Desi Wulan Sari, S. E, M. Si*: Saatnya Menyambut Resolusi 2020 Dengan Kemenangan Hakiki

Opini560 Views

RADARINDONESIANEWS. COM, JAKARTA Sebuah resolusi akan menagcu pada sebuah kebulatan tekad atas satu tuntutan atau keinginan yang ditetapkan. Resolusi seperti sebuah tujuan, dimana resolusi yang Kita pegang maka akan menentukan bagaimana arah kita kedepannya. Maka penting dipahami Sebagai masyarakat suatu negeri pasti memiliki resolusi atas harapan negara menuju perbaikan kearah yang lebih baik.

Dalam perjalanan di tahun 2019 bangsa Imdonesia banyak mengalami pasang surut problematika kondisi rakyat dan alam negeri ini. Peristiwa di tahun ini banyak melukai rakyat. Dan tak satupun semua peristiwa itu dapat terselesaikan oleh negara.

Jika kita amati satu persatu rentetan peristiwa yang kita alami di negara Indonesia, akan banyak menuliskan puluhan lembaran dari catatan perjalanan bangsa ini di tahun 2019. Maka catatan kelam sebagai pengingat dan pentingnya muhasabah bagi negeri yang menghiasi perjalanan negara dengan sistem demokrasi kapitalis yang telah banyak menelan korban rakyat dan menanggung beban segala kesulitan ekonomi serta kesengsaraan.

Padahal kesejahteraanlah yang mestinya mereka dapatkan dari seorang pemimpin negeri, adapun peristiwa-peristiwa tersebut antara lain:

Pemilu 2019 yang menelan banyak korban.
Jalannya pemilu 2019 di Indonesia menyisakan duka. Para anggota KPPS yang bertugas mengalami kematian secara mendadak. Data kemenkes menyebutkan 527 anggota KPPS meninggal, dan sebanyak 11.239 orang sakit (kompas.com, 16/5/201)

Pemindahan ibu kota yang dari Jakarta ke Kalimanatan Timur, tepatnya di sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Pemindahan ibu kota Jakarta terkesan terburu-buru dan Kurang pertimbangkan matng dari berrbagai segi. Para pengamat politik dan ekonomi banyak memberikan komentar untuk berpikir realistis.

Selain pembahasan mendetail, pemindahan Ibu Kota ini juga tak semudah seperti pindahan rumah. Pindah Ibu Kota artinya harus diiringi landasan hukum. Pemerintah harus mengajukan rancangan peraturan ke DPR untuk dibahas sebelum disetujui.(CNN Indonesia, 27/8/2019)

Peristiwa penolakan UU KPK, peristiwa stunting yang masih nyata, BPJS kesehatan yang mencekik rakyat, peristiwa pemusnahan beras dan ayam yang sangat viral, infrastruktur yang tidak berkualitas, bidang pendidikan dan agama yang di obrak-abrik sesuka hati, hutang luar negeri yang menggunung, pemimpin yang abai akan nasib saudara muslimnya, bahkan yang paling fenonenal di akhir penutup tahun dengan skandal asuransi jiwasraya yang dikorupsi habis-habisan.

Dari peristiwa yang terjadi diatas maka sudah selayaknya bagi pemimpin, penguasa dan rakyat untuk sama-sama bertobat, perbanyak istigfar meminta ampunan atas segala kerusakan negeri ini. Atas kesengsaraan rakyat yang ditimbulkan oleh penguasa negeri.

Perlunya muhasabah dilakukan sebagai instropeksi dan perbaikan di masa yang akan datang. Momen bermuhasabah akan menjadi track record para pemimpin selama beraktifitas setahun secara komprehensip. Hal tersebut dilakukan guna untuk menumbuhkan kesadaran diri terhadap perilaku Kepemimpinan apakah lebih banyak memberi manfaat (maslahat) atau malah sebaliknya memberi banyak kerugian (mudharat).

Menjadi catatan penting bagi kita sebagai masyarakat dan umat muslim negeri ini, jika kegagalan demi kegagalan sistem demokrasi kapitalis yang ada akan tetap menjadi mimpi buruk negeri ini. Maka jangan salahkan jika umat menunutut perubahan tidak hanya pada pergantian pemimpinnya saja tetapi lebih kepada pergantian sistem pemerintahan yang melindungi rakyat dan kesejahteraan seluruh masyarakanya.

Islam telah menawarkan satu sistem pemerintahan yang terbaik. Dan pernah hadir untuk dunia selama 300 tahun lamanya. Islam datang pada saat kondisi dunia mengalami kejahiliyahan, kesesatan, dan kebutaan. Mereka menyembah apa saja yang mereka inginkan. Mereka menyembah pohon, batu-batu, jin, bahkan sesama manusia. Mereka menyembah setan. Kini masa itu telah kembali lagi, namun yang menjadi sesembahan kali ini adalah kapitalisme, sekulerime dan liberalisme yang telah membutakan mata hati, menjual akidah, dan menjadi jahiliyah kembali saat keimanann tak lagi ada.

Maka siapakah yang mampu menggantikan siatem rusak itu? Siapakah yang mampu mengubah kesengsaraan menjadi kesejahteraan?

Dialah Khilafah ala minhaj nubuwah. Karena Islam adalah solusi atas semua permasalahan yang ada, permasalahan dari yang terkecil pada individu, permasalahan yang lebih luas yaitu pada masyarakat, bahkan permasalahan yang lebih besar pada level negara, Islam punya jawabannya dalam mengatasi permasalahan umat dan negara. Dengan menggunakan pedoman pasti yaitu AlQuran dan Hadist itulah hukum yang digunakan khalifah saat memimpin negara.

Itulah resolusi rahun 2020 yang hakiki, tidak ada yang lebih didambakan umat saat ini selain pemimpin yang mampu menjadi tameng atau pelindung bagi rakyatnya menuju kesejahteraan. Satu-satunya harapan adalah jalan baru menuju kememangan, itulah Islam kaffah sebagai jalan hidup para generasi cemerlang dalam memimpin dunia. Wallahu a’lam bishawab []

*Ibu Rumah Tangga dan Revowriter Bogor

Comment