Desi Wulan Sari, S.E, M.Si*: Kelahiran Cahaya Langit

Opini690 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Sebelum Muhammad dilahirkan, perasaan Aminah begitu tenang dan damai, terutama pada12 hari sebelum kelahiran. Aminah juga mengalami beberapa kejadian mengagumkan jelang kelahiran Rasul.

Dimana pada tahun pertama sejak adanya peristiwa tentara bergajah atau yang disebut dengan Amul Fiil pada tahun 571 kalender Romawi. Ketika Nabi Muhammad lahir, diriwayatkan Ibnu Sa’ad ibn Hanbal Darini, menyebutkan cahaya menerangi istana-istana di Rum.

Itulah salah satu keistimewaan kelahiran Rasulullah Saw, munculnya Cahaya yang sangat terang benderang menghiasi langit malam itu. Allah telah memberikan tanda pada alam semesta beserta isinya, bahwa Allah telah memberikan kabar terbaik bagi umat manusia.

Diriwayatkan oleh Ibn Sa’id yang melihat langsung cahaya itu memancar saat bayi Muhammad keluar dari rahim-nya.

لما ولدته خرج من فرجي نور أضاءت له قصور الشام

“Manakala aku melahirkannya (Muhammad) aku lihat Nur memancar dari tempat bersalin-ku yang semuanya tampak terang benderang, hingga tampak terlihat istana-istana Romawi.”

Pada kitab “عيون الأثر” ‘Uyunul Atsar karya Al-Hafidz Muhammad al-Ya’mari halaman 81 dari pengakuan Fathimah binti Abdillah yang menyaksikan cahaya terang benderang itu pada malam itu dengan ucapannya:

فما شيئ أنظر إليه من البيت إلا نور

“Aku tidak melihat dari rumahku, melainkan cahaya yang terang benderang.”

Kelahiran seorang Nabi akhir zaman menjadi momentum bangkitnya umat dari kegelapan. Risalah kenabian yang dibawa di atas pundaknya ssenantiasa membawa Kemaslahatn.

Dengan meneladani, mencintai Nabi Saw berarti kita juga mengikuti syariat Islam secara kaffah, secara menyeluruh tanpa terkecuali. Karena syariat bukanlah prasmanan yang bisa dipilih apa yang disukai dan meninggalkan jika tidak memyukainya.

Jika syariat Allah tidak ditegakkan, maka kezaliman akan muncul akibat penerapan undang-undang buatan manusia. Seperti halnya sebuah negara yang menerapkan sistem kufur hasil pemikiran manusia.

Maka janganlah berkecil hati, ketika ingin mengembalikan kebenaran dengan dakwah walau penuh onak dan duri. Karena suatu hari nanti akan kembali cahaya keadilan di seantero bumi. Kelahirannya penuh dengan sinar benderang, dan akan terus bersinar terang di setiap zaman; kemarin, hari ini dan esok hari. Wallahu a’lam bishawab.[]

*Pegiat Literasi Muslimah

Comment