Demokrasi, Mengusung Calon Yang Tepat Dan Benar? No Way!

Opini559 Views

 

 

Oleh: Widya Rahayu, Lingkar Studi Muslimah Bali

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Pemilihan umum presiden sudah di depan mata. Tampak beberapa partai politik dan politikus di negeri ini mulai menunjukkan rencana politiknya.

Seperti halnya Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan bahwa PKS masih terbuka kepada siapa saja tokoh calon presiden (capres) untuk didukung Pilpres 2024.

“PKS wait and see sampai sekarang. Kita tunggu sampai ada perkembangan yang menarik. Enggak (cenderung mendukung Anies) enggak ada, enggak ada,” kata Aboe dalam wawancara yang dikutip dari YouTube Tribun Network, Senin (13/6/2022).

Selain Aboe terdapat politikus lainnya yang menjadi sorotan yaitu Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, sebelum akhir pekan lalu menjadi perbincangan publik.

Lembaga survei Charta Politika Indonesia merilis hasil survei nasional terkait dengan calon presiden (Capres) 2024 dengan elektabilitas tertinggi pasca Rakernas Projo. Dalam survei tersebut, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo semakin melesat naik dan unggul jauh atas nama lainnya.

Dalam hasil survei Charta sebelumnya, bulan April 2022, Ganjar mendapatkan elektabilitas sebesar 29,2 persen. Sedangkan skarang mencapai 36,5 persen. Survei ini menunjukkan elektabilitas Ganjar semakin melesat. Sejumlah lembaga survei juga merilis elektabilitas Ganjar sebagai yang tertinggi dan elektabilitasnya terus naik seperti dikutip detikNews.com, Senin (13/06/2022).

Ganjar belakangan ini kerap diserang justru dari partainya sendiri. Dikatakan apa prestasinya, orang ganteng yang nggak bisa kerja, cuma ada di medsos!

“Ganjar apa kinerjanya delapan tahun jadi gubernur selain main di medsos, apa kinerjanya?” kata Trimedya anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam keterangan tertulis, seperti dikutip  detik, Rabu (1/6/22).

Dari hiruk pikuk pencalonan nampak nyata bahwa dalam demokrasi semua partai/pihak memilih calon yang bisa menang tanpa peduli apakah calon tersebut benar, memiliki kapabilitas dan  komitmen dan memiliki karena kapabilitas dan komitmennya terhadap rakyat apalagi terhadap Islam.

Sayangnya, secara empiris dibuktikan bahwa pemenangnya hanya calon  yang didukung kaum kapitalis dengan dana yang sangat besar

Inilah kebobrokan system demokrasi yang menghasilkan kepemimpinan Karena pro kapitalis tanpa peduli kebenaran dan kemampuan.

Dalam islam perkara kepemimpinan menjadi hal yang penting.

Terdapat keterangan menarik yang dijelaskan Syaikhul Islam dalam karyanya as-Siyasah as-Syar’iyah tentang kriteria pemimpin yang baik. Beliau menjelaskan,

وينبغي أن يعرف الأصلح في كل منصب فإن الولاية لها ركنان : القوة والأمانة

”Selayaknya untuk diketahui siapakah orang yang paling layak untuk posisi setiap jabatan. Karena kepemimpinan yang ideal, itu memiliki dua sifat dasar: kuat (mampu) dan amanah.”

Dalam penerapannya arti karta mampu adalah bisa menyelesaikan suatu persoalan dalam segala urusan baik urusan peperangan maupun pemerintahan pada kapasitas ilmu dan keadilan, serta kemampuan dalam menerapkan syariat.

Untuk mewujudkan bangsa yang besar, kuat, dan disegani oleh bangsa-bangsa di dunia dibutuhkan seorang pemimpin yang kuat, bukan pemimpin yang lemah.

Kuat (profesional) untuk setiap pemimpin, tergantung dari medannya. Kuat dalam memimpin perang adalah keberanian dengan mengesampingkan kepentingan partai atau golongan dan tidak bekerjasama dengan para penjajah dan kaum kafir.

Kuat dalam menetapkan hukum di tengah masyarakat adalah tingkat keilmuannya memahami keadaan yang diajarkan Alquran dan hadis, sekaligus kemampuan untuk menerapkan hukum.

Allah SWT berfirman, Karena itu, janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS al-Maidah [5]: 44).

Amanah artinya jujur atau dapat dipercaya. Secara bahasa, amanah dapat diartikan sesuatu yang dipercayakan atau kepercayaan. Amanah juga berarti titipan (al-wadi’ah).

Dalam kriterianya pemimpin amanah adalah pemimpin yang takut kepada Allah SWT yang artinya pemimpin yang merasa banyak dosa dan selalu merasa di awasi Allah SWT.

Amanah atau dapat dipercaya. Para pemimpin yang tepat adalah sosok yang dapat dipercaya. Hal ini termasuk syarat wajib menjadi calon pemimpin seperti dalam surat Al-Ahzab: 72

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh. (QS. Al-Ahzab Ayat 72).

Amanah tidak akan terasa berat bila seorang pemimpin tidak mempunyai niat lain atau dengan kata lain pemimpin tidak mempunyai niat khianat kepada rakyatnya.

Dengan adanya sifat ini pemimpin akan menjaga kepercayaan rakyat atas tanggungjawab kepemimpinannya.

Semoga Allah menganugerahkan kepada bangsa ini pemimpin yang kuat dan amanah sehingga dapat mengantarkan kepada baldatun thayyibatun warabbun ghafur. Aamin.[]

Comment