RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Selain lagunya yang sangat eazy listenning karakter suara sang penyanyi dengan khas rock yang kental juga jadi nilai tambah. Penyanyi ini menjadi idola para penikmat musik tanah air.
Lagu yang sempat hit di era 90an dan dinyanyikan sendiri oleh Hengky Supit ini merupakan karya Hengky sendiri. Oleh Karena itulah, tak salah jika Hengky Supit banyak dikenal oleh penikmat musik saat itu.
Sejak hijrah ke Amsterdam – Belanda tahun 1989 dia menempuh kehidupan di kampung halaman sang istri Nathalie Kollmann. Karir Hengky Supit tak terdengar lagi di dunia musik tanah air. Banyak yang tidak mengetahui bahwa selama berada di Belanda, Hengky juga memainkan gitar bersama bandnya The Tuning Band.
Di album Hengky sebelumnya, “Sepayung berdua” dan mini album “Nathalie”, semua lagu dan track gitar ditulis oleh Hengky , semua track gitar dimainkan oleh Hengky.
Ketertarikan Hengky menjadi gitaris menurutnya berawal dari kedatangan Hengky ke Belanda untuk pertama kali. Kala itu Didik Sucahyo (eks bassit Elpamas) mengajak Hengky mendirikan Band di Belanda. Karena mereka baru di Belanda dan mencari gitaris pada saat itu agak sulit. Didik Sucahyo menyarankan agar Hengky memainkan gitar di band baru mereka tersebut. Sejak saat itu Hengky menekuni dan lebih banyak belajar memainkan gitar.
Seiring berjalannya waktu Hengky semakin merasakan keasyikkan tersendiri dalam bermain gitar.
Dalam kesibukkan sehari hari di Amsterdam, selain bekerja dia juga mengurus anak anak yang telah ditinggal berpulang oleh almarhum istrinya, Nathalie – Hengky masih menyempatkan diri untuk tetap bermusik.
“Aktivitas musik saya di Belanda lebih kurang hanya sebagai hobi, di samping pekerjaan tetap, main di kafe dengan band saya, The Tuning Band atau di acara acara Indonesia yang ada di Belanda.” ungkapnya.
Dalam waktu senggang itulah Hengky kemudian mencoba untuk merelease sebuah album instrumental bertajuk Where Are You Now, sebuah pertanyaan dan harapan terhadap sesuatu yang tak nyata dan masih merupakan mistery.
Album ini berisikan delapan lagu instrumental, di antaranya Where Are You Now, I see You Among The Stars, Just 1 Thing, Warrior, Tinombala, Crazy Monkey, Amor Ciego, dan I’m Not That Funky.
Proyek ini menurut Hengky sendiri adalah sebuah proyek yang agak idealis karena hanya berisikan lagu lagu instrumental saja.
“Saya memilih tema Where Are You Now, karena masih banyak pertanyaan dan hal hal yang masih mengganjal atas berpulangnya mendiang istri. ” jelas Hengky.
Diceritakan Hengky Supit dalam proses pengemasan album instrumental ini, proses kreatifnya memakan waktu beberapa bulan.
“Sekitar 3 bulan, proses pembuatan mixing dan mastering. Musisi yang terlbat hanya Dava atau Danny sepupu saya, yang juga memixing dan memastering album ini.” jelasnya.
Lebih lanjut Hengky Supit menjelaskan alasan dirinya kembali membuat album dikarenakan dirinya sangat yakin masih bisa berkarya dan menyalurkan kreativitas lewat media musik.
“Bagi saya musik merupakan terapi untuk tidak terlalu larut dengan rutinitas pekerjaaan dan kegiatan sehat hari.” jelasnya.
Bicara perkembangan musik yang sangat berbeda di eranya dulu, Hengky menuturkan jika perkembangan musik saat ini sangat pesar dan variatif , era digital yang saat ini luar biasa, lebih memudahkan para musisi untuk bisa membuat karya dibandingkan jaman dulu.
Melihat kondisi tersebut Hengky yakin jika prospect dunia musik di Indonesia saat ini dengan era digital dan globalisasi lebih memudahkan para pelaku musik lebih bereksperiment dan berkarya dengan skala yang lebih besar.
“Walaupun berada di Belanda saya masih memantau perkembangan musik di Indonesia meskpun tidak seintens waktu saya masih tinggal di Indonesia.“ ungkapnya.[]
Comment