Bukan Sekedar Kecaman, Palestina Butuh Bantuan Nyata

Opini224 Views

 

Penulis: Tia Ummu Balqis | Ibu Pembelajar

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Hingga detik ini, derita Palestina belum juga usai. Serangan brutal Israel semakin menjadi-jadi. Semakin banyak korban berjatuhan baik dari kalangan pelajar, tenaga pendidik, tenaga kesehatan dll.

Dilansir dari detikedu (01/11/2024), kementerian Pendidikan Palestina mengungkapkan bahwa di Gaza, pembunuhan terhadap anak usia sekolah mencapai 11.057 jiwa dan lebih dari 16.897 lainnya terluka. Di kalangan mahasiswa, sebanyak 681 orang terbunuh dan 1.468 orang lainnya luka-luka. Sementara di Tepi Barat, 79 siswa sekolah dan 35 mahasiswa tewas, serta ratusan orang terluka dan ditahan oleh kedua kelompok tersebut.

Masih dari detikedu (01/11/2024), sebanyak 441 guru dan staf sekolah terbunuh dan 2.491 lainnya luka-luka. Adapun di Tepi Barat, dua staf sekolah tewas, 17 luka-luka, dan 139 lainnya ditahan.

Sementara itu dilansir dari metrotvnews.com, (18/09/2024), kementerian Kesehatan Palestina menginformasikan bahwa operasi militer Israel di Gaza merenggut nyawa 1.151 tenaga kesehatan Palestina. Baru-baru ini menerbitkan nama-nama korban sebanyak 986, dengan verifikasi untuk 165 sisanya masih berlangsung karena jenazah lainnya disembunyikan di bawah reruntuhan. Jumlah korban yang tewas ini mencakup 156 dokter, 260 perawat, dan 300 staf pendukung.

Kondisi Palestina sungguh mencekam. Hampir 41.000 warga telah terbunuh. Rumah-rumah warga rata dengan tanah. Rumah sakit, sekolah, mesjid telah dihancurkan. Bantuan kemanusiaan yang begitu banyak terhalang masuk. Bencana kelaparan telah melanda mereka. Selain itu, kondisi kesehatan semakin memburuk dikarenakan obat-obatan tidak dapat masuk.

Sejak Taufan Al-Aqsha dimulai, 07 Oktober 2023 hingga saat ini, Palestina menanggung penderitaan sendiri. Padahal sejatinya tanah Palestina adalah tanah umat islam. Umat islam di seluruh penjuru dunia wajib membantu Palestina dari serangan zionis Yahudi.

Bantuan untuk Palestina tentu tidak cukup hanya dengan kecaman mengutuk zionis. Sekedar kecaman tidak mungkin akan menghentikan kekejian Israel dalam membantai rakyat Palestina. Lihatlah, sudah lebih satu tahun, zionis sedikit pun tidak menggubris kecaman-kecaman penguasa islam. Palestina membutuhkan bantuan nyata, yakni dikirimnya tentara-tentara islam untuk mengusir zionis Yahudi laknatullah.

Palestina tidak bisa dibiarkan sendiri menghadapi musuh. Sejatinya Palestina bukan hanya menghadapi Israel, melainkan ada AS dibelakangnya yang selalu mendukung penuh setiap tindakan Israel untuk melawan Palestina.

Namun nyatanya, penguasa muslim tidak melakukan tindakan nyata. Penguasa-penguasa muslim masih belum tergerak hatinya untuk mengirimkan tentara-tentaranya berjihad melawan zionis Yahudi. Sekat-sekat nasionalisme telah membelenggu umat islam untuk berjihad fisabilillah.

Padahal Rasullulah saw telah memperingatkan umatnya dalam sebuah hadits:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Artinya, “Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim).

Diamnya penguasa muslim merupakan pengkhianatan bagi umat islam. Karena Rasulullah saw. telah memerintahkan umatnya saling menolong terhadap saudaranya.

Memang benar, bantuan kemanusiaan telah diberikan dalam jumlah yang sangat banyak, akan tetapi ini bukanlah solusi tuntas untuk menolong Palestina. Buktinya, bantuan kemanusiaan tidak semua diizinkan masuk, kelaparan tetap terjadi, penjajahan tidak pernah henti.

Sudah saatnya umat islam terus menyadarkan penguasa muslim untuk mengirimkan pasukan jihad melawan zionis Yahudi. Kaum muslimin harus memahami pentingnya persatuan umat untuk melawan zionis Yahudi. Persatuan umat harus terwujud dalam sebuah wadah, yaitu dalam naungan negara IsIam internasional.

Negara islam internasional yang dipimpin oleh seorang khalifah, sudah pasti akan melaksanakan kewajibannya untuk membebaskan Palestina. Khalifah islam tidak akan tunduk pada asing dan tidak takut untuk berjihad. Mati syahid adalah sesuatu yang dicari dan diimpikan, begitupun dengan kaum muslimin lainnya.

Pada akhirnya, khalifah islam akan memberikan komando kepada tentara-tentaranya untuk berjihad. Saat itulah Yahudi Israel akan terusir dari Palestina dan dari negera manapun. Karena pada hakikatnya Yahudi laknatullah adalah bangsa yang terusir, tak ada tempat baginya untuk mendirikan negara. Wallahu’alam.[]

Comment