RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Semakin hari asap semakin pekat. Semakin banyak korban berjatuhan karena terkena gangguan pernafasan. Ibu hamil, bayi-bayi yang baru lahir, anak kecil, bahkan orang dewasa, semuanya tidak bisa pergi kemana-mana. Kebingungan kemana mereka harus menghirup udara tanpa pekatnya asap berbahaya karena karhutla.
Ya, mereka terkepung. Tidak bisa mengungsi, tidak bisa pergi. Bahkan tersebar luas foto dan video kondisi di Jambi, yang menggambarkan merah pekatnya langit percis seperti gambaran di film animasi saat sebuah tempat terkena invasi negara api. Api bukan sembarang api, api berasal dari kebakaran hutan yang dibakar dengan sengaja oleh perusahaan nakal demi murahnya lahan untuk ditanami sawit.
Dikutip dari KOMPAS.com, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya menegaskan, pemerintah tidak akan membuka nama-nama perusahaan yang telah ditetapkan sebagai tersangka pembakaran hutan dan lahan.
Sesak semakin terasa di dada, saat masyakarat menuntut untuk mengusut perkara, namun alih-alih kepentingan masyarakat yang dibela, justru Pemerintah menolak untuk membuka nama perusahaan yang telah terbukti nyata membakar hutan dan menyebabkan banyak kematian.
Di sisi lain, bukannya bertindak serius untuk padamkan api, juga mengusut tuntas dan memperkarakan perusahaan-perusahaan yang tega membakar lahan, Pemerintah justru serius untuk memadamkan KPK.
Pemerintah dan DPR seperti dikutip tempo, telah mengesahkan perubahan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi atau revisi UU KPK. Padahal elemen masyarakat sudah banyak yang menolak perubahan undang-undang itu.
Pasalnya, undang-undang revisi ini justru kelak akan mengebiri fungsi KPK yang selama ini telah berhasil menjadi lembaga independen satu-satunya. Pelipur lara bagi rakyat Indonesia.
Terlebih saat KPK dapat membongkar banyak kasus korupsi yang menjerat para politisi pecinta NKRI. Yang selalu gembar gembor NKRI harga mati, Pancasila selalu di hati. Namun ternyata merekalah penjahat yang dengan sengaja menggarong uang rakyat.
Sekarang rakyat Indonesia mulai terbuka pikirannya. Satu persatu kebusukan yang ditutupi itu kini kian terbuka. Pemimpin dan orang-orang di belakangnya yang dahulu saat kampanye bagitu mencintai Indonesia, kini terlihat wajah aslinya.
Abainya mereka terhadap kasus karhutla, dan seriusnya mereka untuk memberangus KPK, cukup menjadi bukti bahwa bukan hanya rezim yang harus diganti. Namun saatnya memberikan panggung bagi Islam untuk memimpin negeri.
Solusi Bagi Negeri
Kini mulai nampak terlihat kerusakan demi kerusakan di muka bumi. Sebagaimana telah Allah kabarkan 14 abad yang lalu dalam FirmanNya,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) [ar-Rûm/30:41]
Dalam ayat yang mulia ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan bahwa penyebab utama semua kerusakan yang terjadi di muka bumi dengan berbagai bentuknya adalah perbuatan buruk dan maksiat yang dilakukan manusia. Ini menunjukkan bahwa perbuatan maksiat adalah inti kerusakan yang sebenarnya dan merupakan sumber utama kerusakan-kerusakan yang tampak di muka bumi.
Peringatan dari Allah ini seharusnya menjadi lecutan bagi manusia. Bahwa rumus yang sudah tentu pasti adalah ketika meninggalkan Allah, bahkan melakukan apa saja yang Allah larang, kerusakannya akan kembali kepada kita.
Bumi beserta isinya adalah milik Allah, sudah seharusnya segala sesuatu urusan manusia pun menggunakan hukum Allah. Kesombongan yang nyata ketika hanya mengambil aturan yang dikehendaki saja, lalu meninggalkan ayat lain yang sudah jelas bagian dari perintah Allah juga.
Padahal telah jelas Allah swt. berfirman,
يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا ادْخُلُوْا فِي الْسِّلْمِ كَافَّةً وَ لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِيْنٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia merupakan musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 208)
Dan pada saat ini kesadaran umat islam telah sedikit kembali. Umat islam mulai merindukan kepemimpinan yang adil dan mensejahterakan. Yang sejak dahulu telah tercatat dalam sejarah bahwa dibawah kepemimpinan islam keadilan itu terpampang nyata. Hanya aturan Allah pula lah yang memanusiakan manusia. Islam terbukti bisa berdiri dan mengatur bumi berabad-abad lamanya.
Bahkan sejarah telah mencatat bahwa di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab lah teladan pemimpin yang berempati pada rakyat itu ada. Bahwa di bawah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz lah ‘amil zakat kesulitan mencari fakir miskin yang layak menerima bantuan. Dan sederetan kesejahteraan lain yang begitu menyejukkan lagi membahagiakan.
Pertanda bahwa islam memanglah untuk mengatur manusia beserta alam semesta. Bukan hanya agama yang tercantum di KTP saja lalu dibawa saat keperluan administratif tiba.
Sudah seharusnya islam rahmatan lil’alamin ini kembali diberi kesempatan untuk memimpin dan mengatur sebuah negara. Bukankah, islam bukan hanya sebuah agama?
Wallahu’alam bishawab.
Footnote
https://nasional-tempo-co.cdn.ampproject.org/v/s/nasional.tempo.co/amp/1249932/pasal-pasal-revisi-uu-kpk-yang-potensial-lemahkan-kpk
https://almanhaj.or.id/3455-berbuat-kerusakan-di-muka-bumi.html
https://muslim.or.id/12648-berislam-secara-utuh.html
Comment