RADARINDONESIANEWS.COM, SUMBAR – Para guru dan pimpinan sekolah dari program kemitraan sekolah BRIDGE Australia-Indonesia, bersama dengan pejabat dari Dinas Pendidikan dan Agama Sumatera Barat, menghadiri lokakarya Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) dan Edukasi tentang Perubahan Iklim Di Padang, Sumatera Barat (11- 12/12/24).
Lokakarya ini bertujuan membekali para pendidik di Provinsi Sumatera Barat dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung lingkungan pembelajaran inklusif dan sadar lingkungan.
“Program BRIDGE bertujuan membangun hubungan antara komunitas sekolah Indonesia dan Australia, di mana para pendidik Indonesia dan Australia belajar bersama untuk menjadikan sekolah mereka lebih inklusif dan responsif terhadap perubahan iklim,” kata Chloe Ashbolt, Konselor Hubungan Masyarakat, Kedutaan Besar Australia di Indonesia.
Lokakarya tersebut mencakup diskusi panel yang menampilkan para guru yang tergabung dalam Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia, yang berbagi praktik terbaik GEDSI di sekolah.
“Pendidikan iklim seringkali gagal mempertimbangkan kebutuhan para penyandang disabilitas,” kata Cucu Saidah, Associate Consultant di CBM Global Disability Inclusion, dan salah satu pembicara dalam lokakarya tersebut.
“Sangat penting untuk memastikan bahwa kebutuhan individu penyandang disabilitas dipertimbangkan ketika mengatasi dampak perubahan iklim.”
Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia telah menjalin 253 kemitraan sekolah antara sekolah Indonesia dan Australia sejak tahun 2008. Program BRIDGE mendapat pendanaan dari Pemerintah Australia.[]
Comment