Dengan Traveling, Pria Belanda Ini Temukan Islam di Indonesia

Berita503 Views
Michael Ruppert.[Mina]
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA –  Traveling bagi sebagian orang merupakan kebutuhan untuk melihat
keindahan dunia yang luasnya mencapai lebih dari 500 juta kilometer.
Traveling juga bisa berarti mempelajari jutaan mahluk hidup yang
menempati luas permukaan itu. Tapi, traveling juga bisa berarti
perjalanan spiritual untuk sebagian orang, seperti pria Belanda yang
bernama Michael Ruppert ini.
Pada saat usianya 24 tahun, dia mulai menyadari bahwa telah
menghabiskan 80% dari kehidupannya  untuk pendidikan formal seperti
sekolah, universitas, dan percobaannya masuk ke dunia militer. Sehingga
akhirnya memutuskan untuk menghentikan kehidupan “normal” dan mencoba
mewujudkan mimpi untuk keliling dunia.  Melihat keberagaman  manusia
dengan segala tradisi mereka di muka bumi ini.
Karena tidak memiliki banyak uang pada saat itu, perjalanan dimulai
dari daerah yang tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya di Belanda.
Perjalanan pun dimulai dari kawasan Eropa Timur yakni Bulgaria yang
memiliki biaya hidup relatif terjangkau. Mike terus melanjutkan
perjalanan ke Skandinavia, Belgia, Norwegia hingga ke Asia yakni
Thailand, singapura, Malaysia, Taiwan, Filipina, hingga Indonesia.
Dalam empat tahun, pria kelahiran 24 Maret 1987 ini mampu menjelajahi
60 negara mulai dari negara-negara di benua Eropa, Afrika, dan Asia.
 Pada masa-masa itu, Michael mengakui lebih tertarik dengan keindahan
alam yang berbeda-beda dari tiap negara, namun fokusnya kini lebih pada
keberagaman tradisi dan budaya dari satu daerah ke daerah lainnya. Dan
dari keingintahuannya inilah, Michael mulai mengenal Islam.
Dalam penjelajahannya, Michael menghindari untuk tinggal di hotel
maupun hostel, dan lebih senang tinggal bersama warga lokal yang juga follower-nya
di akun jejaring Facebook yang didirikannya sejak awal traveling.
Awalnya, agar keluarga dan kerabatnya tetap dapat melihat update
informasi perjalanan yang sudah dilakukan Michael, maka dia mengirimi
mereka kartu post dan souvenir kecil. Dari saat itu banyak teman dari
kerabatnya yang ikut memesan souvenir dan akhirnya dimuat sebuah halaman
facebook fanpage dengan nama “Starring You” untuk mengakomodir pesanan
itu.
“Setiap orang yang tertarik dapat mengirim alamat mereka untuk saya
kirim kartu pos secara gratis. Akhirnya banyak orang tertarik dengan
“project” saya ini. Dan beberapa dari mereka berkenan memberikan donasi
untuk perjalanan saya sampai saat ini,” ujarnya.
Puncak pengenalannya dengan Islam adalah ketika Michael lebih sering
mengunjungi Malaysia dan Indonesia. Di dua negara ini, Michael banyak
menghabiskan waktu tinggal di keluarga-keluarga Muslim dan melihat
kehidupan mereka sehari-hari baik dalam menjalankan mata pencahariannya
maupun dalam kehidupan agamanya. Michael mulai melihat kehidupan indah
dalam Islam setelah akhirnya melakukan pembelajaran lebih lanjut
mengenai agama ini. Dia mengambil kelas dan diskusi terkait hal ini juga
memiliki guru yang membimbingnya mengenal Islam sebagai agama damai,
tidak seperti yang dicitrakan media-media mainstream Barat saat ini.
Saat tinggal di rumah warga di Aceh, Michael mengungkapkan sempat
ikut berpuasa selama Ramadhan meskipun tidak sepenuhnya karena baginya
ini merupakan hal baru. Berselang waktu kemudian, pada tahun 2015
pembelajarannya mengenai Islam telah mencapai sebuah kesimpulan. Michael
akhirnya memantapkan diri untuk mengatakan dua kalimah syahadat di
Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta, sebagai masjid yang banyak melakukan
bimbingan untuk mualaf dari luar negeri.
Tahun ini, Michael melakukan puasa pertamanya sebagai Muslim, dan ia
tetap melakukan traveling ke berbagai daerah di Indonesia dalam keadaan
puasa. Menurutnya, puasa itu menyenangkan untuk dilakukan. Di bulan ini
Michael banyak mempelajari Islam lebih dalam salah satunya dengan
belajar mengenal Bahasa Arab. Dia mengakui kesulitan mempelajari ini
pada awalnya, namun motivasinya untuk bisa jauh lebih kuat daripada
kesulitannya.
Pria 29 tahun ini berencana akan menghabiskan bulan suci Ramadhannya
di Indonesia, setelah itu, Michael akan kembali ke Belanda untuk bertemu
keluarganya. “Saya terakhir bertemu ibu saya tahun lalu, dan saya rindu
sama dia, jadi saya akan kembali untuk sementara waktu,” ujarnya saat
ditemui MINA.
Michael bersyukur, keluarga besarnya  mendukung keputusan Michael
menjadi Muslim. Sampai saat ini keluarganya tidak memeluk agama apapun,
karena menurutnya sekarang banyak warga tidak melakukan apapun terkait
agama mereka. (Mina).

Comment