Oleh : Luthfiah Jufri, S.Si, M.Pd, Pemerhati Sosial Asal Konawe
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Populasi Indonesia mencapai 273.879.750 Jiwa pada 2021. Jumlah penduduk terbanyak usia 10-14 tahun, yaitu 24,13 juta jiwa. Lalu usia 5-9 tahun sejumlah 24,03 juta jiwa. Disusul umur 20-24 tahun 22.98 juta jiwa. Artinya, proporsi usia produktif adalah terbesar. Dan inilah yang disebut bonus demografi. (Kompas.com,30/12/2021)
Bonus demografi ini menjadi peluang emas jika potensi mereka diberdayakan dengan benar. Sebaliknya akan menjadi tantangan besar jika tidak mendapat arahan yang benar. Tentu saja standar benar yang digunakan adalah benar menurut Aqidah Islam.
Ir Soekarno pernah berucap, ”Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia”.
Pernyataan beliau menunjukkan pentingnya kedudukan dan peranan pemuda. Pemuda yang produktif dan bermanfaat secara massif mendorong tegaknya peradaban yang luhur.
Di dunia Islam, khususnya di Indonesia dengan penduduknya mayoritas pemuda pemudi Islam hendaknya diberdayakan menjadi manusia yang berkepribadian Islam, berguna untuk agamanya dan negaranya.
Namun, upaya tersebut tidak semudah membalik telapak tangan. Pasalnya, barat melalui hegemoninya di negeri-negeri Islam telah begitu cepat bergerak untuk memberdayakan para pemuda ini demi kepentingan sekulerisme dan kapitalisme. Mereka dibajak sebagai penyokong peradaban sekuler.
Masih terngiang fenomena Citayam Fashion week yang latah dari Paris Fashion week dan New York fashion week kemudian merambah ke sebagian daerah di Indonesia.
Mirisnya, aksi ini diikuti anak-anak muda dari daerah penyangga Jakarta yang kemudian viral dengan sebutan SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong Gede dan Depok). Pemuda pemudi ini berpakaian nyentrik dalam membuat konten kreatif dan berlenggak lenggok menirukan peragaan busana layaknya model Internasional.
Ini baru satu dari sekian banyaknya fenomena pemuda pemudi yang sudah kehilangan moralitas dan identitasnya. Para pemuda dijauhkan dari Islam. Barat melalui agen-agennya di negeri Muslim terus berupaya untuk menjauhkan dari kesadaran mereka akan tanggung jawabnya terhadap agama. Menyibukkan mereka dengan gaya hidup dan aktivitas nirfaedah.
Bonus demografi di Indonesia digadang-gadang akan melambungkan kemajuan bangsa mencapai Indonesia Emas pada 2045. Namun, generasi emas menurut mereka adalah jauh dari Islam. Para kaum sekuler jelas punya kepentingan untuk menjadikan pemuda-pemudi sebagai tulang punggung eksistensi mereka.
Misalnya, pada aspek ekonomi. Banyaknya usia produktif dimaknai sebagai berlimpahnya angakatan kerja. Apalagi dengan di dukung system pendidikan yang mengarah pada kejuruan, lahirlah pemuda siap pakai yang bisa dibayar dengan murah dan menjadi budak kapitalis. Tugasnya memutar roda perekonomian untuk memperbesar volume dan kekayaan para kapitalis.
Bonus demografi juga menjadi pasar empuk untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Saat ini, tingkat komsumsi di kalangan pemuda pemudi semakin besar. Mereka yang belum berpenghasilan pun terpengaruh gaya hidup komsumtif. Terlebih bagi yang sudah berpenghasilan.
Pemuda usia produktif juga didorong untuk menegakkan nilai-nilai budaya hidup sekuler ala barat yang kian permisif. Pemuda didoktrin untuk toleran terhadap ide-ide barat yang kian bebas. Dipaksa menerima konsep pergaulan bebas, minuman keras, hamil di Luar nikah, aborsi dan perilaku menyimpang lainya.
Profil pemuda pemudi yang demikian, tentu jauh dari harapan generasi Islam. Seharusnya mereka tumbuh menjadi generasi terbaik yang kelak menjadi peletak dasar tegaknya peradaban Islam. Mereka harus diselamatkan dari kubangan sekulerisme dan kapitalisme.
Tugas dari keluarga-keluarga Muslim untuk membentengi anak-anak dari pengaruh sekulerisme dan terus mengajak mereka ke gerbang hidayah hingga bisa masuk ke dalam Islam secara kaffah. Allah Swt Berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu”.
(QS. Al Baqarah : 208)
Hanya penerapan Hukum Islamlah yang akan menyelamatkan pemuda-pemudi dari kehancuran akal dan moral yang kian Nampak didepan mata. Dengan Aqidah Islam pulalah mereka akan menjadi kuat dan tangguh menghadapi Indonesia Emas 2045, InsyaAllah.[]
Comment