RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab melakukan pemantauan data penerima bantuan bansos di Desa Tejo, Mojoagung, Selasa (5/5/2020). Seperti diwartakan oleh beritajatim.com (6/5/2020).
Pandangan Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab menyapu lembaran-lembaran kertas yang tertempel di papan pengumuman Kantor Desa Tejo, Kecamatan Mojoagung. Sesekali dia menajamkan pandangannya, kemudian membetulkan letak kacamatanya. Lembaran kertas di papan pengumuman itu adalah nama-nama penerima bantuan sosial (Bansos) warga terdampak pandemi Covid-19 atau virus corona.
Bupati berharap, dengan ditempelkannya nama-nama tersebut, tidak ada warga yang berhak menerima bantuan terlewat. Juga tidak ada daftar penerima bansos ganda. Dengan kata lain, agar bantuan yang dikucurkan tidak salah sasaran.
Bagaimana jika ada warga miskin tapi belum masuk pendataan? Mundjidah mengungkapkan, bagi warga yang ekonominya pas-pasan namun belum mendapatkan bansos Covid-19, maka yang bersangkutan masih bisa diusulkan. “Ini pentingnya data penerima diumumkan. Agar yang terlewat juga diusulkan,” urainya.
Minimnya data yang dikantongi pemerintah menunjukkan lemahnya perhatian penguasa terhadap kondisi rakyat di bawahnya. Padahal, sudah menjadi kewajiban bagi semua pejabat di wilayahnya mengerti kondisi individu per individu rakyatnya. Sehingga dapat diketahui siapa saja yang berhak menerima bantuan.
Jumlah penerima bansos yang dirilis kemensos pun berbeda dengan jumlah rakyat yang layak menerima bantuan. Selayaknya yang menerima Bansos adalah seluruh mereka yang terdampak Covid-19, baik fakir maupun miskin.
Dalam pandangan Islam, fakir adalah mereka yang memiliki pekerjaan, namun hasil usahanya tak mencukupi memenuhi kebutuhannya dan keluarganya.
Miskin adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan sama sekali sehingga ia tak mungkin mencukupi kebutuhannya dan keluarganya. Kriteria ini cukup menjadi bekal bagi pejabat untuk mendata semua orang yang berhak untuk mendapatkan bantuan di wilayahnya. Proses pendataan ini pun sebenarnya tak sulit jika melibatkan jajaran RT, RW, ormas dan organisasi sosial lain di tengah-tengah masyarakat.
Memenuhi semua urusan rakyat, terlebih saat wabah adalah wewenang kepala negara. Keberadaan penguasa dan pejabat yang amanah, bertanggung jawab dan perhatian terhadap individu rakyat adalah dambaan bersama.
Namun, kemunculan pemimpin yang penuh pelayanan, amanah ini sulit lahir melalui sistem politik demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali.
Faktanya, siapa yang mampu mencitrakan dirinya baik, dialah yang terpilih, meski minim perhatian, amanah dan tanggung jawab terhadap rakyat.
Keberadaan penguasa dambaan hanya lahir dalam sistem politik Islam. Sebab kepemimpinan dalam Islam adalah amanah, dan penguasa bertanggung jawab atas seluruh urusan rakyatnya.
Tanggung jawab pemenuhan kebutuhan individu rakyat telah ditunjukkan oleh khalifah Umar Bin Khattab ra di masa kepemimpinannya.
Alkisah, suatu malam Khalifah Umar bin Khattab ra. bersama Aslam menemukan seorang wanita yang sedang memasak, sementara anak-anak menangis di gembira.
Umar bin Khattab segera mendekat dan bertanya, “Ada apa gerangan dengan kalian?”
Wanita itu menjawab, “Kami kemalaman dalam perjalanan dan kedinginan.”
Umar kembali bertanya, “Kenapa anak-anak itu menagis?” Wanita itu menjawab, “Karena lapar.”
Umar kembali bertanya, “Apa yang diminta masak di atas api itu?” Dia menjawab, “Agar aku bisa menjawabnya sampai tertidur. Dan Allah kelak yang akan menjadi hakim antara kami dengan Umar. ”
Mendengar jawaban itu, Umar menangis dan segera berlari menuju gudang tempat penyimpanan gandum. Dia segera mengeluarkan sekarung gandum dan satu ember daging, sambil berkata, “Wahai Aslam, naikkan karung ini ke atas pundakku.”
Aslam berkata, “Biar aku saja yang meminta untukmu.”
Umar menjawab, “Apakah kamu mau memikul dosaku kelak di hari Kiamat?”
Umar pun segera memanggul karung ini dan mendatangi kemah wanita itu.
Sesampai di sana, Umar segera memasak gandum. Setelah matang, dia menyajikan sendiri makanan untuk wanita dan anak-anak.
“Makanlah!” kata Umar kepada mereka. Maka anak-anak makan sampai kenyang. Lalu, wanita itu meminta untuk Umar agar diberi ganjaran pahala. Si wanita itu tidak tahu, itu orang yang membantunya adalah Amirul Mukminin Umar bin Khattab.
Dialah pemimpin dalam sistem politik Islam. Ia mendatangi rakyatnya secara langsung demi menjamin kebutuhan tiap individu rakyatnya tanpa terkecuali.
Tidakkah kita merindukan pemimpin yang begitu amanah dan bertanggung-jawab seperti Khalifah Umar bin Khattab? Allahu a’lam.[]
*Aliansi penulis rindu Islam, Gresik
Comment