RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Tangis Miftah Maulana Habiburahman alias Gus Miftah pecah. Suaranya bergetar saat mengumumkan pengunduran diri dari Utusan Khusus Presiden Bidang Toleransi Kerukunan Umat Beragama dan Prasarana Keagamaan.
Gus Miftah mundur sebagai anak buah Presiden Prabowo Subianto buntut sikapnya menghina penjual es teh saat pengajian di Magelang, Jawa Tengah, pada akhir November lalu. Padahal, dia baru menjabat Utusan Khusus Presiden pada Oktober lalu. Artinya, Gus Miftah duduk di kursi Utusan Khusus Presiden dalam waktu singkat, hanya sekitar 1,5 bulan.
Saat menyatakan mundur, Gus Miftah mengaku tidak berada dalam tekanan. Keputusan itu murni kesadarannya sendiri. Setelah dirinya melakukan perenungan.
“Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” kata Miftah di Pondok Pesantren miliknya, Ora Aji di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Jumat (6/12) siang.
Gus Miftah mengaku tak kuasa menahan tangis karena belum bisa memenuhi ekspektasi Prabowo. Menurutnya, Prabowo sudah memberikan kepercayaan besar meski dirinya datang dari latar belakang anak jalanan, dekat dengan premanisme, lokalisasi, dan hiburan malam.
“Beliau memberi kepercayaan itu kepada saya. Yang membuat saya terharu betapa besarnya jiwa beliau memberi kesempatan kepada saya,” ucap Gus Miftah.
Prabowo Puji Sikap Ksatria Gus Miftah
Beberapa jam setelah Gus Miftah menyampaikan pengunduran diri dari Utusan Khusus Presiden, Prabowo buka suara. Prabowo mengaku segera menyiapkan pengganti Gus Miftah.
“Nanti kita cari,” kata Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (6/12).
Menurut Prabowo, mundur dari jabatan usai polemik menghina pedagang es teh merupakan sikap bertanggung jawab dari Miftah. Dia pun menghargai sikap Gus Miftah.
“Komentar saya, saya kira itu adalah tindakan bertanggung jawab, tindakan ksatria. Beliau sadar beliau salah ucap. Beliau bertanggung jawab dan beliau mengundurkan diri. Saya kira kita hargai sikap kesatria itu,” ujarnya.
Dia juga menilai tidak ada maksud jahat dari Gus Miftah. Prabowo menyebut, bahasa ceramah yang digunakan Miftah karena pergaulan Miftah.
“Saya kenal beliau, ya mungkin karena beliau memang bergaul dan sering berceramah di kalangan bawah, mungkin bahasa beliau niatnya bukan niat jahat, bukan niat hina. Tapi terlepas mungkin ya salah lah, salah ucap. Beliau sadar beliau salah, beliau bertanggung jawab. Beliau mengundurkan diri. Saya kira itu jelas,” tutur Prabowo.
“Saya kira di Indonesia juga jarang orang merasa salah, bertanggung jawab, dan mengundurkan diri. Jadi kita hargai. Beliau sendiri sadar bahwa dia salah,” imbuh dia.
Banyak Pihak Minta Prabowo Evaluasi Gus Miftah
Sebelum Gus Miftah mundur, muncul gelombang desakan agar Prabowo mengevaluasi pimpinan Ponpes Ora Aji Sleman itu. Desakan itu muncul karena geram dengan sikap Gus Miftah yang menghina penjual es teh.
Sejumlah politisi Gerindra bahkan terang-terangan menyatakan Gus Miftah perlu dievaluasi. Gerindra merupakan partai politik besutan Prabowo.
“Tentu itu patut menjadi evaluasi apalagi namanya pemimpin,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (4/12).
Budisatrio menyayangkan adanya ucapan-ucapan dari Gus Miftah yang dinilai kurang baik tersebut. Apalagi, kata dia, ucapan seperti itu justru dilontarkan oleh seorang pemimpin.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan ke pemerintah agar mengevaluasi Gus Miftah. Dia memastikan telah menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Dia meminta Gus Miftah instropeksi diri.
“Kita DPR juga melihat aspirasi masyarakat juga sudah meminta kepada pemerintah, tidak hanya kepada Gus Miftah, tapi juga mengimbau untuk melakukan introspeksi, evaluasi-evaluasi terhadap kinerja masing-masing pembantu presiden maupun Utusan Khusus Presiden,” pungkas Dasco.
Gus Miftah Hina Penjual Es Teh
Gus Miftah menghina penjual es teh pada 20 November 2024 lalu. Saat itu, Gus Miftah mengisi acara bertajuk selawatan yang digelar di Lapangan Drh Soepardi, Sawitan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Saat kejadian, penjual es teh sedang menjajakan jualannya di tengah peserta kajian. Gus Miftah kemudian bertanya soal es teh yang dijual tersebut sambil menyebut kata gobl*k.
Setelah menghina, Gus Miftah tertawa. Beberapa jemaah pun ikut tertawa terbahak-bahak. Sementara penjual es teh itu hanya bisa terdiam dan terlihat raut wajahnya sedih. Rekaman video insiden ini kemudian menjadi viral di media sosial, dan Gus Miftah pun menerima banyak kritik. []
Comment