Agustina, Penulis.[Dok/pribadi] |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Euforia Piala Dunia seakan tak ada habisnya. Bagaimana tidak, hampir semua media massa dan media sosial tak henti-hentinya memberitakannya. Hingga nama Rusia menjadi populer di kalangan pecinta bola. Sebagai tuan rumah sekaligus juga ikut bertandingnya tim handalan tampaknya menjadikan harga dirinya bagai di atas awan. Keberhasilan demi keberhasilan terus dirasakan tim Rusia sampai memasuki babak perempat final.
Hanya saja dampak yang ditimbulkan sangat besar bagi kaum Muslim. Diantaranya, pertama fanatisme golongan. Piala Dunia agaknya telah menyihir semua kalangan terutama kaum muslim untuk selalu antusias mengikuti perkembangan bola. Kecintaan yang berlebihan terhadap tim bola yang dijagokan menjadikan fans masing-masing rela bermusuhan dengan fans tim lawan. Sungguh permusuhan dan fanatisme ini tak boleh diteruskan karena diharamkan dalam Islam.
“Tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang menyeru pada ashabiyyah (fanatisme kelompok). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang berperang atas dasar ashabiyyah (fanatisme kelompok). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang terbunuh atas nama ashabiyyah (fanatisme kelompok)” (HR. Abu Dawud)
Kedua, Piala Dunia alihkan perhatian sesama muslim. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Rusia yang menjadi tuan rumah Piala Dunia adalah negara teroris anti kemanusiaan. Betapa tidak, Rusia tidak memiliki belas kasihan sama sekali menganiaya kaum muslim baik pria, wanita maupun anak-anak. Dengan agresif, dia meneror Ghouta Timur melalui serangan udara dengan bertubi-tubi. Dengan dalih membantu Suriah mengejar pemberontak, pembunuhan besar-besaran dengan zat kimia pun dilakukan. Tak sampai di sini, di dalam negeri sikap anti Islam telah merasuki Presiden Vladimir Putin hingga aksi kejamnya tak terbendung. Menghancurkan masjid-masjid, sekolah-sekolah muslim dan memenjarakan muslimah berhijab menjadi aktivitas kesehariannya. Sungguh kekejaman ini tak bisa dimaafkan.
Harus ada sikap tegas kaum Muslim dalam menyikapi aksi keji Rusia. Bukan fokus dengan Piala Dunia dan cuek atas kekejaman Rusia dan matinya kepedulian terhadap muslim lainnya. Akan tetapi sebaliknya kaum Muslim harus menyadari betul bahwa Rusia adalah negara yang pantas disebut teroris karena telah banyak membunuh kaum Muslim tanpa alasan yang bisa dibenarkan. Sedangkan kaum Muslim adalah pihak yang sejatinya butuh kepedulian kita karena sesungguhnya kaum Muslim satu dengan yang lain adalah saudara. Ibarat satu tubuh, ketika bagian tubuh satu terluka, merianglah seluruh tubuh. Maka ketika kaum muslim satu tersiksa, kaum muslim yang lain ikut merasakan.
Sudah saatnya kaum Muslim bangun dari sihir piala dunia yang membutakan. Membuka mata dan telinga terhadap keadaan kaum Muslim yang lain. Tak hanya kepedulian, kepekaan dan perhatian yang besar terhadap kaum Muslim namun juga sikap yang menunjukkan kebencian kaum muslim terhadap negara teroris ini. Sekaligus menyatukan langkah bersama melawan negara ini dan mengembalikan kemuliaan kaum Muslim.
Langkah ini hanya mampu diwujudkan tatkala seluruh negeri-negeri kaum Muslim bersatu dengan satu pandangan, perasaan dan satu tujuan dalam mewujudkan kemuliaan Islam.[]
Comment