Keheningan nan sunyi di sepertiga malam… saat raga bertelanjang jiwa
Menemani diri dalam kesendirian
berselimutkan aura kurengkuh dingin
Namun belaian-Mu datang menghangatkan
Kuintip sang rembulan begitu mesra bersama bintang dengan cahaya indah memancarkan terang
Seakan mengisyaratkan
Agar hamba tetap tegak dan terus bertahan menapaki puing puing kebaikan
Kugenggam semangat tiada sirna dan kuhempas penyesalan…
Kuketuk hari demi hari lalu menghujam jiwa jiwa
Bulir air mata deras mengalir tak ku rasa
Karena salah dan dosa yang pernah hadir dalam raga
Di relung hati yang paling dalam, bergejolak rasa begitu mencekam
Bukan karena gelap dan gulita malam
Tapi sebuah lintasan dan kelalaian akan kewajiban
Sedangkan ajal begitu ku sadar selalu mengintai tanpa bosan
Kusadarkan diri mendekat dan mengharap pertolongan iman
Menuntun diri tuk tegak dan terus menapaki jalan
Jalan nan penuh ampunan dan kasih sayang dari yang Mahakasih dan Maha rahman
Bening buliran air mata menetes
menyadar diri yang hina ini
Tentang sebuah kealpaan dan lalai yang pernah menyeruak dan terlakoni
Jiwa pun tertunduk dan bersujud di hadapan MU
Menengadah dan ku julurkan tangan kepada MU, ya ilaahi robbi
Dengan segumpal rasa sesal dengan semua yang telah terjadi
Meski malu, jiwa tetap berharap ampunan MU yang begitu luas tetap Kau beri untuk diri ini
Sungguh betapa diri dan jiwa ini yakini bila Engkau Mahapengampun
Atas segala amal kekhilafan yang pernah terselip dalam diri
Harapku mendalam, tuntunlah hamba melekatkan diri dalam pelukan ketaatan
dan berjuang bersama di bawah panji Islam.
*Mahasiswi, Member of Revowriter
Comment