RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA -Serentak para mahasiswa di berbagai kota besar Indonesia melakukan demo aksi protes pada penguasa negeri ini. Presiden sang pemimpin negara, dan DPR sang wakil rakyat telah melukai rakyatnya sendiri dengan mengajukan sekaligus mensahkan berbagai revisi undang-undang yang tidak berpihak pada rakyat.
Panasnya cuaca tak membuat kobaran semangat mahasiswa seluruh Indonesia melakukan demonstrasi dan berunjuk rasa memperjuangkan suara rakyat yang telah dibungkam oleh penguasa. Kebijakan-kebijakan dan hukum telah dikebiri oleh keserakahan dan kepentingan golongan semata.
Tak ada lagi yang mendengar suara-suara rakyat saat undang-undang terus menerus di revisi sesuai kehendak hati. Turunnya mahasiswa kejalan ingin menyuarakan keberatan atas nama rakyat terkait tuntutan pembatalan RKUHP, dan keberatan atas RUU PKS dan RUU KPK. viralnya lembaga terbesar negara dengan segudang prestasi mengungkap kejahatan korupsi di berbagai ranah publik ataupun kelembagaan. Bukannya diapresiasi tetapi justru malah ditumpulkan oleh penguasa, di mana independensi KPK dalam rancangan dan isinya sangat menguntungkan para koruptor, diikatnya tangan KPK diyakini keberadaan koruptor semakin merajalela di Indonesia.
Mirisnya, setiap perubahan UU yang dinggap krusial dan sensitif bagi penguasa akan dilakukan aecara diam-diam tanpa sepengatahuan lembaga terkait. Seperti halnya lembaga KPK ini. Para pemimpin KPK mengaku heran DPR dan pemerintah menggelar rapat membahas revisi UU KPK malam-malam. KPK menyebut seperti ada yang hendak ditutup-tutupi dalam pembahasan ini. Nyatanya memang demikian, hasil pertemuan tersebut telah disepakati atas revisi yang isinya sangat mengejutkan semua pihak. Presiden dan DPR menyetujui RUU KPK yang sangat merugikan rakyat, bahkan malah menjadi jalan mulus para koruptor tingkat tinggi yang notabene berada di jajaran DPR dan anggota partai politik.
Gelombang demonstrasi mahasiswa sudah tidak dapat dibendung lagi. Rakyat banyak berharap dari aksi ini terjadi perubahan dalam.pemerintahan. bahkan ada juga yang memanfaatkan aksi ini dengan menambahkan tagar #turunkanjokowi. Hal ini menunjukkan kegelisahan rakyat atas berbagai kebijakan yang dibuat pemerintah membuat rakyat semakin sengsara. Semakin miskin dan gelisah dalam menjalani aktifitas harian. Karena rancangan undang-undang yang tidak masuk akal tersebut banyak digulirkan pemerintah terhadap rakyatnya.
Hari ini mahasiswa adalah milik rakyat. Selain mahasiswa yang sedang bersemangat, rakyatpun ikut membusung dada berkontribusi dalam semangat menolak kezaliman penguasa saat ini.
Dan pada hari ini, demokrasi telah ditunjukkan kebusukannya oleh mereka bahwa demokrasi hanyalah milik penguasa dan antek-anteknya. Untuk meraih keuntungan dan kepentingan para kelompok yang sedang haus akan mengeruk kekayaan alam Indonesia, bahkan rakyatpun kerap dijadikan tumbal keserakahan mereka.
Banyak kalangan bangga atas aksi mahasiswa di berbagai Kota ini. Karena semestinya itulah fungsi mahasiswa sebagai intekektual pemerhati politik penguasa dan representatif suara rakyat.
Karenanya perjuangan mahasiswa sebagai representatif rakyat, haruslah perjuangan menuju perubahan sistem. Tak akan tercapai perubahan hakiki tanpa perubahan sistem. Mahasiswa harus menjadi pejuang perubahan ideologis bukan pragmatis semata. Bila tidak, maka langkah perjuangan ini akan dimanfaatkan kaum oportunis yang sedang menjalankan politik busuk mereka dalam mempeberebutkan kekuasaan.
Diharapkan gerakan mahasiswa ini tidak jatuh pada lubang pragnatis yang digerakkan pihak-pihak tertentu. Harapannya aksi ini merupakan murni dalam konsep penegakan keadilan yang cemerlang. Sejatinya Islam telah menawarkan para generasi muda cemerlang menjadikan ideologi ketaatan pada syariat dalam pergerakan mahasiswa ini. Karena berjuang atas ketaatan pada hukum syariat akan membawa kebaikan, dan pahala perjuangan dalam membungkam kezaliman penguasa. Pertolongan Allah akan datang pada orang-orang yang berjuang untuk keadilan atas nama syariat, yaitu hukum Allah yang layak diperjuangkan oleh generasi cemerlang. Wallahu a’lam bishawab.[]
Comment