Citayam Fashion Week, Kemajuan Atau Kemunduran?

Opini789 Views

 

 

Oleh: Nurmaya Sari, Aktivis Mahasiswa

_______

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Pesona “Citayam Fashion Week” di Dukuh Atas, Jakarta Pusat tak kunjung pudar namun justru semakin meriah. Dimulai dari remaja yang berasal dari daerah penyangga Jakarta seperti Citayam, Bojonggede, dan Depok, kini semua kalangan masyarakat berbondong-bondong meramaikan “Citayam Fashion Week”, tak terkecuali Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Awalnya “Citayam Fashion Week” dimulai dari sekelompok remaja tanggung yang menghabiskan waktunya nongkrong di kawasan Dukuh Atas, Jalan Sudirman. Aktivitas nongkrong itu dibalut dengan adu gaya berpakaian nyentrik yang didokumentasikan di media sosial hingga viral.

Setelah viral dan membuat hampir semua mata warga Jakarta tertuju ke sana, fenomena “Citayam Fashion Week” tak lagi hanya sekadar soal eksistensi bergaya. Kini, sebagian remaja di sana mulai melihatnya sebagai peluang mendulang cuan.

M Alif Hanzaulah, salah satu remaja yang ikut meramaikan “Citayam Fashion Week” misalnya, mengaku bisa mendapatkan uang Rp 800.000 dari sekali membuat konten di sana. Penghasilan tersebut, kata dia didapat dari hasil membuat konten bersama sejumlah kreator konten di kawasan tersebut.

“Setiap hari ada aja yang ngajak ngonten. Biasanya sih nanya-nanya, kayak ‘berapa harga outfit lo’ gitu-gitu,” kata dia, Selasa (KOMPAS.com/19/7/2022).

Tak hanya di Jalan Tunjungan, Surabaya hingga Kayutangan, Malang, demam Citayam Fashion Week juga menjalar hingga Kota Madiun. Muda-mudi melakukan aksi catwalk bak model di zebra cross Jalan Pahlawan atau depan Plaza Madiun. Sayangnya, aksi ini tak berlangsung lama karena dibubarkan petugas Dinas Perhubungan.

“Tolong bubar, jangan di sini,” ujar salah satu petugas Dinas Perhubungan kepada orang-orang yang memadati jalanan tersebut, Sabtu malam (Detik.com/23/7/2022).

Dunia fashion kembali terviralkan, karena aksi dari sebuah komplotan para pemuda di kawasan dukuh, jalan Sudirman yang dikenal dengan fashion week. Aksi ini seakan membludak dan menggemparkan jagat raya, hingga berbagai daerah pun ikut meramaikannya. Berbagai media dipenuhi foto bergaya zaman masa kini dengan pakaian, cara berjalan, dan berpose dengan menarik.

Lalu dengan kemunculan gaya fashion anak muda baru ini disebut kemajuan, Ataukah sebuah kemunduran?. Memang pada dasarnya dunia senantiasa berputar dan berkembang. Tetapi potret yang terjadi seperti fashion week ini menggambarkan betapa rusaknya generasi, betapa hancur dan bodohnya prilaku yang dilakukan.

Di tengah gempuran masalah yang menimpa rakyat saat ini, ditambah berbagai hal aneh yang sebenarnya meresahkan warga, malah diberikan apresiasi dan dukungan.

Sesungguhnya hal ini jelas-jelas sebuah bukti kemunduran. Pasalnya kegiatan fashion week ini juga dilakukan di tempat terbuka yaitu jalanan umum. di mana jalan itu merupakan tempat laluan para pengemudi, sehingga timbullah kemacetan.

Belum lagi fose gaya yang kerap dicontohkan mengikut kebarat-baratan dan menyeleweng dari standar hukum berpakaian dalam islam, bahkan seorang pria memakai dan bertingkah layaknya seorang wanita yang memicu dan menggambarkan sisi gelap terjadinya LGBT.

Oleh karena itu kebobrokan para remaja saat ini adalah hasil dari sistem yang rusak, yaitu kapitalisme sekuler. Dim mana kebebasan dijunjung tinggi sedangkan hukum syariat islam diturun rendahkan.

Ketika agama dipisahkan dari kehidupan maka jantung kehidupan telah mati, dan berkuasalah jin jahat seperti barat dan para oligarki. Maka dari itu kegagalan terbesar saat ini dipicu oleh sistem barat, kapitalisme.

Ketika kita melihat distorsi sejarah para pemuda islam maka kita akan menemukan arti sebuah kemajuan. Sebab para pemudanya sholih dan sholiha, ketaatan meliputi mereka, berbagai keunggulan dan karya besar mereka berhasil dapatkan, bahkan menaklukkan negri kaum kafir dan mengubahnya menjadi negri islam. Tokoh itu seperti Muhammad Al-Fatih, Salahuddin Al-Ayyubi, Maryam Al-Asturlabi, Fatimah Al-Fihri, dan masih banyak yang lain.

Jika hukum Allah dijunjung tinggi dan diterapkan dalam kehidupan, kemajuan peradaban akan semakin gemilang. Rakyat pun menjadi senang, bumi pun akan sejahtera dan keberkahan akan berlimpah.

Sebab ketika Al-quran dan Sunnah menjadi rujukan maka sinarnya menyinari alam. Syariah islam adalah satu-satunya cahaya bagi alam, sebab apa yang ada di dalam Al-quran dan Sunnah merupakan kalam Allah yang mulia, yang Allah wahyukan kepada Rasulullah melalui malaikat jibril, maka tidak akan ada keraguan dan keburukan di dalamnya, sebab telah terbukti keberhasilan sumber hukum itu sebagaimana yang pernah Rasul terapkan sejak masa kenabian, khulafaur rasyidin, Abbasiyah, Umayyah hingga berakhir pada masa dinasti Utsmaniyah.

Oleh sebab itu kemunduran yang jelas-jelas terjadi di depan mata kita, hanya bisa diatasi ketika kita kembali pada hukum dan sistem buatan Allah.  Kehidupan maupun eksistensi para pemuda bisa kembali berjaya, sehingga tidak ada lagi pemuda yang menjadi sampah dan produk pemikiran barat yang kejam.[]

Comment