Asmaralokamu bak berkendara di atas batu cadas
Tak lurus ataupun mulus
DemiNya kau tahan segala rasa
Meski merembah bulir bening yang kau usap dalam sujud penuh cinta
Sering kau temukan pelita merajuk di tengah malam buta
Suaranya menjerit memekakkan telinga
Mengingatkanmu jika pundi pundi harta tak cukup untuk menebusnya
Duh … Penat pun mendatangimu meski kau enggan
Mentari mulai tersenyum indah padamu
Kemelut hari mulai menerpa akal sehat
Kerapuhan kau balas dengan kebisuan tanpa keluh kesah
Menatar rumpun dengan segala keterbatasan tak sedikitpun membuatmu bosan
Kadang … Rusuh hati mencuat ketika palang merah menghampirimu
Ragamu bertutur lemah tapi duniamu merongrong cahya
Merongrong dapur pengap yang kau jaga
Dzikir pagi petang kau hidupkan demi penjagaanNya atasmu dan keluarga
Puan … gelarmu mempesona
Tak ada keteguhan yang mampu bersanding denganmu
Hanya dengan bersandar padaNya jalanmu terbentang
Meski gelapnya ruang menghimpit rongga dada yang sesekali menyesakkan
Comment