RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Dalam membina rumah tangga, pasangan suami-istri akan teruji dalam merawat cinta satu sama lain. Dalam hal ini tidaklah mudah, banyak ujian yang tentunya akan dihadapi pasangan.
Ujian dalam berumah tangga setiap pasangan tentu berbeda-beda. Ada ujiannya ekonomi sulit, suami yang pelit sampai ujian anak yang sering sakit.
Walaupun begitu yang namanya rumahtangga tentunya tidaklah susah melulu ataupun bahagia melulu. Dalam hal ini konsep sabar dan syukur tentunya sangat bisa dijadikan kunci untuk menjalani setiap kesulitan yang ada.
Satu hal yang perlu kita pahami bahwa Allah memang tidak menjanjikan hidup ini mudah tapi Allah telah menjanjikan bahwa banyak kemudahan pada setiap kesulitan.
Setiap ujian tentunya akan menguras fikiran dan perasaan setiap pasangan. Dan tak jarang menimbulkan kemarahan, yang berujung kebencian dan akhirnya perceraian.
Semua masalah berawal dari kemarahan. Jika ujian disikapi dengan kepala dingin tentunya ujian itu tidak akan menjadi masalah bahkan bisa jadi akan menambah rasa cinta.
Ada hal yang menarik yang perlu kita ketahui mengenai sikap “marah” ini. Bahwa Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat kepada Ali bin Abi Thalib ketika menikahi Fathimah. Nasihat yang sangat penting sehingga Nabi mengulanginya hingga tiga kali yaitu “jangan marah”.
Mengenai hal ini Rasulullah sebagai seorang yang sangat mencintai istrinya pernah mencontohkan bahwa segala sesuatunya tidak harus disikapi dengan kemarahan. Dikisahkan bahwa Rasulullah menerima mangkuk makanan yang dibuat dengan cinta, kiriman dari salah seorang ummahatul mukminin.
Aisyah pun dibakar cemburu, ditepisnya tangan mulia yg memegang mangkuk itu hingga mangkuknya jatuh dan tumpah isinya.
Para sahabat terkejut, sementara Rasulullah memunguti apa yg tertumpah. Seraya tersenyum, berkatalah beliau kepada para sahabat, “Ibumu sedang cemburu”
Seorang istri adalah makmum yang butuh bimbingan bukan lampiasan kemarahan apalagi kekerasan. Kemarahan seorang suami tak akan menambah apapun selain kebencian dari seorang istri, begitu juga sebaliknya.
Maka dari itu manajemen sabar dan syukur sangatlah dibutuhkan dalam menjalani biduk yang namanya rumahtangga. Dengan begitu kehidupan yang sakinah, mawadah dan warohmah akan bisa terwujud.[]
*Member Komunitas Istri Strong
Comment