Digital Overload Menambah Problem Perempuan

Opini18 Views

 

Penulis: Dwinda Lustikayani, S.Sos |  Aktivis Muslimah

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Sebuah studi lintas negara baru-baru ini menganalisis data dari Survei Sosial Eropa dan mengungkap bahwa beban mental pada perempuan (terutama ibu) diperburuk karena adanya teknologi.

Pasalnya, dunia digital cenderung banyak diakses oleh kaum perempuan. Ada penelitian menemukan bahwa pembagian kerja terjadi di ranah gender dalam hal komunikasi digital di pekerjaan dan kehidupan keluarga.

Tim peneliti seperti ditulis mengamati bahwa laki-laki paling banyak menggunakan teknologi di tempat kerja, tetapi perempuan menggunakan teknologi di tempat kerja maupun di rumah. (bbc.com, 26 Oktober 2024).

Denga demikian, hal ini berarti bahwa perempuan memiliki banyak beban ganda. Para peneliti menemukan bahwa perempuan 1,6 kali lebih mungkin melakukan komunikasi digital ganda di tempat kerja dan di rumah dibanding laki-laki. Sebab perempuan pekerja yang sudah menjadi ibu kini cenderung mengambil lebih banyak pekerjaan digital agar bisa sambil mengurus urusan di rumah. Belum lagi kebutuhan rumah yang kini juga dapat dipenuhi secara praktis dengan adanya digital.

Dampak Ekonomi Bagi Perempuan
Dengan goncangan perekonomian seperti sekarang, peran dan keterlibatan perempuan dalam ekonomi selalu digaungkan hingga membuat beban perempuan makin bertambah.

Beratnya beban perempuan kini yang seharusnya hanya memiliki kewajiban untuk mengurus rumah dan mengasuh anak kini juga ditambah untuk menutupi kekurangan perekonomian keluarga. Maka banyak dari perempuan terutama seorang ibu mengambil pekerjaan yang fleksibel yang dapat dikerjakan di rumah sambil mengasuh anak, bahkan para perempuan disebut berdaya jika memiliki penghasilan sendiri.

Peran ganda yang dimiliki perempuan kini dengan adanya digital menjadi lebih fleksibel, namun Heejung Chung, seorang sosiolog King’s College London di Inggris yang mempelajari fleksibilitas di tempat kerja, mengatakan bahwa kerja fleksibel dapat memperburuk semua aspek pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak.

Makanya tidak heran dengan adanya perkembangan digital ini makin memperkeruh kondisi rumah tangga dan juga tumbuh kembang anak.

Pasalnya, saat ini banyak para ibu tidak memiliki kefokusan untuk mengelola rumah tangganya, padahal peran mereka sangat penting dalam rumah tangga.

Tidak heran jika keluarga-keluarga yang ada sekarang pun kian kehilangan harmoni dan kehangatan, sebab hak dan kewajiban dalam keluarga berjalan makin timpang, bahkan abnormal.

Akhirnya berdampak pada dekadensi moral generasi dan kriminalitas makin meningkat, serta struktur keluarga pun kian goyah. Semua ini tentu kian menambah kesulitan bagi kaum ibu untuk memerankan tugas pentingnya secara optimal.

Butuh Sistem Islam

Kaum perempuan khususnya seorang ibu sejatinya membutuhkan adanya sistem Islam yang terlahir dari asas keimanan hingga mampu menciptakan solusi hakikki agar mampu mengembalikan fitrah perempuan yang Allah anugerahkan dan juga hak serta kewajibannya.

Konsep Islam dalam kerangka memuliakan perempuan sangatlah mengagumkan. Islam menjaga, melindungi dan memuliakan perempuan dengan memberikan kewajiban sesuai dengan fitrahnya. Islam telah mewajibkan perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga bukan untuk bekerja atau mencari nafkah.

Kewajiban mencari nafkah dengan bekerja itu adalah kewajiban suami.
Walaupun, bukan berarti Islam melarang perempuan untuk bekerja, hanya saja para perempuan harus tetap memperhatikan standar hukum syarak dalam bekerja.

Kemudian, Islam tidak menyerahkan sepenuhnya urusan rumah tangga pada perempuan atau istri. Istri hanya memiliki kewajiban di ranah domestik, selain dari itu maka pekerjaan di luar rumah ada pada laki-laki atau suami.

Itulah Islam dengan seperangkat aturan yang mendukung peran ibu dan perempuan. Dalam pandangan Islam, peran ini berkedudukan penting bagi eksistensi peradaban Islam yang cemerlang. Dari merekalah lahir generasi umat yang mengemban amanah penciptaan manusia, yakni sebagai hamba Allah sekaligus khalifah di muka bumi yang Allah ciptakan.

Islam itu kompleks yang memiliki aturan untuk menyelesaikan setiap problematika umat. Aturan-aturan tersebut meliputi ekonomi, pemerintahan, sosial, pendidikan, pertahanan dan keamanan, hukum/sanksi, dan lain-lain.

Jika semua aturan Islam ini diterapkan secara kafah (sempurna), maka dipastikan akan membawa kebahagiaan dan keberkahan bagi manusia.

Maka dengan itu, tidak diragukan lagi dengan adanya overload digital yang didominasi oleh perempuan kini tidak akan menjadikan perempuan hanya fokus pada pekerjaan tetapi lebih dari itu, yakni ummun wa rabbatul bait, sedangkan laki-lakilah yang memenuhi perekonomian keluarga atau memberi nafkah dan bersama istri mengurus anak dan rumah.[]

Comment