![]() |
Karang Taruna 01 Ragunan saat gelar Nobar film G30-sPKI |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Tragedi Gerakan 30 September oleh Partai komunis Indonesia (PKI,red) menjadi catatan sejarah RI. Namun, tragedi sejarah ini dinilai menjadi komoditas untuk kepentingan politik tertentu. Aneh?
Sementara itu, tragedi berdarah penculikan enam jenderal dan satu perwira TNI AD oleh PKI ini dibuatkan film dengan disutradarai Arifin Chairin Noer. Film ini diproduksi 1983.
Namun, semangat warga RW 001 Ragunan, Jakarta Selatan agenda Nobar (nonton bareng,red) ini menjadi agenda tetap tahunan mereka. Panasnya situasi politik hingga urusan nonton film bersejarah saja jadi pro dan kontra.
Bagi warga masyarakat RW 001 Ragunan tidak menggubris soal pro dan kontra soal Nobar film bersejarah tersebut.
Bahkan antusias warga terkait Nobar ini cukup menjadi perhatian public. Meski ditahun 2018 ini tidak semarak seperti tahun-tahun sebelumnya. “Dalam kondisi apapun, agenda Nobar ini tetap berjalan dengan swadaya warga masyarakat RW 001 Ragunan,”terang Indah, Ketua Karangtaruna RW 001 Ragunan kepada Lapan6online.com, pada Ahad (30/09/18) malam.
Acara Nobar tahunan tersebut dibuka secara langsung oleh Abdul Rohim selaku Ketua RW 01, dalam sambutannya mengatakan,”Alhamdulillah acara nobar tahun ini berjalan dengan baik. Dan ini menjadi agenda rutin tahunan kita, untuk tahun ini sepenuhnya tanggungjawab Karangtaruna RW 01. Karena belum lama ini Karangtaruna RW 01 telah resmi dan sah kepengurusannya. Kami bangga dan acara Nobar tahun ini, terlebih mendapat dukungan dari Media Lapan6online.com yang sudah menjadi mitra kita selama ini. Mudah-mudahan tahun depan tetap eksis nobar dengan suasana yang lebih semarak, meriah, penuh keakraban dan kekeluargaan, “ jelas Ketua RW 01, Abdul Rohim dalam sambutannya.
Terlebih di tahun 2018 ini Karangtaruna RW 001 telah resmi dan sah kepengurusannya, sehingga mereka pun tetap semangat terkait kegiatan Nobar film G30S/PKI ini. Adapun tema yang diambil tahun ini adalah “Ogah Lupa Sejarah! Nobar Nyok Film G30S/PKI”, Karangtaruna RW 001 telah mendapat dukungan dan support dari tokoh-tokoh masyarakat, serta bekerjasama dengan Media Independen Lapan6online.com.
Tema Ogah Lupa Sejarah! Nobar Nyok Film G30S/PKI ini bukan sekadar tema biasa, namun lebih kepada mengingatkan kepada kaum muda atawa anak jaman now yang lebih condong dan asyik dengan mainan game, film bersejarah ini justeru harus dipahami dengan baik.
Bagi Indah Nuansa Bukusu selaku Ketua Karangtaruna RW 001 ini bangga akan kerja timnya, kebersamaan dan rasa memiliki organisasinya tersebut, semu kegiatan berjalan dengan baik,
“Diadakannya kegiatan NOBAR Film G30S/PKI adalah sebagai salah satu ajang edukasi sejarah pahlawan Indonesia kepada warga masyarakat, khususnya pemuda-pemudi Rw 01. Hal ini tentunya untuk meningkatkan rasa nasionalisme serta untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan Indonesia,” jelas Indah kepada Lapan6online.com, pada Ahad (30/09/18) malam.
Lebih lanjut Indah mengingatkan sejarah kekejaman PKI saat itu,” Atas kejadian ini, rakyat menuntut Presiden Soekarno untuk dengan segera membubarkan PKI. dan dengan sangat terpaksa, Soekarno akhirnya membubarkan PKI yang merupakan kekuatan terbesar yang mendukung gerakan “Ganyang Malaysia” milik Soekarno. Soekarno kemudian memerintahkan Mayor Jendral Soeharto untuk membersihkan unsur pemerintahan dari pengaruh PKI. perintah itu pun dikenal dengan nama Surat Perintah 11 Maret 1966 yang sesuai dengan pernyataan Soekarno berisi mengenai pengamanan diri pribadi presiden, pengamanan jalannya pemerintahan, pengamanan ajaran presiden dan pengamanan wibawa presiden. G30S/PKI baru berakhir ketika pada pukul 7 malam, pasukan yang dipimpin oleh Soeharto berhasil mengambil kembali kontrol atas semua fasilitas yang sebelumnya direbut oleh Gerakan 30 September.
Ketika sudah berkumpul bersama Nasution, pada pukul 9 malam Soeharto mengumumkan bahwa ia sekarang mengambil alih tentara dan akan berusaha menghancurkan pasukan kontra-revolusioner dan menyelamatkan Soekarno. Ia kemudian melayangkan ultimatum lagi yang kali ini ditujukan kepada pasukan yang berada di Halim. Tidak berapa lama, Soekarno meninggalkan Halim dan tiba di istana presiden lainnya yang berada di Bogor. Untuk jasad ke-7 orang yang terbunuh dan dibuang di Lubang Buaya sendiri baru ditemukan pada tanggal 3 Oktober, dan dikuburkan secara layak pada tanggal 5 Oktober, “ jelas Indah.
