan. Terdapat unggahan pesbuker penggemar Tik Tok, yang ingin membuat agama baru dan menuhankan selebriti Tik Tok (Inilah.com, 03/07/2018).

Siapa yang tak kenal dengan Bowo, sosok remaja pria berusia 13 tahun, yang memiliki nama asli Prabowo Mandardo. Merupakan salah satu orang yang bisa memanfaatkan aplikasi Tik Tok untuk mencapai kepopularitasan. Tik Tok sendiri merupakan aplikasi sosial video pendek yang memiliki pilihan lagu yang cukup banyak, sehingga dapat memuaskan para penggunanya. Dimana dengan lincah mereka menggoyangkan semaksimal mungkin seluruh anggota tubuhnya demi mencari kepopularitasan. Seperti dengan menggoyangkan jari-jari tangan, kedipan mata, memasang muka konyol hingga bergoyang dengan heboh menggunakan pakaian yang setengah telanjang.

Tak hanya dari kalangan pria muda dan tua, kaum wanita pun ikut ambil peran dalam kepopuleran aplikasi ini. Dimana para wanita ini ikut heboh dan bersaing membuat video dengan sekreatif mungkin bahkan aneh kelihatannya. 
Sangat memprihatinkan, dimana rasa malu sudah tak lagi melekat pada perasaan para pengguna yang sudah kecanduan aplikasi Tik Tok. Wanita yang seharusnya mampu menjaga iffahnya sebagai seorang wanita kini Tanpa ada lagi rasa malu mereka menjual kecantikan tubuh mereka hanya demi ingin menggapai kepopularitasan semata.

Bahkan dari beberapa pengguna akun sosial media yang juga merupakan pengguna aplikasi Tik Tok, mengunggah status diakun pribadinya dengan terang-terangan mengaku rela menjual ginjalnya demi bertemu dengan sang idolanya Bowo. Bahkan yang lebih mirisnya lagi, ada yang mengaku rela ingin membunuh ibunya dan lagi-lagi hanya demi ingin bertemu sang idolanya itu. Dan masih banyak lagi status-status fans dari bowo yang semakin hari semakin aneh. 
Beginilah potret generasi alay hasil produksi sistem liberal dan sekuler yang semakin memprihatinkan. Dimana generasi muda yang seharusnya menjadi kebanggaan, yang seharusnya menjadi aset berharga bagi kebangkitan masa depan, kini telah hancur dan tak ada lagi yang bisa dibanggakan.
Momok kebebasan bertingkah laku dan berekspresi serta sekuler telah menyuburkan lahirnya generasi alay bin lebay, berawal dari aplikasi menuju kebobrokan dan bahkan bisa berakhir kepada kerusakan yang permanen jika tak segera dicegah. Yang kehilangan identitas diri dan profil “Figur”.[Bersambung]

Penulis adalah siswi SMAN 1 Uepai

Comment