RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Pengamat Intelejen, Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati M.Si, menengarai munculnya serangkaian kasus penyerangan tokoh agama belakangan ini tidak sebatas masalah kriminal biasa. Terlebih, dalam beberapa kasus sering melibatkan pelaku yang diduga gila.
Karena itu, Susaningtyas berharap, masyarakat harus bijaksana dalam memahami munculnya berita-berita terkait penyerangan tokoh agama tersebut.
“Masyarakat harus bijak dan jangan mudah terprovokasi,” papar Susaningtyas kepada kibarkini.com.
Seperti diberitakan, dalam beberapa waktu terakhir terdapat sejumlah kasus penyerangan tokoh agama dengan pelaku yang diduga orang gila. Kasus terakhir terjadi di Depok yang menimpa seorang ustadz bernama Abdul Rahman (50 tahun) pada 11 Maret 2018. Saat itu, Abdul Rahman tengah melaksanakan ibadah subuh di Masjid Darul Muttaqin, tiba-tiba ditikam pisau oleh seorang wanita berinisial Vi (28 tahun). Pelaku penikam Abdul Rahman ini juga diduga gila.
Menurut Susaningtyas, kasus penikaman tokoh agama, termasuk penikaman Abdul Rahman di Depok, seharusnya diusut hingga tuntas, termasuk mengenai kondisi kejiwaan pelaku. Sehingga bukan masalah kriminalnya saja yang diselidiki dengan komprehensif, tapi latar belakang pelaku yang diduga gila juga harus ditangani oleh pihak yang berkompeten.
“Perlu diingat bahwa dalam masalah ini tidak semua pihak bisa menyatakan seseorang itu gila atau sakit jiwa. Orang yang berwenang dan berkompeten menentukan sesorang itu gila atau tidak, adalah psikiater yang memang ahli penyakit jiwa,” jelasnya.
Jika latar belakang kesehatan jiwa pelaku sudah ditangani ahlinya, lanjut Susaningtyas, kasus kriminalnya juga harus diinvestigasi serius hingga menjangkau pengungkapan kemungkinan adanya tokoh intelektual.
Mungkinkah, munculnya serangkaian penyerangan tokoh agama atau pengurus masjid belakangan ini ada aktor intelektual yang mendesain? Ketika ditanya demikian, Susaningtyas mengatakan: “Justru itu, ini harus diinvestigasi hingga tuntas. Bisa saja ini gerakan terstruktur untuk membuat masyarakat tidak percaya pada kemampuan pemerintah dan aparat dalam menjaga keamanan. Nanti bisa saja berkembang pada issue gangguan kedaulatan NKRI.”
Lantas, masyarakat harus bersikap bagaimana menghadapi masalah ini? Perempuan tamatan S-3 Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran, Bandung, ini berharap, masyarakat bisa bersikap bijaksana dan cerdas jika menemui kasus serupa.
“Masyarakat harus bijak. Jangan mudah terprovokasi, tapi harus cerdas dalam menyikapinya agar tak tergiring oleh isu yang dimunculkan pihak-pihak tak bertanggung jawab dengan memanfaatkan orang gila dan lain-lain,” tambah perempuan mantan anggota DPR-RI tersebut. [Mas Te]
Comment