Nobar Ini Harus Jadi Agenda Tetap Tahunan
Sementara itu, H.Buchoari selaku Ketua LMK Kelurahan Ragunan yang sekaligus tokoh masyarakat ini sangat antusias mendukung seluruh kegiatan Karangtaruna RW 001, terkait perbedaan nobar tahun kemarin dan tahun ini menurutnya,”Nonton bareng ini menurut kami merupakan sebuah keharusan karena ini adalah sejarah kelam yang harus diketahui oleh generasi muda dan tidak hanya pada tanggal 30 saja tetapi tanggal lain pun jika kita memiliki kegiatan-kegiatan sebaiknya juga ditayangkan filem G30S-PKI ini. Kami berharap generasi muda hari ini lebih mendalami lagi, “ jelas Buchori kepada Lapan6online.com, pada Ahad (30/09/18) malam.
Lebih lanjut, Buchori menambahkan, “Kegiatan tahun ini jika dibandingkan dengan tahun lalu memang berbeda. Tahun lalu karna begitu kerasnya himbauaan dari panglima maka semangat masyarakat untuk menonton tinggi dan banyak yang merespon, nah skarang berbeda. Tapi, insyaAllah walapun kondisi sederhana kami tetap sosialisasikan ke masyarakat karena demi kepentingan berbangsa dan bernegara,” tambahnya.
H.Nurhasan,SE : Budaya Nobar Adalah Inspirasi Rakyat Mengenang Sejarah Gerakan 30 September 1965 / PKI atau G30S/PKI adalah peristiwa pengkhianatan terhadap Bangsa Indonesia terbesar yang pernah terjadi. peristiwa ini terjadi malam hari tepat saat pergantian dari tanggal 30 September (Kamis) menjadi 1 Oktober (Jumat) 1965 saat tengah malam. peristiwa ini melibatkan anggota PKI dan pasukan Cakrabirawa.
Gerakan ini bertujuan untuk menggulingkan Soekarno dan mengubah Indonesia menjadi komunis. Gerakan ini diprakarsai oleh Dipa Nusantara Aidit yang merupakan ketua dari PKI saat itu. DN. Aidit saat itu melancarkan hasutan-hasutan kepada rakyat Indonesia untuk mendukung PKI menjadikan Indonesia sebagai “Negara Yang Lebih Maju” dengan menciptakan persekutuan konsepsi NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis). DN Aidit dinyatakan sebagai dalang dari G30S/PKI oleh Pemerintah Republik Indonesia pada masa Presiden Soeharto.
Dan tragedi berdarah penculikan enam jenderal dan satu perwira TNI AD oleh PKI ini dibuatkan film dengan disutradarai Arifin Chairin Noer. Film ini diproduksi 1983. Namun, dari tahun ke tahun pemutaran film bersejarah tersebut menjadi pro dan kontra, namun tidak bagi warga masyarakat RW 001 Ragunan, Jakarta Selatan menjadikan Nobar (nonton bareng,red) Film G30S/PKI tersebut menjadi agenda tetap tahunan mereka. Ini terbukti warga masyarakat melalui Karangtaruna RW 001 Ragunan bekerjasama dengan Media Independen Lapan6online.com menggelar nonton bareng dengan tema “Ogah Lupa Sejarah! Nobar Nyok Film G30S/PKI di Lapangan RW 001 Ragunan, Jakarta Selatan, pada Ahad (30/09/19).
Dalam agenda tetap Karangtaruna RW 001 Ragunan tersebut, tampak hadir H.Nurhasan atau yang lebih dikenal Bang Anton salahsatu caleg Partai Gerindra Dapil 8 wilayah Kecamatan Pasar Minggu, Pancoran, Mampang Prapatan, Jagakarsa, dan Tebet di acara Nobar tersebut.
Terkait Nobar Film G30S/PKI menurutnya,”Bisa dibilang jika budaya nobar ini terinsprasi dari keinginan rakyat yang ingin menonton lagi acara G30S-PKI yang sudah lama beberapa tahun yang tahu lalu dilarang. Jadi, dengan adanya kegiatan seperti ini khususnya anak muda dan remaja yang hadir di malam hari ini dapat menangkap kejadian yang cukup memilukan dan menjadi sejarah bangsa kita agar kita selalu mawas akan paham-paham yang dapat membuat masyarakat kita terpecah belah, “ jelas Bang Anton kepada Lapan6online.com, pada Ahad (30/09/18) malam.
Lebih lanjut Bang Anton menambahkan bahwa,”Kegiatan NOBAR yang difasilitasi oleh karang taruna RW 01 Kel.Ragunan ini mudah-mudahan akan terus dibuat ditahun-tahun berikutnya dan saya berharap kegiatan ini bukan hanya sekedar cerimoni tetapi masuk kedalam alam pikiran kita sebagai anak bangsa,” tambahnya. [Q-Pank/Enno/Sofi/Mae]
Comment