RADARINDONESIANEWS.COM, BANDUNG – Dr. H. Ahmad Heryawan, Lc., M.Si., mantan Gubernur Jawa Barat (2008-2018) dan anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029, menyoroti masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia dalam acara yang diselenggarakan di Ciparay, Bandung, bersama Kementerian Kesehatan, Sabtu (29/6/2024).
Heryawan menilai bahwa masyarakat sering lalai dalam menjaga keseimbangan gizi akibat pengetahuan yang belum memadai. Ia mendukung metode B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) yang diperkenalkan oleh Kementerian Kesehatan untuk memastikan asupan gizi yang lengkap dan seimbang bagi masyarakat, terutama anak-anak.
“Pengetahuan yang kurang memadai tentang keseimbangan gizi sering menjadi penyebab lalainya masyarakat. Metode B2SA, yaitu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman, harus terus diperkenalkan. Masyarakat sudah biasa mengonsumsi makanan, tetapi gizinya harus dijamin bergizi, berimbang, dan beragam,” ujar Heryawan.
Menurut Heryawan, makanan yang dikonsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, vitamin, buah-buahan, lauk pauk, dan sayuran yang berimbang. Ia menyoroti kebiasaan masyarakat yang cenderung mengonsumsi makanan berbasis karbohidrat secara berlebihan, yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan menyebabkan stunting.
“Kebiasaan masyarakat kita yang cenderung mengonsumsi makanan berbasis karbohidrat secara berlebihan, seperti tepung, beras, dan mie instan, dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan menyebabkan stunting. Penting bagi kita untuk memastikan asupan makronutrisi dan mikronutrisi yang seimbang,” tambahnya.
Heryawan juga mengusulkan metode cerdas dalam menjaga kesehatan, termasuk cek kesehatan rutin, menghindari asap rokok, rajin beraktivitas fisik, diet seimbang, istirahat teratur, dan pengelolaan stres.
Ia mendorong Kementerian Kesehatan untuk bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan agar program-program kesehatan dapat diajarkan di sekolah, sehingga anak-anak tidak hanya cerdas dalam akademik tetapi juga memiliki pemahaman kesehatan yang baik.
“Dengan kerjasama antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan, kita bisa memastikan anak-anak memahami pentingnya kesehatan selain dari akademik. Program seperti B2SA dan ‘Isi Piringku’ harus terus diperkenalkan kepada masyarakat,” tutup Heryawan.[]
Comment